Happy Reading......
"Raja sini foto sama aku!" Hanna melambaikan tangannya dari ujung tangga ke arah Raja yang kini berjalan beriringan dengan Kennan, Dion dan Aldi. Keempat sekawan itu terlihat keren dengan gayanya yang cukup berbeda hari ini. Raja menggunakan jaket denim yang membungkus tubuh sempurnanya, Rambut cowok itu terlihat berantakan, membingkai wajah tampannya. Hanna sendiri mengenakan seragam putih abu lengkap dengan bandana berwarna merah di kepalanya.
"Udah selesai?" tanya Raja sesaat setelah sampai di depan gadis itu.
Hari ini adalah hari dimana angkatan 29 di SMA Harapan Bangsa melakukan foto bersama untuk yearbook mereka. Oleh karena itu Raja dan teman-temannya datang telat. Yah, walaupun sekolah biasa pun mereka tetap telat sih sebenarnya.
"Belum sih, tukang fotonya masih di kelas sebelah," jawab Hanna tersenyum semringah.
"Mau ke kantin?" ajak Raja dengan tangan yang ia masukkan di saku celana abunya. cowok itu terlihat sangat memesona, entah itu perasaan Hanna saja atau bagaimana.
"Foto dulu, mumpung aku lagi cantik."
"Makan dulu," ujar Raja menarik Hanna agar mengikuti langkahnya. mereka berjalan beriringan di koridor yang ramai oleh siswa-siswi yang asyik mengabadikan moment dengan teman mereka. suasananya gembira membuat perasaan Hanna menghangat. Tak akan ada lagi moment membahagiakan seperti yang Ia lalui tiga tahun ini. Semua kenangan itu menyapa dengan ceritanya sendiri. Masa-masa yang katanya adalah masa yang paling membahagiakan dan berkesan untuk kebanyakan orang. Memang tak salah sih, tapi bagi Hanna banyak kenangan menyakitkan juga terukir di rentang waktu itu. Lupakan saja, Hanna sudah berdamai dan yang akan ia ingat setelah ini hanya kenangan indahnya saja.
"Nggak nyangka ya, bentar lagi banyak hubungan yang akan dipisahkan oleh masa depan mereka sendiri," gumam Hanna menatap ke arah lapangan basket sambil tersenyum simpul.
"Hidup memang kayak gitu Hanna," ujar Raja menimpali.
"Sama kayak kita juga ya?"
"Kalo kita nggak sama."
"Kenapa?"
"Gue ikut lo kemana pun," jawab Raja pasti. Tak ada keraguan di setiap kata yang ia ucapkan. Berbeda dengan Hanna yang tak suka dengan Raja yang seperti ini. Biar bagaimanapun keinginan Hanna untuk bisa selalu dekat dengan Raja Ia tak akan egois untuk itu.
"Nggak boleh gitu, kamu harus berjalan di rute kamu sendiri, kejar apa yang kamu mau."
"Udah, gue kan maunya elo," jawab Raja tersenyum sangat tipis pada Hanna yang berjalan di sebelahnya.
Hanna berdehem pelan, menghilangkan efek sebuah kalimat dari Raja pada dirinya,"Yang aku maksud tu bukan gitu, aku maunya kita jalan di haluan masing-masing. Lagian kita kan masih bisa ketemu atau nggak telfonan."
"Hmm."
"Gitu dong, aku kan maunya kamu sukses," ujar Hanna tersenyum senang. Netranya kembali menyelami sudut demi sudut area sekolah yang menyimpan banyak kenangan.
"Inget nggak tempat itu?" Tunjuk Hanna pada area luas tepat di depan gerbang masuk.
"Kan tiap hari lewat," jawab Raja tak peka sama sekali.
Hanna berdecak sambil memutar bola matanya,
"Di sana kan kamu nurunin aku pas pertama kali kita ketemu, kamunya di ajak kenalan mana sok nggak jawab lagi. Untung ganteng.""Ya maaf," ujar Raja sembari terkekeh, cowok itu menarik Hanna untuk mempercepat langkahnya. Bagi Raja, tak banyak kenangan menyenangkan yang ia berikan pada Hanna di sekolah ini. Lebih banyak kenangan tak mengenakannya. Bagaimana ia selalu menolak keberadaan gadis itu dulu dan jangan lupakan kata-kata dinginnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Boy (Tamat)
Teen FictionAku menyukaimu sama seperti aku menyukai hujan, tetapi mari kita lihat apa kamu bisa sedikit saja berbeda dari hujan yang ku sukai.