"Layaknya ikhfa haqiqi yang di baca samar maka seperti itulah jodohku."
Seorang lelaki baru saja selesai mandi dengan handuk yang melingkar di sekitar pinggangnya. Dia berjalan sambil bersenandung lagu Deen assalam yang dinyanyikan oleh Anisa sabyan namun nadanya terdengar sedikit aneh.
Tidak lama terdengar suara ketukan pintu di depan kamarnya.
"Bang kalo selesai mandi,turun ya, sarapan. Udah siang nanti telat,"
Ucap seorang wanita cantik yang berkerudung sederhana di depan pintu meskipun wajahnya masih terlihat muda namun dapat terpancar aura keibuan di sana."Siap Umi,mi tadi masakin Chocolatos cokelat kan ?" Lelaki itu memang sudah kuliah,karena kepintarannya dia dapat sekolah dengan jalur akselerasi oleh sebab itu di usianya yang masih 17 tahun dia telah memasuki bangku kuliah dan menjadi mahasiswa yang sangat terkenal,baik dalam segi akademik maupun yang lainnya.
"Udah bang,itu cokelat di lemari udah penuh,Kemarin ada yang ngantar 10 kotak di depan rumah. Umi enggak tau siapa," Ucap Clara di balik pintu.
"Biasa Mi,Abang Iqal terlalu tampan jadinya gitu," dia terkekeh karena ucapannya sendiri.
"Ah,kamu bang. Bikin gemas Umi, jadi pengen buang ke jurang," Clara segera meninggalkan pintu kamar Iqal karena Zikri sudah berada di meja makan bersama Kilah.
"Ehh... Umi nakal ya !,"
Namun tidak terdengar suara sahutan dari luar pintu,pastilah Umi nya itu sudah ke meja makan.🐣🐣🐣
Di meja makan Kilah sedang sibuk membantu Clara,padahal Uminya itu bilang tidak usah karena nanti baju seragam Kilah kotor. Tapi dasar Kilah bandel dia tetap ingin membantu Uminya.
Seorang pria baru saja turun dari tangga dengan tas sandang,baju kemeja yang diangkat sedikit ke siku dan celana jeans yang sangat pas di kaki jenjangnya,sungguh menambah kadar ketampanannya.
"Bi, nanti Abang mintak uang lebih ya ? Buat beli kulkas coklat lagi,"
Zikri yang mendengar itu langsung saja menyelidiki bak detektif.
"Bang,itu cokelat makin hari kok makin banyak ? Abang Iqal tambah ganteng atau gimana ? Perasaan gantengan Abi deh," Ujar Zikri dengan muka percaya diri yang tinggi.Clara yang baru saja keluar dari dapur langsung saja mencela.
"Pd banget kamu mas,kamu jelek!" ucap Clara dengan menyembilkan lidahnya.
"Wah,lihat itu Umi kamu bang! engga mau mengakui padahal dulu klepek-klepek sama Abi," Zikri memang tambah Percaya diri sekarang lihat saja dia tidak mau kalah dengan Iqal.
Seperti itulah suasana keluarga Adiksa saat sedang sarapan.Siapa saja yang ada disana pastilah iri melihatnya.
"Abi itu,kalah ganteng sama bang Iqal jadi terima kenyataan aja bi," ucap Iqal sambil memegang dadanya dan menunjuk-nunjuk dirinya.
"Yee,sih abang. Untung abang kalo bukan udah Kilah cemplungin ke kali Ciliwung, tingkat kepercayaan diri Bang Iqal udah sampai tahap overdosis," Kilah menyentil tangan Abangnya itu.
"Udah makan dulu,nanti ribut lagi ya, sayang-sayang Umi," perintah Clara dengan senyuman lebar.
Kalo Uminya sudah menampilkan nada perintah seperti itu, tidak ada yang berani membantah.
Semuanya sangat mendengarkan ucapan Clara.Mereka makan dengan tenang,tidak ada nada bercanda saat makan semuanya tampak serius menghabiskan lauk di piring masing-masing.
Setelah selesai makan, Iqal berpamitan untuk segera berangkat kuliah sebelum macet menghampiri.
Kilah berangkat bersama Zikri karena arah kampus Iqal dan Kilah berbeda.
🐣🐣🐣
A.N : SELAMAT DATANG DI DUNIA BANG IQAL,KALO MAU DAFTAR JADI CALON ISTRI BANG IQAL SEGERA DAFTAR KEPADA AKU 😸😸😸
KAMU SEDANG MEMBACA
Iqal (completed)
Ficción General#Sequel "Pak Imam" :) "Iqal,Umi kan sering bilang kalo udah mandi, itu handuk taro di gantungan jangan di atas kasur,tuh kan ! basah semua." Omel Clara kepada anak sulungnya itu. "Umi cokelat Iqal hilang setengah,siapa yang maling ?"Teriak iqal yang...