"Laskar! Laskar!"
"Fahmi!"
"Semangat Fahmi!"
"Bangun! Bangun!"
Kurang lebih begitu sorak sorai yang memenuhi lapangan futsal SMA Laskar. Masing-masing memiliki tim kebanggaan tersendiri, masing-masing sibuk memberi semangat kepada idolanya.
"Fahmiiiiiiiiii!" Suara cempreng itu terdengar sangat nyaring.
Fahmi menoleh ke tempat di mana dia meninggalkan gadis mungilnya. Seperti yang Fahmi ucapkan, dia akan sering-sering menoleh ke sana untuk memastikan gadisnya baik-baik saja.
Gadisnya baik-baik saja. Masih cantik, masih pendek, dan hiperaktif. Gadis Fahmi masih di sana bersama Abas, Thole, dan Ira.
Fahmi melemparkan senyuman kepada Kiki. Senyuman yang tipis, tapi Fahmi justru terlihat sangat cool.
Fahmi tersenyum kepada Kiki, tapi justru penonton yang berteriak histeris.
"Fahmi! Senyuman lo, Ya Allah!"
"Mi, senyum lagi dong!"
"Fahmi! Senyum, Fahmi!"
"Fahmi! Jangan senyum!"
Suara terakhir adalah milik Kiki. Kiki kesal karena banyak wanita yang meneriaki nama Fahmi.
Fahmi yang mendengar teriakan Kiki justru terkekeh sendiri. Fahmi hanya menunjukan simbol oke sebelum dia kembali mengejar bola.
Kedudukan SMA Laskar dan SMA Gemilang sementara ini seri. 1:1. Pencetak gol pertama bagi SMA Laskar adalah Satya. Siapa sangka Bang Sat bisa mencetak gol. Selama ini, Satya jarang unjuk gigi di lapangan. Dia hanya memberi umpan-umpan manis untuk teman timnya. Tapi kali ini berbeda, Satya membobol gawang SMA Gemilang dimenit awal karena umpan yang cantik dari Wahyu.
"Bang Saaaaaat!"
"Bang Sat! Gila! Bangsat banget, lo!" Thole berteriak dengan lantang.
"Buat lo, Thol!" Satya mengacungkan jari tengahnya.
"Bangkai kau, Bang!" Thole membalas dengan mengepalkan tangan.
Satya hanya terbahak, dia ber-high five dengan teman-teman timnya.
Rupanya SMA Gemilang tidak tinggal diam. Mereka berhasil mencetak gol, bahkan hanya selang beberapa menit. Penyumbang gol pertama di SMA Gemilang adalah kapten futsal mereka sendiri, Bangun. Bangun mendapat teriakan histeris dari penonton yang berasal dari sekolahnya. Mereka senang, setidaknya mereka tidak pulang dengan tangan kosong.
"Fahmi! Kenapa nggak nge-goal-in, sih!" Teriak Kiki.
"Kiki kesal sama Fahmi!" Imbuhnya.
Ira menoyor kepala Kiki.
"Ember banget sih, lo! Jangan rusak konsentrasi Fahmi, bego!"
"Ishhh! Kesal Kiki tuh, kenapa coba Fahmi nggak cetak gol? Pasti udah nggak bisa futsal!"
"Apa Fahmi lupa caranya futsal?"
"Eh, anakan piranha! Lo pikir gampang apa. Sabar, dong!" Ira kembali menoyor kepala Kiki.
"Fahmi! Ira noyorin Kiki terus!!!!" Kiki justru mengadu kepada Fahmi dengan suara cemprengnya.
Seluruh pasang mata menatap Kiki, ada yang menatap dengan tatapan sinis, tidak suka, ada juga yang tertawa melihatnya.
"Ki, urat malu lo udah putus, ya?" Tanya Abas.
"Emang urat malu tempatnya di mana?" Tanya Kiki polos.
KAMU SEDANG MEMBACA
K E E Y A R A [Completed]
Teen FictionInsyaaAllah lucu 😂 InsyaaAllah ndak nyesel kalo baca. DILARANG KERAS PLAGIAT CERITA SAYA!!!!!!! Kalian boleh membaca, tapi tolong, jangan diplagiat. Author nulisnya juga nggak gampang, perlu berbulan-bulan buat selesaiin cerita ini. Jadi tolongg, s...