My Cold Boy (52)

16.3K 571 22
                                    

Happy reading....

Hanna terbangun dengan memeluk boneka anak kucing yang super lucu. Tapi kalau dipikir-pikir yang memberikan lebih lucu sih sebenarnya. Ia tersenyum konyol menyadari isi pikirannya sendiri, bahkan jantungnya masih saja berdetak dengan tak normal. Rajanya yang dingin dan datar sudah berubah menjadi pribadi yang hangat dan perhatian padanya. Huhhh betapa beruntungnya Hanna.

Tok tok tok

Suara di pintu membuat Hanna beranjak dari tempatnya, ia raih kaca mata yang biasa ia pakai dengan tergesa-gesa.

"Iya?"

"Non ada yang nyariin di bawah." Bi sumi yang berdiri di belakang pintu bersuara pelan dan sontak membuat Hanna kaget. Ini bahkan masih pagi tetapi Raja sudah menjemput saja, Hanna bahkan belum mencuci wajahnya.

"Aah iya Bi, mintak tolong suruh nunggu bentar ya Hanna mau siap-siap dulu."

Bi sumi bersuara mengiyakan lalu dengan cepat Hanna melesat ke kamar mandi. Tak butuh waktu lama untuk gadis itu bersiap karena sekarang ia sudah menuruni tangga dengan tas di gendongannya.

"Selamat ulang tahun, sayang," ujar Papa dan Mamanya yang tengah duduk di meja makan. Keduanya mengenakan topi ulang tahun yang terlihat sedikit kekanakan. Hanna terkekeh lalu berlari kecil menghampiri keduanya. Ia daratkan kecupan di pipi dua orang yang paling dia sayangi.

"Anak Papa udah tambah tua aja." Roy berbicara sambil memasangkan topi yang sama di kepala Hanna. Ia usap surai lembut Hanna yang sudah sangat tipis itu. Pria paruh baya itu terkekeh menyembunyikan rasa khawatirnya.

"Berdoa dulu," ujar Mamanya yang langsung menimpali. Tak ingin suasana membahagiakan seperti ini berganti.

Hanna menganguk lalu memejamkan matanya," Hanna berharap semoga bisa nemenin Mama, Papa terus dan semoga Mama sama Papa makin sayang sama Hanna karena sampai kapanpun Hanna akan tetap jadi little princessnya kalian berdua. Maafin Hanna kalau belum bisa jadi yang terbaik, yang jelas Hanna sayang banget sama kalian berdua, sayangnya Hanna melebihi apapun."

"Tuhkan Mama jadi terharu." Sang Mama mengusap air mata di ujung matanya. Lalu memeluk anaknya dengan sayang.

"Boleh Hanna tiup lilinnya?" Tanya Hanna sambil bertepuk tangan kecil, ia tak ingin terbawa suasana.

Keduanya menganguk lalu dengan pasti Hanna meniup lilin yang menyala di atas kue cantik yang terlihat lezat itu.

"Suapan pertama Hanna yang makan aja." Hanna memakan potongan pertamanya dengan semangat. Ia menyayangi keduanya sama rata jadi biar Hanna yang memakannya.

"Kayaknya tadi malem ada yang berbunga-bunga?." Roy menatap Hanna sambil menaik turunkan alisnya berulang kali. Pria itu menatap Hanna dengan pandangan menggoda.

"Papa ngintip ya?." Tuduh Hanna dengan pipi yang memerah. Aah malu sekali dirinya.

"Iyalah, siapa tau kalian macem-macem kan."

"Nggak mungkinlah Papaku sayang, Raja itu anak baik hehe."

"Iya deh bucin."

Hanna mendengus sebal mendengar ejekan dari Mama dan Papanya, ia baru sadar bahwa Bi Sumi bilang Raja sudah di bawah tetapi kenyatannya tidak ada. Gadis itu mengedarkan pandangannya ke penjuru rumah sekali lagi takut takut pandanganya yang tak menangkap. Tetapi yang ia cari memang tak ada.

"Nyari siapa hayo?." Kini giliran sang Mama yang menggoda Hanna membuat gadis itu mengusap tengkuknya salah tingkah.

"Papa yang nyuruh Bibi boongin kamu, biar cepet ke bawahnya." Roy berucap sambil tertawa puas.

My Cold Boy (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang