Happy reading....Hujan masih saja turun
dengan lebatnya padahal jam sudah menunjukkan hampir tengah malam. Hanna tak bisa tidur dan memilih menatap hujan lewat jendela yang sengaja ia buka sedikit. Memang udara seperti ini tidak baik untuk kesehatan tapi Hanna sangat menyukai aroma dan kesejukannya. Hanna tersenyum kecil dalam diamnya kemudian meraih ponsel di atas nakas, ia buka aplikasi Instagram miliknya untuk sekedar membagikan momen yang Hanna sukai kepada orang di sekitarnya.Hanna tersenyum setelah videonya berhasil terkirim, ia eratkan selimut yang menutupi tubuh mungilnya. Hanna harus segera tidur karena jika tidak besok ia bisa kesiangan. Hanna tidak boleh jadi anak malas, udah mau ujian.
Denting jarum jam yang teratur berhasil membuat rasa kantuk menyerang gadis itu tetapi ketika Hanna ingin menutup mata, dering ponselnya tiba-tiba saja mengintrupsi. Nama yang tertera di layar benda pipih itu membuat raut kesal di wajah Hanna berubah menjadi senyuman kecil.
"Hallo," sapa eseorang di sebrang sana dengan suara beratnya.
"Kenapa nelpon? Kangen ya?" Hanna tertawa kecil diakhir kalimatnya. Suaranya parau karena kesadarannya yang sudah di ambang batas.
"Kenapa belum tidur?" Bukannya menjawab Raja malah balik bertanya.
"Ini baru mau tidur. Kamu juga kenapa belum tidur?"
Lama tak ada jawaban Hanna melihat sambungan telepon dan ternyata masih tersambung. Kenapa juga pacarnya itu tiba-tiba diam tanpa suara.
"Kok nggak jawab? Jangan bilang kamu lagi sama cewek lain? Kamu jangan tebar pesona ya!" Ancam Hanna tanpa rem.
"Enggak Hanna, ini lagi di rumah Kennan."
"Kok belum pulang ini udah malem? Kamu bohongin aku ya? Ngaku!"
"Beneran bawel."
"Coba vc!" Pinta Hanna curiga.
"Nggak Hanna."
"Tuhkan pasti kamu bohongin aku. Aku nggak denger suara siapapun selain kamu."
"Katanya percaya sama aku?" Suara Raja datar tetapi terdengar sedikit frustasi.
"Mas." Suara wanita dari sebrang sana membuat Hanna melotot marah.
"TUHKAN ADA SUARA CEWEK, RAJA JUJUR KAMU LAGI DIMANA! KAMU JAHAT BANGET SIH UDAH TAU MOOD KU LAGI NGGAK BAIK. AKU PUKUL KAMU KALAU SAMPAI MAIN SERONG, BENERAN AKU, SERIUS."
"Itu suara bibi di rumah Kennan Hanna."
Hanna menahan tangisnya," Udah ah aku kesel, kamu malem malem bikin aku nangis aja. Harusnya nggak usah nelpon tadi."
"Jangan nangis! beneran nggak ada apa apa"
"Jangan di tutup dulu." Raja tak menghiraukan dengusan kesal dari Hanna karena ia tahu gadis keras kepala ini nggak bakal percaya biarpun mulut Raja berbusa karena menjelaskan.
"Nggak mau, aku tutup pokoknya." Kesal Hanna tapi tak kunjung menutup sambungan telepon.
"Please."
"Yaudah cepetan ngomong, aku ngantuk."
Ceklekk
Tiba-tiba saja lampu padam dengan sendirinya dan itu sukses membuat Hanna memekik kaget. Pandangannya menelusuri sekeliling kamar, lalu gadis itu bergidik ngeri. Suasana seperti ini sedikit seram karena ruangan yang gelap dan juga suara hujan yang bertubrukan dengan atap.
"Raja kamu masih di sana? Jangan dimatiin dulu temenin aku ngomong pokoknya. lampu rumah aku mati."
"Raja ngomong dong jangan diem diem bae, Raja kalau beneran nggak ngomong aku ngambek." Ujar Hanna lagi saat tak mendapat jawaban. Tangannya mencoba meraih knop pintu dan pandangannya masih menatap ke sembarang arah dengan waspada.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Boy (Tamat)
TeenfikceAku menyukaimu sama seperti aku menyukai hujan, tetapi mari kita lihat apa kamu bisa sedikit saja berbeda dari hujan yang ku sukai.