My Cold Boy (8)

20K 985 7
                                    

Happy reading.....

Hanna sejak 3 jam yang lalu sudah duduk manis dan berkutik dengan laptopnya, ia sesekali menegak coklat panas di sampingnya. Ia harus mengerjakan kembali laporan yang harus ia kumpul besok, andai saja flashdisk nya tidak ke format pasti tak akan semerepotkan ini.

Kalian pasti penasaran bukan dengan siapa Hanna pulang tadi ? jika kalian berpikir cowok yang kadar ke dinginannya sudah melebihi batas itu kembali dan memaksanya pulang kalian salah besar. Dia benar benar meninggalkan Hanna sediri, dengan keadaan yang bahkan lebih dari kata buruk. Ia akhirnya harus berjalan ke halte dengan baju basah kuyup dan sedikit pincang. Heran Hanna tuh,  kok ada cowok macam begitu, dan sialnya kenapa dia malah suka. Kampret emang.

Hanna mendesah kasar, ia masih berusaha fokus sambil menyemangati dirinya, meski rasa lelah dan kantuk mulai menguasai. Mengapa di saat seperti ini ia cepat sekali mengantuk? padahal ini baru jam setengah delapan dan ia biasa tidur dia atas jam 12 malam. Sungguh jika bisa Hanna ingin berhenti sekolah saja dan menikah dengan Raja. Tuhkan, otaknya memang tidak bisa jauh-jauh dari cowok dingin nan jahat itu. Hanna menggelengkan kepalanya sambil berdesis pelan.

Drrtt.... drtt... drtt...

Dering ponselnya mengalihkan perhatian Hanna, dia segera meraih benda pipih itu dengan malas. Ada apa juga tumben si Kennan merecokinya biasanya sebaliknya.

"Hallo" sapa Hanna saat sambungan terhubung.

"Hanna, ini gue Kennan,"ujarnya di seberang sana. Hanna memutar bola matanya malas ia sudah tau juga.

"Ada apa Ken, tumben,"tanya Hanna sambil terus mengetik.

"Raja sakitt, lo bisa tolong ke rumahnya nggak?"

"Nggk ah gue mau nyari cowok baru aja," jawab Hanna asal, dia masih kesal sama Raja masalah tadi sore.

"loh loh kok gitu?" ujar Kennan sewot sekaligus heran.

"Nggak tauu."

"Iisss tolongin gue lah Na, gue sama yang lain nggk bisa kesana,"melas Kennan dengan suara sok imutnya,"nggak ada siapa siapa di rumahnya."

"Cekk iya iya,"ujar Hanna menyetujui,"bye."

"Eh eh, emang lo tau alamatnya,"tanya Kennan lagi.

"Apasihh yang gue nggak tau tentang Raja, btw makasi ya udah kasih tau gue," jawab Hanna lalu memutuskan sambungan dengan cepat. Ia segera mengambil jaketnya dan melesat pergi, Entah kenapa Hanna tak bisa benar benar marah dengan cowok itu seberapapun menyebalkannya dia. Hanna malah khawatir luar biasa dengannya padahal luka sediri saja belum sempat dia obati.

"Bibi, Hanna mau ke rumah temen ya," teriak Hanna berpamitan.

"Iya non,"jawab Bi Sum yang kebetulan berada di dapur.

Hanna mengendarai mobil dengan hati hati, sebenarnya dia sangat tak suka menyetir sendiri, maka dari itu lah dia lebih sering menggunakan angkutan umum. Eitts, tapi kalian jangan salah sangka dulu, Hanna udah punya SIM kok, udah 17 tahun udah legal dan masih ting ting tentunya.

Hampir 30 menit, Hanna berhenti tepat di depan gerbang rumah super mewah milik keluarga Atmaja. Ia turun lalu menekan bel beberapa kali, hingga perempuan paruh baya datang untuk membuka pintu gerbang dengan tergesa-gesa.

"temennya den Raja ya?"tanyanya dengan suara lembut keibuan yang di jawab dengan anggukan kepala oleh Hanna.

"Katanya Rajanya sakit ya?" tanya Hanna sopan sambil menyalami Ibu yang belum Hanna ketahui namanya itu.

My Cold Boy (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang