35.

12.2K 895 50
                                    

"Percaya pada takdir,
Lengkapi doa,
Jalani dengan kesungguhan,
Perbaiki diri,
Karena jodoh selalu berkaca pada diri kita sendiri. "

~wiliyah jumiati~

"Kak Iqal, tahu engga definisi beruntung nya manusia? "

Iqal mulai mengerutkan keningnya dengan pertanyaan tiba tiba dari Kinar.

"Emang nya kenapa Nar?  Kok bisa kepikiran itu sih ?"

Kinar lalu menatap mata Iqal.

"Mungkin sekarang orang orang masih belum sadar dengan kata beruntung.  Terkadang kita terlalu banyak mengeluh tanpa merasa bersyukur."

Iqal heran kenapa Kinar jadi serius begini. Iqal jadi panik kalo Kinar cemburu, padahal kan Iqal tidak sedang selingkuh.

"Kadang kata syukur itu hanya kita ucap ketika bahagia saja padahal di setiap harinya harus ,bahkan dalam hitungan detik rasa itu harus di tanamkan."

"kenapa nar? "

"Kinar merasa kalo jodoh itu sedekat nadi, engga perlu terlalu jauh mencari karena percayalah akan ada seorang nantinya meletakkan hatinya untuk orang yang tepat.  Jika sekarang akhlak Kinar belum sebaik Fatimah tapi Kinar sudah punya Ali bin Abi thalib yang bisa membimbing ke surga. "

Iqal takjub mendengar ucapan yang keluar dari seorang perempuan kecil dan dapat membuat hatinya bergetar.

"Kinar sempat engga percaya sama takdir kak,  Kinar sempat menyerah sama keadaan.  Kinar sempat menyimpan hati dengan cara mencintai dalam diam, kinar sempat menunggu tanpa kepastian, ternyata hati perempuan itu selemah itu ya kak? "

Kinar memang sedang di landa kegundahan hati yang sangat dalam, dia hanya ingin Iqal tahu apa perasaanya saat ini.

"Iqal cemburu sama laki laki yang Kinar sebut itu,  kalo Iqal bisa marahin pasti Iqal omelin deh berani nya bikin perempuan yang Iqal sayang jadi galau. "

Kinar meneteskan air matanya.

"Tolong marahin laki laki yang berada di depan Kinar ini kak. "

Cuma Iqal yang berada di depan Kinar dan sedang asik memakan nasi yang berisi ikan salmon. Iqal langsung keselek saking bingungnya karena di belakang Iqal juga ada laki laki lain.

"Sini biar Iqal tebas kepalanya. "

Iqal segera saja menghadap belakang dan mengangkat tangannya, namun Kinar segera melotot kearahnya.

"Ternyata semua laki laki itu, tingkat kepekaannya sangat rendah. "

Ucap Kinar sambil mengurungkan niat Iqal untuk memukul laki laki di belakangnya.

Iqal langsung saja mengaggukan kepalanya tanda setujuh.

"Untung Kinar bukan laki laki ya. "

Kinar rasanya ingin mengarungi Iqal, disaat sedang baper seperti ini saja dia masih sempat sempatnya mengacaukan imajinasi Kinar.

"Kak Iqal,  kini lagi zamannya istri mutilasi suami !"

Iqal langsung bergidik ngeri.

Iqal (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang