Extra Part

3.6K 176 13
                                    

Ada yang kangen sama Kiki? Ada yang kangen sama Fahmi?

Aduuwww maapin author baru bisa updte extra part

Maap yaaaaa

Enjoy yaaa ❤

_________

Kiki duduk di kantin bersama Fahmi dan sahabat-sahabatnya yang lain. Setelah kejadian tadi, fokus seluruh kantin kini beralih kepada mereka.

"Kalian, beneran jadian?" Tanya Thole.

Kiki tidak menjawab, tapi wajahnya sangat merah.

"Gilaaaa! Kutukan Fahmi udah musnah." Satya bertepuk tangan sangat meriah.

"Tinggal kutukan lo." Cibir Abas.

"Kok kamu menghujat sih, Mas?" Satya mendramatisir.

"Tega kamu, Mas!" Satya memukul lengan Abas, manja.

"Amit-amit Gusti!" Abas mengibas-ngibaskan lengannya dengan tangan.

Seluruh orang di meja itu tertawa, kecuali Abas.

"Tapi ini serius, kok kalian bisa jadian?" Tanya Abas setelah merasa lengannya kembali bersih.

"Sama kaya lo, kenapa bisa suka pantat tempe?" Fahmi bertanya dengan raut wajah datar.

"Kalau itu sih.. ya gue suka aja." Abas bingung, dia meringis.

Fahmi hanya diam dan meneguk es tehnya.

"Fahmi, es Kiki kurang."

Fahmi melirik lemon tea milik gadis mungilnya. Esnya belum mencair semua, tapi sudah kurang?

"Itu masih."

"Tapi kurang dingin."

"Bukannya sikap pacar lo udah kelewat dingin?" Ira mencibir.

Fahmi mendelik. Fahmi tidak merasa seperti itu.

Kiki menyentuh kening Fahmi, "Nggak dingin." Gumamnya.

"Sikapnya Ki, bukan badannya! Astaga!" Abas mencubit pipi Kiki gemas yang langsung mendapat sebuah tinjuan dari Fahmi.

"Wisssss! Kalem, Boss!" Abas terbahak.

"Fahmi tambah posesif aja, ya." Satya terkekeh.

"Kalo gue punya pacar kaya Kiki, gue bakal posesif nggak, ya?" Thole menerawang.

"Pertanyaannya, cewek yang kaya Kiki, mau nggak sama lo?" Sarkas Wahyu.

"Jahat kamu, Mas!" Thole menirukan gaya Satya.

"E buset! Kenapa kalian jadi doyan batangan gini, dah?" Abas bergidik.

"Lo udah makannya?" Fahmi bertanya kepada Kiki.

Kiki mengangguk.

"Ayo ke kelas. Kelamaan di sini nggak baik buat perkembangan otak lo."

Sahabat-sahabat Fahmi terbahak.

"Posesif banget, Mas?" Ira bersuara.

"Nih, bayarin." Fahmi meninggalkan selembar uang untuk membayar apa yang ia dan Kiki makan.

Kiki senang, lumayan, irit uang jajan.

Fahmi mengantarkan Kiki sampai kelasnya. Seperti biasa, sampai Kiki mendaratnya bokong teposnya di kursi. Fahmi duduk di kursi Ira dan menyandarkan punggungnya ke belakang.

"Gue capek."

"Fahmi habis ngapain emang?"

Fahmi melirik Kiki tajam.

K E E Y A R A [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang