15.

14K 1K 34
                                    

"Jika menunggu adalah fase tertinggi dalam mencintai,maka biarkan aku tetap bertahan di relung rindu yang tak pernah pudar ini.
Sampai kau bilang 'berhenti'
Maka aku tak akan lanjut."

Clara sedang menyiapkan bekal Iqal karena akhir-akhir ini anak nya itu disibukkan dengan tugas skripsi.
Clara tidak mau Iqal sakit, kadang Iqal kurang tidur, jika tidak di siapkan seperti ini Iqal pasti lupa makan.

Memang terkadang cinta bisa menjadi motivasi tertinggi dalam meraih cita-cita. Contohnya ketika jaman SMA dulu alasan nomor satu ke sekolah adalah melihat doi di luar kelas atau satu kelas sampai tujuan untuk mencari ilmu pun tergeser sedikit.

"Bang, jangan lupa makan. Kalo sakit Umi marah."
Peringat Clara dengan wajah mengancam.

Iqal menampilkan senyum bahagianya melihat muka Uminya yang terlihat marah padahal mau bagaimanapun Uminya itu tidak akan bisa marah. Meskipun muka nya terlihat marah tapi selalu saja tetap manis.

"Umi itu enggak cocok muka marah, udah cantik, di buat-buat jelek itu enggak bagus mi."
Iqal tertawa mengucapkannya.

"Mau Umi potong uang jajan nya bang ?"
Clara tersenyum namun penuh arti.

"Heheh enggak mi enggak."
Iqal menampilkan wajah memelasnya agar Umi nya itu tidak marah.

Kilah baru saja keluar dari kamar,dia sudah menggunakan baju seragam lengkap dengan tas sandang di belakangnya.

"Bang Iqal, kilah pusing nanti malam teman-teman Kilah mau kerja kelompok di rumah."

Teriak Kilah dari tangga sambil menampilkan muka super kesalnya.

"Lah terus apa masalahnya sama abang ?"
Iqal yang bingung menggaruk tengkuknya.

"Kok marahnya sama abang ?"
Lanjut Iqal dengan muka bingung.

"Ini semua karena abang !!!"
Kilah super kesal,inilah yang Kilah tidak suka teman-temannya itu selalu saja modus dengan abang nya.

"Umi, Iqal salah apa ?"
Iqal sangat bingung, dia merasa tidak salah apa- apa tapi kenapa Kilah sangat kesal dengan dia.

"Abang terlalu tampan sih ! Makanya teman Kilah pada modus. Nanti itu yang kerja cuma Kilah sisanya ngintipin kamar bang Iqal. Nunggu bang Iqal keluar kamar terus kasih cokelat udah gitu ada surat cintanya."
Omel Kilah tanpa henti,dia sudah sangat berpengalaman memiliki abang super ganteng.

"Hahhaha alhamdulillah sekarang Kilah udah sadar kalo abang nya ini ganteng."

Ucap iqal sambil bersujud dan mengucapkan lafadz syukur, karena biasanya Kilah gengsi mengakui bahwa Iqal ganteng.

"Umi,abang bikin kesel."
Adu Kilah sambil memeluk Clara, Clara yang melihat kelakuan keduanya tersenyum bahagia. Terkadang Iqal memang jahil kepada Kilah namun di balik itu semua Iqal sangat menyayangi Kilah sebenarnya banyak laki-laki yang mendekati Kilah namun takut dengan Iqal. Iqal itu selalu mengancam siapa pun laki-laki yang membahayakan dan mendekati Kilah sampai sekarang belum ada yang berani menyatakan cinta kepada Kilah.

"Abang, jangan gitu sama adek"
Peringat Clara pada anak sulung nya itu.

Kilah tersenyum bangga karena di bela oleh sang Umi.

"Nasib hukum kata cewek selalu benar. Iqal salah mulu umi."
Curhat Iqal dengan muka sedih.

"Abang lebay !"
Ucap Kilah sambil menjitak lengan Iqal.

"Kok pada ribut-ribut sih,tadi Abi lagi baca koran."
Zikri muncul dari ruang kerjanya.

"Biasa bi,masalah abang terlalu ganteng  !"
Ucap Iqal dengan senyum bangga.

"Jangan percaya bi !"
Elak Kilah tidak terima.

"Tadi Kilah bilang gitu,akuin aja abang emang ganteng."

"Iyain deh biar fast,bang anterin Kilah dong."
Ucap Kilah dengan gaya membujuk khas nya.

"Abang yang ganteng mengalahkan Aliando."
Kilah memang begitu,kadang tidak terima abang nya ganteng tapi sekarang lihatlah dia kalo ada maunya.

"Ayo dedek Kilah kita berangkat !"
Iqal tidak pernah marah meskipun Kilah sering jahil kepadanya, dia sangat menyayangi adiknya itu.

"Umi, Kilah bawa bekal aja ya,soalnya engga sempag makan lagi mi."

"Oke sayang."

"Pergi nya hati-hati ya bang."
Peringat Zikri sebelum mereka meninggalkan rumah.

Clara sudah kembali dengan dua kotak nasi di tangannya. Dia memberikan itu kepada Iqal dan Kilah.

"Abi,Umi,Kita berdua pergi dulu ya."
Ucap Iqal sambil menyalami kedua tangan orangtuanya.

❤❤❤

Seorang gadis ber jilbab sedang mendengarkan penjelasan dosen,namun matanya tak pernah fokus kepada papan tulis karena melihat ke arah luar jendela, berharap sang pangeran itu akan terlihat meskipun hanya sekedar lewat.

Iqal bilang harus menunggu. mencintai Iqal dalam diam saja Kinar sanggup.Surat-surat yang di kirim lelaki itu mampu membuat Kinar tidsk bisa tidur 3 hari 3 malam.

Sudah lama Iqal tidak terlihat, Kinar akui rindu ini semakin menyesak. Seandainya Kinar terbuat dari tulang rusuk Iqal pastilah Kinar akan sangat bersyukur namun perihal itu Kinar hanya dapat berdoa.

"Kinar coba jelaskan apa yang di ucapakan saya barusan."
Tegur Pak Bambang dengan muka yang sangat serius.

Kinar yang baru sadar dari lamunannya kaget dan langsung saja berteriak.
"IYA MANA IQAL !?"
Semua anak kelas nya langsung teetawa dan berteriak dengan kata 'CIE'

"Jadi sekarang Iqal nih nar ?"
Goda Tiya sang Ratu baper yang super cerewet.

"Cieee Iqal iqal !!!"

"Cie...cie."

"Kinar udah besar,sekarang mau nya sama cowok tertampan di kampus ya ?"
Goda semua anak kelas yang sukses membuat Kinar ingin menenggelamkan mukanya di lautan eropa.

"Kinar,kalo kamu memang benar-benar udah enggak bisa menahan rindu mendingan hubungi sekarang."

Saran Pak Bambang sambil menggoda Kinar.

Siapa saja tolong bawa Kinar lari, akhirnya dia tercyduk juga memikirkan Iqal.

"Nar,bapak ingetin, lebih baik halalin atau tinggalkan jika memang kamu tak yakin. Biar enggak jadi dosa-dosa di kemudian hari."

Peringat pak Bambang saat pelajaran telah usai.

❤❤❤
A.N : Maaf aku engga bisa Update beberapa hari ini,karena lagi mos😂😂😂
Aku harap kalian selalu kangen bang Iqal😂😂😂

Iqal (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang