My Cold Boy (37)

20.6K 867 88
                                    

Happy reading.....

Pagi yang cerah di tambah udara segar dan juga kicauan burung menemani Hanna yang kini berjalan dengan tergesa-gesa menuju kelasnya. Jam masuk masih cukup jauh tetapi ia harus cepat karena Hanna tak sempat mengerjakan tugas kemaren.

Saat melewati parkiran matanya tak sengaja menangkap Raja yang baru saja turun dari mobilnya. Hanna menghembuskan nafas kencang lalu melanjutkan langkahnya melewati cowok dingin itu. Ia membuat mereka seolah dua orang asing tak pernah bertemu sebelumnya.

"Hanna Sabrina," panggil Raja tak dihiraukan sama sekali oleh sang empu. Gadis itu malah mempercepat langkahnya hingga menghilang di balik tembok.

***

Jam pulang sekolah sudah berbunyi, seharian penuh Raja berusaha untuk berbicara dengan Hanna tetapi diabaikan. Gadis itu seolah bersembunyi dan tak menyadari keberadaan Raja. Tentu saja hal itu membuatnya geram sendiri. Ais, bahkan Ia tidak sadar dengan sikapnya dulu pada Hanna. Betapa tersiksanya gadis itu dengan sikap acuh dan dinginnya.

Sekarang Raja tengah berdiri di lobby dekat kelas Hanna berada. Ia sedikit takut kalau Jenny melihatnya dan menyeret Raja pergi dari sana. Ais, kenapa ia jadi tak ingin bertemu dengan pacarnya itu.

"Hanna, kita perlu ngomong," ujar Raja sambil menggenggam pergelangan Hanna yang lewat begitu saja di depannya.

Terdengar hembusan nafas kasar dari Hanna. Gadis itu menghentikan langkahnya tetapi tak berniat berbalik dan menatap lawan bicaranya.

"Udah cukup ya, gue lagi nggak mood berantem sumpah."

"Ayo ngomong."

"Please Ja," mohon Hanna sembari melepaskan tanganya dari Raja. Gadis itu tersenyum tanpa arti lalu berlalu dari sana. Meninggalkan mantan pacar itu yang tengah menggeram frustasi.

"Lo goblok banget sih njing." Suara Kennan dan Aldi yang entah datang dari mana menyadarkan Raja dari kegiatannya.

Raja mengangkat alisnya tak mengerti sekaligus tak terima dengan apa yang barusan ia dengar.

"Lo jadi cowok jangan nggak jelas kayak gitu lah. Lo nggak mau udahan sama Jenny tapi kayak ngejar Hanna, gimana ceweknya mau ngomong sama lo ogeb," ujar Kennan panjang lebar sedangkan Aldi hanya mengangguk menyetujui.

"Terus gue harus gimana," tanya Raja lagi membuat mereka berdua berteriak murka.

"Kemarin kan udah gue tanya, bener nggak masih ada Jenny di hati lo? kalo nggak putusin dia."

"Gue masih belum yakin."

"Kadang ni ya, lo harus bisa sesegera mungkin buat sadar dan paham perasaan lo sendiri. Takutnya kalau lo terlalu lama sama pikiran dan gengsi lo yang tinggi itu, orangnya bisa pergi. Gue tau pasti lo udah nemuin jawaban cuma otak lo aja yang nggak mau nerima. Di kepala lo ada sugesti kalau lo nerima semua kenyataan akan bikin lo merasa jadi orang yang nggak konsisten dan ngejilat ludah lo sendiri. Tapi sekarang ya tergantung gimana lonya Ja kalau lo mau terlambat ya udah tetep aja diem di tempat," ujar Aldi yang entah bagaimana bisa sok bijak. Mungkin cowok itu sudah muak dengan sikap tidak jelas yang Raja tunjukkan. Dari awal memang ia lebih mendukung Hanna dari pada mak lampir yang entah Aldi ada salah apa hingga selalu menatapnya sinis. Pengen ia colok aja matanya.

"Jangan bilang lo masih nggak ngerti?" Geram Kennan dengan wajah siap untuk marah.

"Sedikit," jawab Raja dengan tatapan datar.

"Lo ngerti tapi masih di sini? Udahlah yuk Al, stress kalau lama-lama ngasih tau Raja," kesal Kennan menarik Aldi untuk mengikuti langkahnya pergi dari sana.

My Cold Boy (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang