Lagunya bagus, ayo dengerin.
Happy readingg guyss.......
Hari demi hari berlalu dengan sangat cepat, hari ini adalah hari yang sangat di tunggu semua murid kelas tiga. Ya ini adalah hari terakhir mereka mengikuti ujian nasional dan setelah ini mereka hanya akan fokus pada tujuan mereka masing-masing. Menikmati detik-detik kelulusan yang kalau dirasa sedikit menyesakan karena akan ada sebuah perpisahan di sana. Hanna tersenyum dalam diamnya, matanya yang menatap ke arah komputer tak sepenuhnya di sana. Kalian jangan salah sangka karena Hanna sudah selesai dengan soal-soal yang cukup menguras otak. Ia Hanya memikirkan apa yang harus ia lakukan setelah ini, menghabiskan waktu berkencan atau pergi dengan teman-teman nya? Aahh Hanna akan melakukan keduannya.
Setelah waktu pengerjaan berakhir semua murid berhamburan keluar, ada yang menuju parkiran ada juga yang menuju ke kantin termasuk Hanna sendiri. Ia sudah janji dengan Raja di sana dan Ia yakin mereka sudah duduk manis dengan segelas es teh manis di depannya.
Hanna mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru kantin, mencari kelompok paling berisik yang memekakkan telinga. Itu dia...
"Haii," sapa Hanna pada Aldi dan Kennan yang tengah berdebat entah apa.
"Eehh neng geulis sok atuhh duduk samping akang." Kennan berujar dengan tampang tengilnya. Tangannya menepuk bangku yang bahkan tak kotor sedikitpun. Hanna bertanya-tanya kenapa juga Raja memelihara mahluk sejenis Kennan ini?
"Raja mana?" Tanya Hanna mengabaikan Kennan yang masih setia dengan cengiran konyolnya.
"Belum liat gue, beda ruangan juga." Jawab Aldi yang asik memasukan potongan baso miliknya.
"Kayaknya semua udah keluar deh, udah lewat 30 menit ini." Hanna menatap jam di tangannya dengan pipi yang ia kembungkan.
"Udahlah tunggu aja mungkin masih ke kamar mandi dianya, lagian ada Kennan yang ganteng di sini." Kennan menaik turunkan alisnya tengil. Ingin rasanya Hanna menyentil dahi mulusnya itu, siapa tau otaknya bisa bergeser ke tempat semula.
"Yaudah dehh aku mau beliin dia susu sama cimol dulu." Hanna beranjak dari duduknya menuju ke stan makanan yang ia cari. Antrean nampaknya cukup ramai di stan mang mamat dan Hanna harus siap berdiri dalam waktu yang lama. Apa boleh buat semua ini demi Raja. Hehe Hanna emang bucinn maafkan.
Hanna mengelap keringat yang sedikit membasahi dahinya, akhirnya yang ia cari ada di tangannya. Gadis itu melirik ke arah meja tadi dan masih tak ada tanda-tanda kedatangan pacarnya. Apa mungkin cowok itu ada di atap sekarang? Aah mungkin saja ia karena memang di sanalah satu-satunya tempat yang sering Raja kunjungi. Gadis itu kemudian melangkahkan kaki mungilnya menaiki satu persatu anak tangga. Tak sabar rasanya menghabiskan waktu berdua dengan sang pacar. Sudah semejak hari pertama UN mereka jarang berdua, ya memang semua ini keinginan Hanna sih karena ingin fokus dengan ujiannya. Tapi pada akhirnya dia juga yang rindu setengah mati.
"Makasi Raja."
Suara itu, suara yang dengan sempurna terdengar di telinga Hanna membuat gadis itu menegang seketika. Kakinya dengan pasti melangkah mendekat memastikan pendengarannya tak salah tangkap dan di detik berikutnya tubuhnya seakan kaku dengan kejutan besar yang ia lihat di depannya. Kejutan yang hampir saja membuat Hanna limbung karena kakinya melemas dengan sempurna. Gadis itu menggigit bibirnya menahan sesak yang menyerang dengan tiba-tiba. Rasa sesak yang seakan bisa membuat Hanna mati saat itu juga. Ini terlalu menyakitkan. Apa ini balasan untuknya, apa memang tak ada akhir bahagia untuknya? Kenapa semesta seakan menyiksanya begini? Kenapa? Kenapa?
Mereka berpelukan lagi dan lagi dibelakangnya. Ia benar-benar bodoh, bahkan lebih bodoh dari seekor keledai sekalipun. Sekarang untuk menangispun rasanya Hanna tak sanggup lagi, air matanya sudah kering dan hanya menyisakan rasa sesak yang seakan membunuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Boy (Tamat)
Teen FictionAku menyukaimu sama seperti aku menyukai hujan, tetapi mari kita lihat apa kamu bisa sedikit saja berbeda dari hujan yang ku sukai.