Happy reading...
Kringgg
Suara alarm memaksa Hanna bangun dari tidurnya, dengan masih setengah sadar dia menyeret kakinya menuju kamar mandi. Seperti biasa Hanna pasti menghabiskan waktu bermalas-malasan atau tertidur kembali di kamar mandi.
Baru saja Hanna memejamkan matanya, suara ketukan pintu terdengar dari luar.
"Non Hanna, non Hanna," panggil Bi Sumi
"Iya Bi," jawab Hanna pelan sembari menguap.
"Non Hanna nggak sekolah? Udah jam 7 loh," ujarnya lagi.
Hanna langsung menegakkan kepalanya spontan, hal itu membuat kepalanya sedikit pusing. Tapi secepat mungkin Hanna menyambar handuk lalu melakukan ritual mandi bebeknya. Belum ada 5 menit Hanna sudah siap dengan seragamnya dan rambutnya ia kuncir dengan asal-asalan.
Sial
Gara gara memikirkan si Raja, dia lupa memasukan buku kemaren malam. Untung saja dia sempat belajar sedikit jadi hanya perlu merapikannya dan memasukan ke dalam tas. Dengan gerakan super cepat, Hanna menyambar sweater berwarna navy di atas kasur."Papa ayo berangkat Hanna udah telat!" Hanna berteriak dari anak tangga.
"Loh papa sama mama mana Bisum?" bingung Hanna saat tak menemukan siapapun di ruang makan.
"Tuan sama nyonya belum pulang non dari luar kota,"ujar Bisum dari arah dapur.
Hanna menepuk dahinya pelan.
"Astaga Hanna lupa.""Yaudah bi Hanna berangkat dulu, udah telat."
"Sarapannya non, nanti maagnya kabuh!"
Hanna tersenyum sambil menyambar sepotong roti tanpa selai, lalu berpamitan.
"Berangkat Bisum"
"Hati - hati non."
Hanna sedikit berlari menuju halte dekat rumahnya, dan keberuntungan menghampiri Hanna kali ini. Di sana sudah ada angkot yang tengah menerima penumpang lainnya.
"Ini mang uangnya," ujar Hanna menyodorkan 2 lembar uang sepuluh ribuan.
"Masuk Neng."
Tetapi nasib sial memang menimpanya hari ini. Saat tiba di tujuan, ternyata gerbang sekolah telah di tutup. Hanna melihat jam di tangannya, ia ternyata telat lima belas menit. Gadis itu lalu melihat ke dalam sekolah, sudah sedikit sepi. Hanna mendesah pasrah, tangannya menyeka bulir keringat di dahinya. Dia lalu memutuskan berjalan menuju pintu belakang sekolah. Tak peduli dengan resiko yang ada, persetan dengan siswa - siswa berandalan yang akan mengganggunya di warung dekat sana nanti yang jelas Hanna harus sampai di kelas tepat waktu.
"Woiehhh ada adek kelas ni, telat ya?" ujar seorang cowok yang Hanna tau bernama Panji. Kakak kelas super bandel yang selalu mencari keributan. Namanya sudah tersebar di seluruh penjuru sekolah sebagai siswa yang paling sering masuk ruang BK. Ya, dia langganannya Miss Rum.
"Iya kak," jawab Hanna santai sambil sesekali terbatuk akibat asap rokok mematikan yang Panji dan teman temannya pegang. Tersadar, gadis itu menepuk mulutnya pelan, kenapa malah ngejawab sih? Kesalnya merutuki kebodohannya. Mampus sudah ia tak akan bisa pergi dengan selamat dari sini.
"Duduk di sini aja dulu dek," ujar salah satu dari mereka.
"Nggak usah kak, makasih," ujar Hanna lalu beranjak pergi, "saya buru- buru."
"Eits tunggu dulu," cegah Panji menahan tangan Hanna. Cowok dengan kemeja yang acak-acakan itu berdiri dengan senyum miring. Jangan lupakan sebatang rokok di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Boy (Tamat)
Teen FictionAku menyukaimu sama seperti aku menyukai hujan, tetapi mari kita lihat apa kamu bisa sedikit saja berbeda dari hujan yang ku sukai.