66. Pengakuan

2.6K 152 6
                                    

"Mi? Papa mau ke rumah sakit. Kamu mau ikut?"

Fahmi sedang bermain ponsel di depan televisi. Dia hanya berselancar disosial media.

Memangnya apa yang bisa dilakukan seorang jomblo ketika bermain ponsel selain berselancar disosial media, stalking mantan dan lambe turah untuk mengetahui berita terkini. Kalau tidak ikut menghujat bersama netizen yang lain, yang maha benar dengan segala cuitannya.

"Papa duluan aja."

"Beneran Papa sama Mama duluan?" Somad memastikan.

"Hm."

"Ya udah, nanti kalau kamu nyusul, jangan lupa kunci pintu."

Fahmi hanya diam sebagai jawaban.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalaam."

Fahmi mengunci ponselnya. Dia menghempaskan punggungnya ke sandaran kursi dengan kasar.

Apa yang bisa ia lakukan saat ini? Di rumah sendiri, tidak ada kerjaan, tidak ada teman, dan semua orang di rumah sakit menjaga gadis mungilnya.

Entah apa yang membuat Fahmi tidak menjenguk Kiki.

Seharusnya Fahmi tidak sepengecut itu.

Somad dan Niken sudah sampai di rumah sakit.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalaam. Somad? Dari mana?" Tanya Keenan.

"Dari rumah. Gimana Kiki?"

"Udah mendingan, Kiki nggak apa-apa. Suhu badannya normal, semuanya normal. Cuma hidungnya lecet sedikit."

Somad mengangguk mengerti.

"Kiki mau buah? Biar Mama kupasin buat Kiki." Niken menawarkan buah yang ia bawa.

"Mama kenapa repot-repot. Tapi Kiki mau apel." Kiki nyengir kuda.

Niken terkekeh singkat dan mengambilkan apel untuk Kiki.

"Ngomong-ngomong Amira di mana?" Tanya Niken.

"Amira lagi keluar sama Ken. Sebentar lagi juga kembali."

"Ma?" Panggil Kiki saat Niken sedang sibuk mengupas apel untuknya.

"Iya, sayang?"

"Emmm, Fahmi.. mana?" Tanya Kiki dengan ragu.

"Oh, Fahmi ya. Fahmi, Fahmi di rumah. Nanti dia ke sini." Niken bingung ingin menjawab apa, dia tidak mungkin tega berbohong kepada Kiki.

"Kenapa enggak sama Abah sama Mama?"

"Mama juga nggak tahu, sayang." Niken tersenyum tulus.

Kiki tersenyum kaku.

Kiki hanya ingin Fahmi datang, menjenguknya.

Atau kalau Fahmi tidak bisa datang, Kiki ingin pulang. Kiki ingin bertanya kepada Fahmi, kenapa dia bisa menghajar Bangkit.

"Kiki kecewa ya karena Fahmi nggak ikut?" Niken seperti merasakan kekecewaan Kiki.

Kiki menggeleng dan tersenyum.

"Enggak, Ma. Kan nanti Fahmi ke sini."

Niken hanya membalas dengan senyuman dan menyuapkan satu potong apel ke mulut Kiki sebelum akhirnya mengelus rambut halusnya.

"Kata dokter, kapan bisa pulang, Nan?" Tanya Somad.

"Besok masih diperiksa sekali lagi, kalau emang udah boleh pulang, bisa langsung pulang."

K E E Y A R A [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang