Happy Reading......."Lo kenapa bengong mulu sih Ja?" Tanya Daren saat cowok yang biasa di panggil Raja itu hanya melamun sambil mengisap benda beracun yang entah sudah keberapa.
Raja merebahkan dirinya, enggan menjawab pertanyaan yang Daren lontarkan. Cowok itu menutup mata dengan lengannya, menghalangin cahaya yang terasa menyilaukan. Akhir akhir ini pikirannya berkecamuk, memikirkan ada apa dengan dirinya. Kenapa dia mulai tidak merasa risih dengan keberadaan Gadis cerewet bernama Hanna itu dan malah dia menujukan perhatian perhatian kecil tanpa bisa dia kendalikan. Yang lebih membebani pikirannya, kenapa juga dia merasa uring uringan begini saat Hanna marah dan menghidar darinya. Bukankah dulu dia yang senang saat gadis itu tidak ada? Tapi sekarang apa ini? Kenapa dia merindukan senyum gadis itu. Sial..
Sambil mengacak rambutnya kasar, Raja mengambil kembali rokok dari katong celananya. Bahkan rokok pun tidak bisa menenangkan pikirannya.
"Apa mungkin menyayangi 2 orang pada saat bersamaan?" Suara dingin itu meluncur bergandengan dengan kepulan asap yang perlahan lahan hilang di telan angin.
Daren mengernyit sebentar, menatap Raja lalu menganguk ngangukan kepalanya pelan,
"Mungkin aja sih menurut gue, tapi pasti porsinya yang beda."Raja mengangkat alisnya, tak mengerti dengan perkataan Daren,
"Maksud?""Ya mungkin aja rasa sayang lo buat si A mulai hilang dan rasa sayang lo ke B baru tumbuh. Dan keduanya bisa saja hilang kalau lo nggak bisa nentuin mana yang paling lo butuhin."
"Penyesalan selalu dateng belakang bro, lo harus pikirin mateng mateng langkah yang lo ambil"
Raja mengangguk singkat, memasukan perkataan perkataan Daren ke dalam otaknya, lalu memilahnya di sana. Pada dasarnya Daren menegaskan untuk memilih salah satu yang benar benar dirinya butuhkan untuk berada di sisinya, tetapi Raja masih bingung, mungkinkah dia mulai menyayangi gadis itu sedangkan Jenny masih menjadi pemegang hatinya. Kalau memang iya Raja sangat tidak siap kehilang salah satu dari keduanya. Apa bisa semua berjalan seperti ini untuk seterusnya?
Raja mengarahkan pandangannya ke arah parkiran, melihat siswa siswi yang tengah asik berbicang sambil mengeluarkan kendaraannya. Ya, bel pulang memang sudah berbunyi dari 15 menit yang lalu tetapi Raja dan Daren sama sekali belum ingin beranjak dari atap sekolah. Biasanya mereka berempat akan langsung pergi ke warung mbk saat bell berbunyi, tetapi sekarang berbeda. Tidak ada gelak tawa dan pertengkaran kecil di tengah tengah mereka karena Kennan masih saja enggan berkumpul bersama Raja. Hal itu tentu saja membuat Aldi mau tidak mau menemani Kennan dan Daren yang menemani Raja. Bisa di bilang damainya mereka waktu itu hanya ucapan belakang, bahkan satu sekolah pun heran dengan pertengkaran tak berujung dari kedua sahabat karib itu.
Raja mempusatkan pandangannya ke arah gadis yang sejak beberapa hari lalu marah padanya. Gadis itu menenteng ukulelenya dengan kesusahan, kakinya pun masih ia seret dengan tergesa-gesa. Tatapan semua siswa yang ada disana terus saja tertuju ke arah gadis itu, seolah olah menghakimi dirinya karena dengan berani mengabaikan idolanya. Mereka tidak tahu saja siapa yang paling terluka di sini.
Cowok itu memejamkan matanya sebentar lalu menghembuskan nafasnya kasar. Rasa bersalah tiba tiba muncul begitu saja membuatnya langsung bangkit berdiri, menuruni satu persatu anak tangga menuju ke arah parkiran dan mengambaikan teriakan Daren di belakangnya. Raja tidak bisa jika terus seperti ini.
Saat sampai di belakang gadis itu, Raja menahan tangan Hanna yang tidak terluka membuat gadis itu terlonjak kaget sambil menoleh ke arahnya lalu dapat Raja dengarkan decakan kesal keluar dari bibir tipis itu. Bibir tipis yang biasanya tak berheti tersenyum manis, hingga lesung pipinya terlihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Boy (Tamat)
Roman pour AdolescentsAku menyukaimu sama seperti aku menyukai hujan, tetapi mari kita lihat apa kamu bisa sedikit saja berbeda dari hujan yang ku sukai.