"Halo masa depan,terimakasih sudah membuat saya belajar untuk memperjuangankanmu kemudian untuk masa lalu selamat tinggal, sudah cukup ya bermain.
Saya lelah, Ingin pergi saja
biar masa depan yang menggantikanmu tidak usah merasa bersalah meskipun hanya masa lalu tapi saya berterimakasih. "~WJ~
"Nar, nanti sore temenin Umi ke rumah ibu RT ya. Ada acara arisan, bisa kan nak? "
Ucap Umi sambil menemani Kinar yang sedang membaca analisa sebuah catatan penyakit di buku yang baru dia beli.Kebetulan hari ini Kinar tidak ada pasien pada jam segitu karena gantian dengan dokter lain.
"Oke Umi, tapi gapapa ya mi Kinar datang? Ntar engga boleh lagi sama ibi RT."
Ucap Kinar sambil merasa takut, maklumlah dia jarang sekali bergabung dengan ibu-ibu bisa di bilang dia masih sangat muda rasanya aneh jika bergabung dengan ibu-ibu yang sudah banyak memiliki pengalaman,Kinar malu jika nanti dia salah bicara. Namun tidak mungkin pula dia menyuruh Umi pergi sendiri."Ya allah, boleh lah Nak, malahan Bu RT pengen banget ketemu kamu, dia penasaran sama menantu Umi katanya. "
"Kenapa bisa penasaran mi? "
"Setiap hari Umi selalu bilang,Kalo Kinar dokter hebat sekaligus menantu idaman para mertua. "
Ucap Umi dengan senyum bangga, inilah yang Kinar takutkan. Dia tidak mau nanti malah menjadi canggung."Ya allah Umi, Kinar beneran takut deh. "
"Kan ada Umi Nar. "
Umi Clara memang bisa sekali menenangkan di kala fikiran Kinar sedang kacau seperti ini.Kinar hanya bisa pasrah dengan mengaggukan kepalanya.
🐣🐣🐣
Kinar berada di arisan bersama Umi,semua tatapan ibu-ibu itu beragam ada yang menatapnya dengan tatapan bangga, ada yang sinis dan ada yang biasa saja. Semenjak pernikahan itu memang Kinar jarang sekali keluar rumah akibat urusan kampus yang menyita waktuny meskipun pada saat resepsi para tetangga datang namun tidak terlalu dekat seperti ini. Dapat di simpulkan Kinar sangat cantik.
"Oh ini ya yang namanya dokter Kinar, kenapa bisa cantik gini sih dok? Kan jadi seneng Ibu bisa berkaca gitu. "
Ucap Ibu Rt dengau gurauan penuh canda untuk mencairkan suasana."Hehheh, makasih bu."
Kinar tersenyum untuk menutupi rasa malunya."Dokter Kinar, kapan-kapan main ke rumah ibu ya. Nanti kita ngobrol bareng. " ibu yang berbadan gempal juga menimpali dengan semangat.
"Inshaallah iya bu. "
Kinar kira suasana akan sangat canggung ketika dia bergabung namun ternyata sangat asik,mereka berbagi pengalaman juga untuk Kinar obrolan-obrolan khas ibu-ibu mengalir begitu saja.
Ada satu ibu-ibu yang menatapnya sinis kemudian menanyakan satu hal yang membuat dada Kinar merasa sesak."Eh mbak Kinar udah berapa tahun menikah sama Mas Iqal ?"
Kinar bingung kenapa malah menanyakkan hal itu, padahal kan ibu-ibu ini tau sendiri kapan dia dan Iqal menikah.
"Sekitar Enam tahun bu. "
Ucap Kinar dengan senyuman."Yah, kok udah selama itu enggak hamil-hamil ya? Coba cek ke dokter takutnya mbak mandul kaya ponakan saya dulu kasusnya sama kaya mbak. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Iqal (completed)
General Fiction#Sequel "Pak Imam" :) "Iqal,Umi kan sering bilang kalo udah mandi, itu handuk taro di gantungan jangan di atas kasur,tuh kan ! basah semua." Omel Clara kepada anak sulungnya itu. "Umi cokelat Iqal hilang setengah,siapa yang maling ?"Teriak iqal yang...