Kini semuanya hilang,
Entah ini karena karma atau ego ku yang terlalu tinggi.Happy reading.....
Raja menarik tangan Hanna menuju parkiran. Tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya, yang ada hanya ekspresi marah dan dingin di wajahnya.
"Lo apa-apaan sih! Lepasin gue!" Teriak Hanna mulai frustasi, tanganya terasa panas karena ditarik terlalu keras.
"Lo nggak bisa denger ya?"
"RAJA BAGASKARA!"
Hanna menyentak genggaman Raja dengan sekuat tenaga. Gadis itu tak habis pikir dengan orang di depannya itu. Benar - benar arogan dan keras kepala.
Raja terdiam sesaat lalu di detik berikutnya cowok itu bergerak maju membuat Hanna mau tak mau beringsut mundur dan akhirnya punggungnya menabrak tembok di parkiran yang sepi. Kedua tangan Raja mengunci pergerakan Hanna di kanan dan kiri lengan gadis itu. Aura penuh intimidasinya sedikit membuat nyali Hanna menciut.
"Lo sengaja kan!?" Tuduh Raja dengan tatapan tajam yang menghunus langsung ke dalam mata Hanna yang saat ini tengah mendongak dengan berani.
"Maksud lo?" Sewot Hanna tak mengerti dengan apa yang Raja maksud. Ia risih berada dalam posisi sedekat ini dengan cowok itu tetapi ia juga tak bisa lari begitu saja.
"Lo sengaja kan ciuman di depan gue?"
Hanna membulatkan matanya beberapa saat lalu kemudian tertawa sinis sembari menggelengkan kepalanya heran. Memangnya siapa yang mau berciuman dengan Dion apalagi di tempat umum seperti itu. Dan juga kalaupun iya, Raja sama sekali tidak berhak mencampuri urusan Hanna. Tapi okaylah kalau cowok itu menganggapnya begitu, ia juga tak peduli.
"Gue bukannya sengaja, gue cuma lagi pengen aja. Puas!?" Jawab Hanna malah memperkeruh keadaan. Terbukti dari Raja yang kini sudah mengepalkan tangannya erat hingga kukunya memutih dan di detik berikutnya sudah berbenturan dengan tembok di depannya.
"Lo bercanda?" Geram Raja dingin.
"Gue nggak. Lepas gue mau pulang!" jawab Hanna dengan sedikit gemetar. Gadis itu membuka matanya yang tadi tertutup saat Raja memukul tembok di belakangnya kasar.
"Gue nggak suka."
"Apa urusannya sama lo, mau lo suka kek enggak kek gue nggak peduli."
"Lo harus."
Hanna lagi dan lagi menarik nafasnya dalam lalu membuangnya dengan kasar. Ia berusaha menyingkirkan tangan Raja dari kedua sisi tubuhnya. Berhadapan dengan cowok itu membuat Hanna muak sekaligus jengkel. Raja semestinya senang karena Hanna sudah tidak lagi mencampuri kehidupan cowok itu bukannya malah marah disaat Hanna pergi. Raja membuat gadis itu seolah berhianat.
"Minggir gue mau pulang Raja."
Raja menyentak Hanna lalu maju selangkah membuat posisi mereka benar-benar dekat.
"Jangan dekat - dekat dia."
"Lo nggak ada hak lagi buat ngatur gue, lo sendirikan yang mau!? Lagian gue juga nggak ada ngusik lo sama Jenny kenapa lo marah!?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Boy (Tamat)
Teen FictionAku menyukaimu sama seperti aku menyukai hujan, tetapi mari kita lihat apa kamu bisa sedikit saja berbeda dari hujan yang ku sukai.