72. Penjelasan

2.8K 176 2
                                    

Fahmi dan Kiki berdiri di samping motor trail warna hijau. Mereka berada di parkiran sekarang.

Beberapa kali Kiki tersenyum kepada siswa yang tak sengaja melihatnya, atau sebaliknya. Sedangkan Fahmi diam saja. Senyum Fahmi mahal, hanya orang-orang tertentu yang bisa mendapatkannya.

"Lo laper?" Tanya Fahmi.

Kiki menggeleng.

"Tapi gue laper."

"Ya udah ayo pulang, makan di rumah." Kiki memakai helmnya sendiri.

"Ck!" Fahmi mendecak dan memukul helm Kiki.

"Fahmi!" Peringat Kiki.

"Temenin gue makan."

Kiki merengut karena Fahmi sudah menaiki motornya tanpa menunggu Kiki untuk mengiyakan.

Kiki susah payah naik motor trail Fahmi yang tinggi, dia mencengkeram pundak Fahmi agar bisa naik ke motornya.

Fahmi memundurkan motornya dan meninggalkan parkiran sekolah.

Fahmi membawa Kiki ke kedai bakso di dekat sekolahnya.

Fahmi memesan bakso satu porsi, segelas es teh dan lemon tea.

"Kok Fahmi pesan baksonya cuma satu?" Tanya Kiki.

"Kan lo nggak laper." Fahmi sibuk mengunyah bakso di mulutnya.

"Tuh, minum. Udah gue pesenin." Perintah Fahmi acuh.

"Fahmi jahat banget, sih!" Kiki meraih lemon tea-nya dan meneguknya dengan kasar.

Fahmi terkekeh melihatnya.

Fahmi berhenti menikmati baksonya, dia beranjak untuk memesan semangkuk bakso lagi.

"Makan!" Perintah Fahmi saat penjual itu menaruh semangkuk bakso di depan Kiki.

"Nggak." Kiki membuang muka.

"Sok-sokan ngambek gitu, dih. Kode biar disuapin?" Fahmi menyangga rahangnya dengan tangan kiri.

"Nggak, siapa yang mau disuapin Fahmi. Fahmi kan jahat."

"Mbak, mbak." Fahmi memanggil dua orang wanita yang duduk di sebelahnya, tapi berbeda meja.

Dua orang wanita itu menoleh.

"Mau gue suapin?" Fahmi menunjukan senyum terbaiknya. Senyum yang membuat seluruh mata menjadi luluh ketika melihatnya.

Dua orang wanita itu hanya terkikik geli melihat senyum Fahmi.

Kiki membulatkan matanya sempurna. Baru kali ini Fahmi bersikap sangat menjijikan.

"Kok Fahmi genit kaya Abas, sih?!"

"Gue cuma tanya mereka mau gue suapin apa enggak." Fahmi tidak merasa bersalah.

"Ishh!"

"Jangan genit gitu!"

"Emang kenapa?"

"Kiki nggak suka!"

"Jadi nggak boleh, nih?"

"Nggak!"

"Yaaah mbak, sama cewek gue nggak boleh. Sorry, ya." Fahmi kembali berbicara dengan kedua wanita itu dengan raut wajah yang dimelas-melaskan.

"Fa-Fahmi kok bilang Kiki cewek Fahmi?" Kiki bertanya dengan terbata.

"Emang kenapa?" Fahmi menyedot es tehnya.

"Emang lo nggak mau?" Tanya Fahmi.

Wajah Kiki tiba-tiba memanas.

"Nggak usah dipikirin. Buru makan, nanti dingin." Fahmi mengacak rambut Kiki gemas.

K E E Y A R A [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang