Hanna Sabrina Aditama
Nahh kali ini giliran Hanna nih. Cantik bangetkan!? Selamat membaca semua, seneng deh kalo ada yang suka hehe. Makasih ya😊🤗🙏
***
Happy Reading......
Hanna mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan bernuansa putih dengan bau obat obatan yang sangat menyengat. Netranya kemudian menangkap lelaki paruh baya masih dengan jas dan dasi di lehernya tertidur sambil menggenggam tangan Hanna, Sungguh betapa dirinya menyayangi lelaki itu, dia adalah kekuatan Hanna, sumber kehidupan baginya.
Gadis itu tersenyum kecil, mengusap pelan lengan kokoh Papanya. Lengan yang selalu merengkuhnya dan mengusap punggungnya dengan lembut.
"Papa!"
"Pa bangun, nanti punggungnya sakit."
Lelaki paruh baya itu membuka kedua matanya perlahan, sorot mata teduhnya menatap Hanna dengan sayang,"ehh kesayangan Papa Roy udah bangun, tidur nyenyak?"
Hanna menganggukkan kepalnya pelan sambil memamerkan deretan gigi putihnya.
"Siapa yang sakit Pa? kok kita di rumah sakit?"
"Siapa yang di pasangin infus? Siapa juga yang tidur di ranjang rumah sakit?" Tanya Roy heran dengan pertanyaan anaknya itu.
"Hanna."
"Yaudah berarti siapa yang sakit?"
"Nggak tau," jawab Hanna berlagak seperti orang linglung membuat Roy menarik hidung Hanna pelan sambil terkekeh gemas.
"Dasar kamu ini."
Hanna ikut mengembangkan senyumnya , yang tadi itu ia hanya bercanda saja, mana mungkin Hanna sebodoh itu untuk mengetahui bahwa dirinyalah yang sakit. Hanna kemudian memeluk perut Roy erat, menenggelamkan kepalnya di dada bidang lelaki itu, helaan nafas berat kemudian terdengar darinya.
"Pa.... kambuh lagi ya? Hanna takut!" Ada nada kesedihan dan cemas dari kata katanya.
"Stt nggak sayang, kamu cuma kecapean. Makanya jangan main hujan terus! sakitkan." Roy mengelus surai lembut milik Hanna, lalu sesekali memberi kecupan sayang di pucuk kepala gadis itu.
"Papa, I love you," ujar Hanna setelah melepas pelukannya.
"Papa juga mencintaimu."
Sangat besar rasa sayang Roy terhadap putri satu satunya itu, semua yang ia lakukan hanya untuk kebahagian Hanna, Hanna kecilnya. Hanna yang membawa kehidupan baru di hidupnya. Masih Roy ingat dimana Hanna yang baru lahir waktu itu menggenggam tangannya kuat dengan tangan kecilnya. Hari itu saat saat paling membahagiakan di hidup Roy. Roy berjanji akan terus mendampingi dan menjaga Hanna dengan segenap jiwa dan raganya, tak akan ia biarkan putri kecilnya kembali menjadi rapuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Boy (Tamat)
Teen FictionAku menyukaimu sama seperti aku menyukai hujan, tetapi mari kita lihat apa kamu bisa sedikit saja berbeda dari hujan yang ku sukai.