3. (Bukan) Piala Bergilir

4K 214 8
                                    

Kiki dan Fahmi sudah berada di kantin dengan mangkok kecil berisi beberapa gelinding cilok bakso serta kuahnya di hadapan mereka. Di samping Fahmi ada Abas, Wahyu, Thole dan Satya, mereka adalah sahabat-sahabat Fahmi. Kiki duduk sendirian menghadap kelima lelaki itu. Kiki sudah biasa, dia biasa menjadi yang paling cantik diantara mereka. Mereka juga tidak pernah mempermasalahkan keberadaan Kiki, bahkan mereka senang karena Kiki dan sikap anehnya selalu membuat mereka tertawa.

"Mi, nanti lusa pertandingan persahabatan sama SMA Gemilang?" Kata Wahyu.

"Hm." Fahmi masih sibuk mengunyah ciloknya.

"Kita main dimana?" Tanya Thole.

"Di sana." Jawab Fahmi.

Fahmi adalah kapten futsal sekolah mereka. Kemampuan bermain Fahmi tidak bisa diragukan lagi. Sejak kecil memang Fahmi menyukai sepak bola. Bahkan kamarnya bernuansa club sepak bola kesayangannya, Arsenal.

"Kiki, nanti ikut 'kan?" Tanya Abas.

"Fahmi, Kiki ikut?" Kiki justru bertanya kepada Fahmi.

"Yailah Kiki. Ngapain harus tanya Fahmi.  Ikut aja, nanti sama Abas ke sananya."

"Najis!" Satya menoyor kepala Abas.

"Apaan sih lo. Gue lagi usaha nih." Tatap Abas tajam.

"Lo ikut." Kata Fahmi kemudian.

"Kiki kesana sama Fahmi apa Abas?" Tanya Kiki.

"Gue."

"Yahh, biar sama gue ajalah Mi. Lo kan udah sering sama Kiki. Giliran gue lah." Kata Abas.

"Lo pikir Kiki piala bergilir!" Fahmi meninju perut Abas, Abas meringis, karena Fahmi memang memegang sabuk hitam Taekwondo sejak dia kelas 4 SD.

"Kiki, lo kenapa harus tanya Fahmi tiap mau apa-apa?" Tanya Satya heran.

"Soalnya Kiki nggak mau Fahmi marah. Dulu pernah kan Kiki masuk kamar mandi Fahmi tanpa tanya dulu, tapi Fahmi malah marah-marahin Kiki gegara Kiki masuk waktu dia lagi mandi." Jawab Kiki polos.

Fahmi mengusap wajahnya kasar ketika mendengar jawaban Kiki. Fahmi kira Kiki akan menjawab dengan jawaban yang manis dan membuatnya baper. Tapi ternyata tidak.

"Bhahahhak! Kiki lihat punya Fahmi?" Tanya Abas dengan tawanya yang keras.

Fahmi kembali meninju Abas.

"Lihat? Lihat apa?" Kiki bingung.

"Lihat-" ucapan Abas terpotong karena Fahmi memasukkan tahu isi kedalam mulutnya.

"Cepetan makannya, terus gue anter ke kelas!" Perintah Fahmi.

Kiki hanya mengangguk dan meneruskan makan cilok kuah kesukaannya.

Disatu sisi, Fahmi terus menatap Abas tajam dan sahabat-sahabatnya yang lain masih tertawa terbahak-bahak.

_______

Instagram penulis: @dewimurniw

K E E Y A R A [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang