1. Pagi yang Berantakan

5.5K 257 13
                                    

Kring... Kring...
Suara alarm berbentuk kepala kucing itu terus berbunyi nyaring menyebabkan gadis yang berada di kamar minimalis itu terganggu. Gadis dengan tubuh yang juga minimalis, Keeyara Asyqilla yang biasa dipanggil Kiki itu menggerayangi nakas untuk mencari sumber suara yang mengganggu tidur nyenyaknya.

"Ya Allah! Udah jam 6.15!" Kiki terkesiap ketika menatap jam kecil yang kini berada ditangannya.

"Aduh mandi nggak ya? Udah kesiangan nih. Aduh. Enggak, mandi, enggak, mandi, enggak, mandi, enggak, mandi, enggak, mandi." Kiki terus menghitung dengan sepuluh jari tangannya.

"Yahh kok mandi sih, kan udah siang. Ulangin deh ulangin. Coba dari mandi. Mandi, enggak, mandi, enggak, mandi, enggak, mandi, enggak, mandi, enggak."

"Yessss! Nggak mandi! Oke. Kiki nggak usah mandi, daripada tambah kesiangan."

Kiki kembali melirik jam yang tadi dia taruh di samping bantal karena dia sibuk menghitung dengan jari kecilnya.

"Haaa?! Udah jam 6.20!" Kiki langsung bangkit dan buru-buru ke kamar mandi untuk menggosok gigi dan mencuci mukanya.

Hanya butuh beberapa menit dan Kiki sudah siap dengan seragam putih abu-abunya. Kiki berlari menuruni tangga rumahnya. Dia harus segera sarapan dan pergi ke sekolah sebelum ditinggal oleh ojek langganannya, siapa lagi kalau bukan Fahmi.

"Kiki, ngapain gedubrak-gedubruk gitu sih, Dek?" Tanya Amira, bundanya.

"Kiki kesiangan Bun." Kiki mengambil roti dan memakannya dengan tergesa-gesa. Bahkan dia tidak sempat mengoleskan selai diatasnya. Baiklah, rasanya benar-benar tawar seperti hidupnya.

Kiki beranjak, namun dia ditarik oleh sebuah tangan kekar.

"Makan dulu, pelan-pelan!" Titah Ken, Kenzo Alfarizi, kakak laki-lakinya.

Ken adalah seorang mahasiswa semester 5 disebuah universitas ternama di Bandung. Dia satu-satunya saudara yang Kiki punya. Wajahnya tampan. Dia sangat menyayangi Kiki, tapi juga suka sekali mengganggunya. Ken adalah orang pertama yang akan marah jika adik kecilnya itu diganggu. Ya, sebesar apapun Kiki, dia tetap adik kecil Ken.

"Abang! Kiki udah telat. Tuh kan udah jam 6.35. Kiki harus cepat-cepat ke rumah Fahmi, nanti Kiki bisa ditinggalin lagi. Abang kan nggak mau nganterin Kiki, terus nanti Kiki ke sekolah naik ap-" ucapan Kiki terputus karena Ken menyumpalnya dengan roti tawar dengan selai pisang.

"Huwekkk! Abaaaang! Kiki kan nggak suka pisaaang! Bundaaaaa, Abang nih!" Kiki berteriak histeris.

"Huwek! Huwek!" Kiki bahkan memuntahkan seluruh isi perutnya. Baiklah, sarapan sehelai roti tawar tadi sudah keluar semua. Sekarang perut Kiki benar-benar kosong, seperti hatinya?

"Abang, kamu itu jangan gangguin Adek terus." Amira melirik Ken tajam.

Ken hanya terbahak melihat apa yang Kiki alami. Dia memang suka sekali mengganggu adiknya itu. Ken tahu semua titik kelemahan Kiki. Kiki memang tidak menyukai pisang, durian, pepaya, juga buah-buahan bertekstur lembek lainnya.

"Udah sana berangkat, nanti ditinggalin Fahmi lho." Ujar Amira kemudian.

Kiki hanya mendengus di dekat Ken. Dia meminum susunya dengan cepat dan menarik tasnya dengan kasar. Lagi-lagi Ken terbahak dibuatnya.

"Kamu ini, jangan suka gangguin Adek kamu gitu, kasihan dia."

"Iya-iya Bunda, maaf." Jawab Ken dengan sisa tawanya.

Baru saja Kiki membuka pintu rumahnya, namun suara deru motor sudah terdengar menjauh. Buru-buru Kiki berlari keluar.

"Fahmiiiii!"

Sia-sia, sahabat sekaligus tetangga yang tinggal di depan rumahnya itu sudah ngibrit duluan.

Muhammad Fahmi Musfiq Amrulloh.
Fahmi memang suka begitu, dia suka meninggal Kiki. Fahmi tidak sabar jika harus menunggu gadis mungil dengan suara melengking itu. Menurut Fahmi, Kiki selalu kesiangan dan itu salah dia sendiri. Setiap malam Kiki maraton Drama Korea seakan tidak ada hari esok, dan Fahmi benci itu. Pola tidur gadisnya itu menjadi tidak teratur, dia sering kesiangan, bahkan tidak jarang tertidur di kelas.

"Bundaaa! Bundaaaa!" Kiki berteriak dari halaman rumahnya.

Amira yang mendengarpun tersentak dan langsung lari menghampiri anak gadis semata wayangnya.

"Ada apa dek?" Tanya Amira tenang.

"Fahmi ninggalin Kiki lagi!" Mata Kiki sudah berkaca-kaca.

"Yaudah biar dianter, Abang."

"Nggak." Ken tiba-tiba sudah berdiri di pintu.

Ken memang paling benci mengantar atau menjemput Kiki, karena teman-teman sekolah Kiki selalu histeris saat melihat Ken.

"Abang, tapi kan Fahmi udah ninggalin Kiki. Abang tega? Abang sih tadi pake gangguin Kiki. Abang harus tanggungjawab!"

Ken masih tetap diam di tempat.

"Abang ayo dong! Nanti Kiki bilangin sama Kak Salsa kalau Abang tuh sadis, nggak perhatian sama Kiki. Sama adiknya aja nggak perhatian apalagi sama gebetan, cih."

"Iya-iya!"

Ken memang selalu menyerah jika sudah disangkut pautkan dengan gebetannya, Salsabila. Ken sudah hampir setengah tahun PDKT dengan Salsa, tapi sampai sekarang belum menemukan titik terang.

_____

Instagram penulis: @dewimurniw

K E E Y A R A [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang