Happy reading........Suara riuh dari para penonton memenuhi seluruh penjuru sekolah. Hari ini adalah jadwal jeda semester di hari pertama. Banyak lomba lomba yang diadakan kali ini. Mulai dari futsal putra dan putri, speak contest, lomba membuat anime, fotograpi dan terakhir SMA mencari bakat atau yang sering di sebut SMB.
Riuh suara penonton bertambah keras ketika lomba futsal di kategori putra akan segera di mulai. Beberapa koleksi cogan SMA Harapan Bangsa mulai memenuhi lapangan tak terkecuali cowok yang sedari tadi Hanna cari. Gadis mungil yang tengah berdiri di pinggir lapangan itu melambai lambaikan tangannya ke arah cowok dengan seragam futsal berwarna merah yang sedang duduk bersama timnya. Tak lupa juga senyum manis yang sejak tadi tidak lepas dari sudut bibirnya. Tetapi cowok yang dituju hanya menampilkan ekspresi datar dan dinginnya, menatap Hanna sejenak lalu kembali sibuk dengan kegitannya.
"HANNA SINI!" teriak Kennan yang duduk di samping Raja membuat cowok dingin itu menatapnya tajam sambil menyikut pelan perut Kennan.
Kennan meringis pelan sambil menatap Raja dengan bengis, "Apasih Ja? Pacar lo tuh."
Hanna tersenyum senang sambil mengacungkan ibu jarinya ke arah Kennan yang tengah menatapnya sambil tersenyum lebar. Ya Kennan emang manis dan ganteng. Ditambah senyum secerah matahari yang selalu menghiasi bibirnya. Sayang semua itu kebating dengan sikapnya yang tengil dan petakilan.
Hanna merengsek keluar dari kerumunan teman teman sekelasnya setelah berpamitan pada Jenny yang sejak tadi sibuk dengan ponselnya.
"Haloo mamae, kangen tau lama nggak ketemu lo." Sapaan Kennan memenuhi gendang telinga Hanna membuat gadis itu mencebikan bibirnya geli.
"Kangen guenya apa makanannya?" Tanya Hanna setelah mendudukan pantatnya di samping Raja. Kennan sontak saja tertawa kencang mendengar itu.
"Yang udah jadian mah beda ya auranya." celetukan Aldi membuat Hanna menoleh ke arah belakang. Menatap cowok keturunan Cina itu dengan riang. Disana ada juga Daren yang sibuk melakukan pendekatan dengan seorang kakak kelas yang tidak Hanna ketahui namanya. Yang jelas gadis itu cantik dan putih. Sesuailah sama tipe Daren.
"Aldi mah bisa aja. Mana gebetan lo di? Nggak enak loh jadi nyamuk." Hanna menaik turunkan alisnya sambil menatap Aldi dengan pandangan menggoda.
"Ntar deh kalo koleksi video gue udah habis gue pepet Si Siti," ujar Aldi yang di hadiahi pelototan galak oleh Kennan.
"Eeh kang cilok jangan berani deketin Siti ya! Tak gibeng juga lo." Kennan mengangkat tangannya ke arah Aldi tetapi di balas juluran lidah oleh sang empu.
"Kalian dapet urutan ke berapa?" Tanya Hanna menyela adu mulut diantara Kennan dan Aldi.
"Ni habis ini, kita lawan kelas 12 IPA 2. Sorakin yang keras ya Na!" Daren duduk di samping Hanna dengan kaki yang ia biarkan terlentang lurus.
"Siap nanti aku sorakin kalian. Kamu mau aku sorakin nggak?" Hanna menggoyangkan lengan Raja yang tengah menonton petandingan dengan sangat serius membuat Hanna gemas sendiri. Ni cowok ya... bener bener, Arghh udahlah...
"Nggak usah.m," ujarnya ketus tanpa menatap Hanna. Ni cowok keturunan bapaknya bunglon kali ya? Sikapnya nggak pernah stabil. Bentar bentar manis, bentar bentar ketus. Bentarnya lagi dingin bin datar.
"Loh kenapa?" Tanya Hanna dengan tatapan heran.
"Malu."
Anjirr
Satu kata yang sukses bikin Hanna diam seribu bahasa.
"Nyelekit banget ya Na." Kennan dan Daren tertawa terbahak bahak. Menatap Hanna dengan pandangan mengejek. Sungguh laknat ini teman teman Raja. Bukannya di belain malah di ketawain.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Boy (Tamat)
Teen FictionAku menyukaimu sama seperti aku menyukai hujan, tetapi mari kita lihat apa kamu bisa sedikit saja berbeda dari hujan yang ku sukai.