Author udah dapet kelas. Jadi ga perlu bimbang buat kuliah apa nikah wkwk 😂
Enjoy yaa bacanya 😍
_____
Sebuah notifikasi masuk di ponsel Kiki. Ternyata Nandes menambahkannya sebagai teman melalui Line, Kiki menyentuh icon plus di ponselnya untuk menambahkan Nandes sebagai teman.
Kling..
Nndes_ : Keeyara?
Kikiyarasyq : Ya?
Nndes_ : Besok sekolah gue jemput, ya?
Kiki yang sedang meneguk air putihpun tersedak. Tumben, pikirnya.
Kikiyarasyq : Tapi besok Kiki berangkat sama Fahmi, Kak.
Nndes_ : Fahmi siapa?
Kikiyarasyq : Sahabat Kiki 😊
Nndes_ : Ya udah, next time kalau gitu ya.
Kikiyarasyq : Oke Kak, maaf ya.
Nndes_ : Nope, Kee.
Kiki terkikik geli melihat pesan terakhir dari Nandes. Kenapa dia memanggilnya Kee, bukan Ki saja seperti yang lain? Kiki meletakkan ponselnya di atas kulkas. Dia berjalan keluar rumahnya. Dia ingin ke rumah Fahmi.
Fahmi sedang tidur terlentang di lantai terasnya. Kiki mendekat dan ikut tidur terlentang di samping Fahmi.
"Ngapain?" Tanya Fahmi.
"Biar kaya Fahmi aja." Jawab Kiki asal.
Fahmi terkekeh mendengar jawaban asal dari Kiki.
"Fahmi ngapain?" Tanya Kiki.
"Tiduran."
"Kok di lantai? Nanti masuk angin, Fahmi!"
"Biar gini. Gerah."
"Fahmi habis ngapain?"
"Motongin rumput."
"Oh."
"Ki?"
"Hm?"
"Bikinin gue es teh."
Fahmi ini sedang apa? Bahkan dia sama sekali tidak mengucapkan kata tolong.
"Nggak mau."
"Ngapa?"
"Fahmi nggak sopan!"
Fahmi mengubah posisinya. Dia memiringkan badannya menghadap Kiki dengan tangan kiri menyangga kepalanya. Mata elang Fahmi menatap wajah oval dan mungil milik Kiki. Bulu mata Kiki tampak lentik jika dilihat dari posisi seperti ini. Hidung Kiki tidak mancung, tapi juga tidak pesek. Hidung kecilnya sangat pas dengan wajahnya yang mungil.
"Fahmi tuh harus terbiasa ngomong maaf, tolong, dan terimakasih!" Nasehat Kiki.
Kiki masih terbaring menatap langit-langit teras Fahmi.
"Keeyara. Tolong bikinin es teh, dong." Fahmi mengulanginya.
Kiki mengulum senyumnya dan menoleh menatap Fahmi.
"Oke." Kiki tersenyum lebar.
Fahmi kembali terkekeh dan menyolek hidung kecil milik Kiki dengan tangan kanannya.
"Gih!" Fahmi mengacak rambut Kiki sebelum dia beranjak merapikan gunting tanaman yang masih tertinggal di halaman rumahnya.
Kiki masuk ke rumah Fahmi. Sepi. Itu yang Kiki tangkap pertama kali. Di mana Somad dan Niken? Baiklah, akan Kiki tanyakan kepada Fahmi nanti.
Kiki berada di dapur rumah Fahmi. Dia membuat dua gelas es teh. Untuknya dan Fahmi. Kiki membuka kulkas Fahmi, tidak ada jeruk lemon. Tidak ada lemon tea untuknya kali ini.
"Nggak ada lemon ya?" Tanya Kiki saat dia tiba di teras.
"Nggak tahu." Jawab Fahmi yang memang tidak tahu.
Kiki hanya mendengus pelan.
"Abah Somad sama Mama Niken ke mana?" Tanya Kiki lagi.
"Ck! Bisa nggak sih panggil bokap gue Papa? Jangan Abah!"
"Nggak bisa!"
"Katrok tahu nggak!"
"Bagus kok, Kiki suka."
"Terserah!" Fahmi meneguk es teh buatan Kiki.
"Besok Kiki berangkat sama Fahmi, kan?"
Fahmi menatap Kiki. Kenapa gadis ini bertanya seperti itu? Bukankah biasanya mereka juga berangkat bersama.
"Iyalah!" Jawab Fahmi tegas.
Kiki hanya tersenyum dan mengangguk.
Sebenarnya Kiki juga tidak tahu apa tujuannya bertanya seperti itu. Hanya saja.. entahlah, Kiki seperti ingin berangkat dengan Nandes, tapi dia juga ingin berangkat dengan Fahmi. Andai saja Kiki amoeba.
KAMU SEDANG MEMBACA
K E E Y A R A [Completed]
Teen FictionInsyaaAllah lucu 😂 InsyaaAllah ndak nyesel kalo baca. DILARANG KERAS PLAGIAT CERITA SAYA!!!!!!! Kalian boleh membaca, tapi tolong, jangan diplagiat. Author nulisnya juga nggak gampang, perlu berbulan-bulan buat selesaiin cerita ini. Jadi tolongg, s...