15. Salam Sayang, Adikmu.

3.1K 196 2
                                    

Kiki berlari menaiki anak tangga di rumahnya. Rumah Kiki tampak sepi. Kiki tahu hari ini tanggal 06, tanggal di mana Amira, Bundanya, mengadakan arisan dengan ibu-ibu rempong di kompleknya, termasuk Niken. Batang hidung Ken juga tidak terlihat sama sekali, tapi Kiki tidak peduli. Untuk pertama kalinya dia merasa tidak peduli. Ada hal yang lebih penting, selain keberadaan Ken. Apa lagi jika bukan celana dalam untuk Ken.

Kiki membuka pintu kamarnya. Pintu berwarna putih, warna yang sama dengan pintu-pintu lainnya. Hanya saja, pintu kamar Kiki sedikit berbeda. Beberapa foto tertempel di atas steroform, ada foto Kiki sendiri yang sedang tertawa lepas; ada foto Kiki dan keluarganya; ada foto Kiki dan Ira; ada juga foto Kiki dan Fahmi.

Kiki melemparkan tas nya di atas kasur. Melepas seragam sekolahnya, dan menggantinya dengan kaos yang dibalut bazer jeans dan hot pants berwarna hitam.

Kiki sudah duduk manis di depan meja belajarnya. Dia harus menulis surat, surat cinta untuk Ken. Jari lentik Kiki perlahan menari-nari di atas kertas putih bergaris navy itu. Kata demi kata, kalimat demi kalimat, paragraf demi paragraf telah tertulis. Tinta warna merah menyala membuat surat cinta itu lebih hidup. Warna tinta merah menyala seakan mengatakan bahwa; aku disini berbeda, jadi jangan sampai tidak memperhatikanku.

Setelah selesai menulis surat, Kiki keluar dari kamarnya. Kiki menempelkan telinganya ke pintu yang berada di sebelah pintu kamarnya, seperti memastikan sesuatu. Setelah benar-benar aman, Kiki masuk ke kamar Ken. Kiki meletakkan surat yang telah ia tulis dengan ditindih kotak di atasnya.

Buru-buru Kiki keluar. Dia kembali masuk ke kamarnya. Merebahkan dirinya di kasur berukuran single miliknya. Diam-diam bibir Kiki terangkat. Dia senang. Lagi-lagi Kiki harus mengakui bahwa dia sedang bahagia. Semoga setelah ini Ken tidak sensitif seperti bokong bayi lagi. Harapnya.

Ken baru saja pulang dari rumah Salsa. Dia tidak langsung ke kamar. Ken justru pergi ke dapur karena perutnya terasa lapar. Ken mengambil dua centong nasi dan ia letakkan di atas piring. Tidak ada lauk disana. Rupanya Amira terlalu sibuk mengurusi arisan bersama ibu-ibu rempong itu daripada mengurus anaknya. Tidak ada pilihan lain bagi Ken. Ken menggoreng telur untuk lauknya sendiri.

Setelah makan, Ken masuk ke kamarnya. Kamar Ken, Kiki, juga seluruh kamar di rumah mereka memang tidak pernah dikunci. Kepercayaan terhadap sesama anggota keluarga cukup besar. Tidak perlu mengunci pintu kamar pun, mereka yakin semua akan baik-baik saja.

Ken yang sedang melepaskan ikatan sepatunya pun menyadari ada sesuatu yang belum pernah ada di kamarnya sebelumnya. Sebuah kotak yang dibungkus dengan koran. Apa itu? Kenapa bungkusnya koran? Kenapa Kiki tidak ada manis-manisnya sama sekali ?

Ken meraihnya, membuka perlahan surat yang berada di bawahnya. Tinta merah adalah apa yang pertama kali Ken lihat. Setelahnya hanya menyisakan tulisan yang rapi, milik Kiki.

Dear Bang Kenzo..

Abang, maafin Kiki.
Maafin Ucrit juga..

Kenapa bawa Ucrit? Tanya Ken dalam hati.

Setelah Kiki pikir-pikir, celana Abang yang hilang bukan sepenuhnya salah Kiki. Andai Ucrit menolaknya, pasti Kiki tidak akan bersikukuh memberikannya.

Apa ini? Bahkan Kiki masih sempat menyalahkan orang gila itu. Memang benar-benar gila adik Ken ini.

Sayang, Ucrit lebih beruntung karena terhindar dari amukan Abang.

Ya kali Ken mau ngamukin orang gila.

Bang, Kiki punya sesuatu buat Abang. Celana dalam baru buat Abang. Gambar Spiderman dan Ironman.

Ken terkejut ketika membaca kalimat itu. Ken langsung buru-buru membuka dua kotak yang ada di sampingnya. Mata Ken membelalak tak percaya jika Kiki memberinya celana dalam dengan motif Spiderman dan Ironman.

Jadi, yang gambar Spiderman itu sebagai ganti celana dalam Abang yang hilang. Yaah, meskipun kesan pesan yang Abang rasakan saat memakainya akan berbeda. Tapi setidaknya bisa mengobati rindu Abang ke celana dalam Kak Salsa. Eh, maksud Kiki ke celana dalam yang dikasih sama Kak Salsa.

Celana dalam pemberian Salsa memang sangat berkesan, dan Kiki memberikannya kepada Ucrit tanpa perasaan.

Terus Bang, kalau yang gambar Ironman itu dari Kiki. Kiki nggak mau kalah sama Kak Salsa. Di kelas Kiki selalu juara satu. Kiki juga pengen jadi juara satu di hati Abang. Makanya Kiki kasih itu. Biar bisa saingan sama Kak Salsa, walaupun ujungnya Kiki yang menang.

Kiki memang polos. Dia tidak tahu bahwa dia menjadi juara satu di hati Ken, begitu juga Salsa. Mereka sama-sama juara satu, dengan posisi yang berbeda.

Bang, jangan sensitif kaya bokong bayi lagi. Kiki susah lho cari celana dalam itu. Kiki udah keliling Bandung, sampai ketemu Dilan di jalan. Dilan nembak Kiki, Bang. Tapi Kiki jawab kalau Kiki belum boleh pacaran. Kalau Abang nggak percaya, tanya Fahmi. Fahmi yang nganterin Kiki buat cari celana dalam itu. Kiki harus beliin Fahmi cendol Mang Pena buat ucapan terimakasih. Kalau Bang Ken mau ngganti uang Kiki yang buat beli cendol, Kiki nggak nolak kok.

Ken terkikik geli membacanya. Bagaimana bisa Kiki mengatakan bahwa Dilan menembaknya. Lagi pula, siapa yang ingin mengganti uangnya yang telah ia gunakan untuk membeli es cendol.

Jangan lupa dipakai ya Bang. Meskipun Kiki nggak pernah tahu Abang makainya, karena di dalam, kata Abang. Tapi kalau Abang mau pakai di luar, nggak papa kok. Nanti Kiki beliin celana dalam lagi, yang motif Superman.

Salam Sayang, Adikmu

Keeyara Asyqilla ❤

Ken tersenyum. Bibirnya terangkat dengan jelas. Ternyata adik kecilnya itu berusaha terlalu keras. Bahkan Ken sama sekali tidak marah dengan Kiki, Ken hanya sedikit kesal. Perlahan akan membaik. Kiki terlalu berlebihan dalam mengartikan segala hal, termasuk berubahnya sikap Ken akhir-akhir ini.

K E E Y A R A [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang