Di part ini alurnya aku cepetin ya. Maaf kalau keliatannya terlalu cepet atau kurang nyambung. Dan buat yang sudah menanti nanti konflik, part ini spesial aku tulis buat kalian yuhu yehe.
Happy Reading......
Rapot bayangan sudah di bagikan sejak jumat lalu dan sekarang waktunya menikmati liburan dengan penuh kegabutan. Ya kegabutan yang hakiki. Bagaimana tidak, hari libur sudah hampir berjalan selama 5 hari dan Hanna hanya berguling guling di kasur empuknya ditemani dengan ponsel dan beberapa DVD Drakor tentu saja. Ia hanya akan keluar saat ada jadwal check-up di rumah sakit. Ahh, Jangan tanya kenapa hidup Hanna sangat tidak berfaedah seperti ini karena Hanna pun tak tahu kenapa.
Hanna menatap ponselnya dengan kesal, jam berjalan sangat lambat sekali hari ini. Padahalkan Hanna sudah tidak sabar ingin pergi kencan dengan pacar tampannya itu. Yaa, setelah penolakan berpuluh puluh kali yang Hanna dapatkan, akhirnya Raja menyanggupi ajakan gadis itu untuk pergi menonton film Aladin. Walupun dengan sedikit paksaan sih. Ralat, bukan sedikit paksaan tetapi banyak paksaan.
Tok... Tok... Tok...
Ketukan pada pintu membuat Hanna langsung menyambar tasnya dengan kecepatan super. Rasa rindunya sudah meronta ronta di relung hatinya. Lepaskan Hanna lepaskan! Gitu. Dan ia berharap semoga kali ini
Nggak ada si curut Dion yang biasanya tiba tiba berdiri di depan pintu rumah dan mengganggu Hanna.Hanna berdiri di depan pintu sambil terus menatap Raja dalam. Menyalurkan semua rasa yang ia punya. Terhitung sejak libur di mulai Hanna sama sekali belum bertatap muka dengan Si dingin Raja, membuat gadis itu rindu berat. Ya, Hanna rindu dengan tatapan tajam dan kata kata dingin yang selalu keluar dari bibir tebalnya, Hanna juga rindu tingkah manisnya, walaupun jarang sih. Ahh, sudah berapa banyak kata rindu yang gadis itu lontarkan pokoknya Hanna rindu semua tentang Raja. Hanya Raja tidak yang lain.
Acara saling tatap itu berlangsung cukup lama dan sialnya di akhiri oleh si cowok yang langsung memasuki mobil, menyisakan Hanna yang masih berdiri di ambang pintu. Oke Hanna sudah kebal dangan hal seperti itu, jadi dia nggak akan menghancurkan acara kencannya hanya karena masalah sepele seperti ini.
Hanna berlari kecil, membuka pintu mobil dengan semangat. Gadis itu mendudukan pantatnya dengan nyaman di samping Raja yang tengah menatap lurus kedepan sambil sesekali melirik ke arah Hanna. Tidak dapat di pungkiri, Raja merasa kesepian beberapa hari belakangan ini dan entah kenapa sudut bibirnya mengelitik ingin terangkat saat melihat gadis mungil itu tersenyum sambil menyapanya.
Raja sekali lagi melirik Hanna lewat ekor matanya, memperhatikan gadis yang tengah memejamkan mata, mengendus ngedus ke seluruh sudut mobil hitamnya. Segaris senyum tipis yang tak dapat Raja tahan terukir dengan indah di bibir tebalnya saat hidung mungil milik Hanna kembang kempis akibat kegiatan absurdnya.
"Kok bau parfum cewek ya? Mama Raja kan belum pulang." Hanna bermonolog membuat Raja seketika mengalihkan arah pandangannya. Cowok itu menegang untuk beberapa saat. Ia sungguh lupa, tadi Jenny sempat memakai parfum di mobil dan jelas saja wanginya masih tercium sangat kuat hingga sekarang.
"Ngapain?" Raja buka suara setelah berhasil merangkai beberapa alasan di kepalanya.
"Ahh enggak, kamu habis nganter siapa?" Tanya Hanna masih berusaha mengenali bau wangi yang terasa familiar di hidungnya.
"Bi Asih."
Jawaban singkat yang meluncur dengan indah dari Raja membuat Hanna melongo, menatap cowok itu dengan pandangan heran. Setaunya Bi asih tak pernah pakai parfum sewangi ini. Benar benar alasan tak bermutu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Boy (Tamat)
Teen FictionAku menyukaimu sama seperti aku menyukai hujan, tetapi mari kita lihat apa kamu bisa sedikit saja berbeda dari hujan yang ku sukai.