"KIKI! CELANA DALAM ABANG LO KEMANAIN?!" Ken berteriak dari samping rumah ketika mendapati benda sakralnya tidak ada ditempatnya.
"Perasaan kemaren gue jemur disini." Ken mengelus dagunya berkali-kali.
"Abang apaan sih teriak-teriak!" Sarkas Kiki.
"Celana dalam Abang lo taruh mana?" Tanya Ken sekali lagi.
"Celana dalam?" Kiki nampak berpikir.
"Oooh, celana dalam yang gambar Spiderman itu?" Kiki terbahak.
"Anjir! Iya yang itu!" Wajah Ken memerah menahan malu.
"Kiki kasihin ke orang gila." Jawab Kiki enteng.
"Ha?! Jangan nglawak deh Kiki, Abang beneran."
"Kiki juga beneran, Bang. Jadi kemarin ada orang gila di depan rumah kita. Kiki lagi pulang sekolah sama Fahmi, terus orang gila itu jongkok di samping rumah gitu. Celananya kotor banget terus ga pake baju. Yaudah Kiki kasihin aja celana dalam sama celana pendek Abang." Jawab Kiki jujur.
"Astaga Kiki!" Ken mengusap wajahnya kasar.
"Lo kenapa polos banget sih, Dek. Itu celana dalam kesukaan Abang, Kiki. Ya Allah Gusti!"
"Ya mana Kiki tahu. Kan Kiki nggak pernah lihat Abang pakai itu."
"Ya kan Abang pakainya di dalem!"
"Nah, makanya Kiki nggak pernah lihat. Lagi celana dalam Abang kan masih banyak."
"Tapi itu kesayangan Abang. Itu kado dari Salsa."
"Anjir salah ngomong gue." Wajah Ken terlihat panik.
"Haaa?! Kak Salsa kasih Abang celana dalam? Bhahahak. Yang bener aja Bang? Terus Abang ngasih BH ke Kak Salsa?" Kiki bertanya dengan sisa tawanya.
"Nggaklah! Ngaco lo."
"Ah, pasti Abang mau kasih kado BH tapi nggak tahu ukurannya 'kan?" Wajah Kiki benar-benar minta digampar, dia menggerakan alisnya menggoda Ken.
"Dosa apa gue punya adek kaya begini, Ya Allah. Kasihan Ayah sama Bunda. Mereka pasti sedih." Ken berlalu meninggalkan Kiki.
"Abang! Maafin Kiki dong."
"Abang, ih!"
"Bang!" Kiki terus membujuk Ken.
"Kalian ini sehari nggak berantem, bisa nggak sih?" Suara Amira terdengar lembut.
"Bunda, bujukin Abang biar nggak marah terus sama Kiki" Kiki gelayutan dilengan Bundanya.
"Emang Abang kenapa?"
"Abang marah, gegara celana dalam Abang Kiki kasihin ke orang gila yang di depan rumah kemarin." Jawab Kiki polos.
"Ha? Ya Allah Adek, apa coba motivasi kamu." Amira memijat pangkal hidungnya frustasi.
"Ya kan kasihan Bunda." Cicit Kiki.
"Udah sana minta maaf sama Abang."
Kiki berlari menaiki anak tangga dirumahnya. Dia harus ke kamar Ken, dia harus membujuk Ken.
"Ya Allah Ayah, pusing Bunda lama-lama." Amira terus menggerutu karena suaminya tidak ada disini. Keenan, Ayah Kiki adalah seorang nahkoda kapal sehingga dia jarang sekali pulang. Hal itu menyebabkan Amira harus mengurus Ken dan Kiki sendirian.
"Abang, maafin Kiki lah. Nanti Kiki janji, Kiki ganti deh celana dalamnya." Kiki sudah berada di kamar Ken. Kiki diatas kasur, duduk di sebelah Ken yang sibuk memainkan game diponselnya.
"Bang?"
"Abang jangan diemin Kiki gini dong, Kiki nggak suka."
"Abang ih, nggak sopan tahu ngediemin orang gitu."
"Lo tuh yang nggak sopan. Main ngambil celana dalam orang sembarangan." Ken mulai bersuara.
"Ya kan Kiki nggak tahu, yaudah maaf. Nanti Kiki ganti deh, janji deh."
"Nggak."
"Nggak papa nanti Kiki beliin celana dalam gambar Spiderman sama Ironman, buat Abang."
"Ya walaupun nanti sensasinya beda pas Abang pakai, tapi kan nggak papa yang penting sama 'kan?"
Ken melirik tajam adiknya, apa-apaan ini? Sensasi apa yang ada dipikiran Kiki? Dasar anak itu!
"Lo main deh sana. Nongkrong kek sama temen-temen lo. Biar lo nggak polos-polos amat. Jangan mainnya sama Fahmi mulu." Ken sudah tidak tahu harus bagaimana, semakin Ken marah, Kiki akan semakin bicara nglantur.
"Kiki sering kok main sama Ira." Kiki membela diri.
"Cari temen yang banyak! Gue lihat lo nggak punya temen selama ini." Cibir Ken.
"Kiki punya temen kok. Ira sama Fahmi. Lagi kata Fahmi percuma punya banyak temen kalau kecu, datengnya cuma pas seneng aja."
"Emang lo paham maksud Fahmi?" Ken tersenyum sinis.
"Engg-enggak." Kiki memamerkan deretan gigi putihnya.
Ken mendengus. Sudah dia duga, adiknya ini terlalu polos. Dia hanya pintar dibidang akademis, selebihnya nol besar.
"Udah sana lo keluar!" Usir Ken.
"Kiki kan masih pengen disini."
"Abang sibuk. Udah sana keluar!" Ken mendorong-dorong Kiki pelan. Sedangkan Kiki justru mencengkeram sprai kasur Ken.
"Abang kenapa sih? Abang mau ngapain emang?"
"Abang mau video call sama Salsa, udah sana keluar." Ken menarik Kiki dan mendorongnya untuk keluar dari kamar.
"Abang mau minta dibeliin celana dalam baru?" Kiki terbahak dari luar kamar Ken.
"Anjir!" Ken mendengus dan menendang keras pintu kamarnya.
Terdengar jelas tawa Kiki di luar sana. Ken mengumpat berkali-kali, merutuki nasibnya yang memiliki adik seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
K E E Y A R A [Completed]
Teen FictionInsyaaAllah lucu 😂 InsyaaAllah ndak nyesel kalo baca. DILARANG KERAS PLAGIAT CERITA SAYA!!!!!!! Kalian boleh membaca, tapi tolong, jangan diplagiat. Author nulisnya juga nggak gampang, perlu berbulan-bulan buat selesaiin cerita ini. Jadi tolongg, s...