Hi guys hi ladies....
Cuma mau cuap - cuap dikit heheJadi gini, buat yang suka komen negatif dalam artian nggak suka sama cerita aku bisa kok kalian skip aja kalo udah ngerasa nggak cocok sama keinginan kalian. Takutnya aku bales komen kalian pakek kata-kata nggak ngenakin padahal kalian dah dukung aku. Aku nggak mau buat kalian sakit hati juga...
Sekali lagi kritiklah dengan cara yang positif, so kita bisa sama sama belajar okay!?Tapi emang ini cerita kayaknya nggak jelas banget sih wkwk
Maaf ya...Happy reading....
"Hanna lo bangun woi, lo tidur pakek menitihkan air mata segala," ujar cowok yang kini duduk di samping Hanna. Cowok itu sejak tadi memutar bola matanya malas sambil menggoyang tangan Hanna yang ia gunakan untuk menumpu kepalanya.
"Ni anak ngajak ribut, kalo ketahuan pengawas bisa gawat," gumam cowok itu sambil melirik ke arah seluruh penjuru kelas.
"Itu yang di sana, ada masalah apa?" Tanya pengawas cowok berbadan agak bongsor dari mejanya. Cowok yang ternyata bernama Dafa itu menggaruk kepalanya kasar. Ia bingung harus menjawab apa.
"Enggak ada pak," jawabnya masih berusaha membangunkan Hanna yang menangis dalam tidurnya. Sejak 20 menit yang lalu gadis itu sengaja tidur di meja yang di depannya terdapat layar monitor yang masih menyala. Hari ini adalah hari terakhir ujian nasional dan Hanna sudah selesai dengan soal-soal, jadi kata gadis itu lebih baik ia tidur saja.
"Gue dimana?" Tanya Hanna mangusap air matanya linglung.
"Bego, ini lagi ujian lo tau!?" Galak Dafa anak Ips 3 yang kini duduk di samping Hanna.
"Bukannya gue berangkat ke Landon?"
"Landon muka lo glowing, mimpi lo kejauhan."
Hanna membuka mulutnya tak menyangka yang barusan terjadi hanya mimpi. Rasanya sangat nyata, bahkan dada Hanna masih terasa sesak. Bayang-bayang Raja yang berpelukan dengan Jenny di atap sekolah bergerak hilir-mudik di kepalanya. Gadis itu menatap ke sekeliling ruangan dengan mata yang mengerjap tak percaya.
"Tadi itu cuma mimpi?" Gumam Hanna pelan. Gadis itu masih terbengong-bengong heran.
"Lagian bisa-bisanya lagi ujian lo tidur terus nangis nggak jelas begitu."
"Gue mimpi buruk. Kita bener masih di sekolah kan? Bener lagi ujian kan?"
"Iyalah ogeb, ini gue baru selesai ngerjain. Untung duduk di belakang lo kalo nggak habis udah."
"Ko gue bisa tidur ya?" ujar Hanna masih bertanya-tanya.
"Udahlah pusing gue. Emang nggak salah rumor di seluruh sekolah kalo lo itu bocah freak nggak jelas."
Hanna mendengus lalu kembali menumpu kepala pada lipatan tanganya. Pandangannya menerawang ke luar jendela, menatap gedung sekolah dari lantai 3 tempat ruangan ini berada. Mimpi itu terasa sangat amat nyata. Bagaimana Raja yang memohon untuk di dengarkan dan juga dirinya yang sok kuat lalu memilih pergi ke Landon. Hanna bergidik, bagaimana jika hal itu benar-benar terjadi? Atau malah sekarang ini ia sedang ada di alam mimpi. Ais lupakan anggap saja yang dikatakan Dafa tadi benar, nanti setelah jam ujian berakhir Hanna akan memastikannya sendiri. Jika hal seperti di mimpi tadi benar-benar terjadi Hanna tak akan pergi, Ia akan membunuh kedua orang itu lalu mengulitinya kemudian ia sumbangkan ke kandang buaya.
"Udah beres Hanna, lo nggak bosen ngelamun?" Tanya Dafa mengibaskan tangannya di depan muka Hanna lalu saat gadis itu sadar dan mendengus sebal Ia pergi dari ruangan dengan cuek. Si berandalan itu mana berani berurusan dengan milik Raja.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Boy (Tamat)
Novela JuvenilAku menyukaimu sama seperti aku menyukai hujan, tetapi mari kita lihat apa kamu bisa sedikit saja berbeda dari hujan yang ku sukai.