LEO menepuk-nepuk bahu sosok jangkung disebelahnya. Sosok yang masih Naja tak percayai bisa berada disini. Sosok itu tadinya juga sempat kaget sebentar, dan kini malah tersenyum lebar.
"Kayaknya kalian udah kenal?" Leo memandang mereka bolak balik.
"Dia temen kuliah gue, yang sering gue ceritain sama lo itu." Niko menjelaskan dengan wajah seperti bapak-bapak yang anaknya juara kelas, bangga bukan main.
"Kenapa sama dia sih?" Tanya Naja separuh tak terima.
Noni mendelik kearah Naja, "Emangnya kenapa?" Dan memandang Niko dengan tatapan datar, "Pantas aja muka lo familier."
"Dia adik sepupu gue. Udah lama banget dia jadi anggota gym, sejak SMA. Pokoknya dia udah bisa deh ngarahin lo. Ya tapi dia sekarang jarang kesini, sibuk mau ke Negeri Sakura." Kali ini Leo bagai tukang obat. Promosi khasiat dan manfaatnya. "Lagian kan dia teman kuliah lo, masa ga mau?"
"Teman pelatihan gue juga sih. Bela-belain gue pindah dari kampus lama buat ngejar Naja." Naja menatap Niko tajam, "Eh maksud gue ngejar beasiswa magang ke Jepang." Niko membalas tatapan Naja dengan seringai.
"Tenang aja, sekarang gue bakal sering kesini kok."
Leo seperti tak paham dengan kondisi, "Oh, lo ambil beasiswa juga, Na? Pinterr!"
Naja hendak menjawab namun segera dipotong Noni, "Udah! Cepetan mulai! Ntar ni anak kesenengan waktunya dilama-lamain, jadwalnya cuma sampe sebelum maghrib nih!"
***
"Jadi progress nya udah sampai mana? Btw, gue gasabar lho, liat lo jalan di catwalk nanti."
Naja yang sedang berlari diatas treadmill jadi keki, "Lo lupa kalo tugas lo itu ngarahin gue?" Naja mengalihkan pandangannya sejenak kearah Noni dan Leo diujung sana, yang tampaknya terlibat dalam pembicaraan serius.
"Sekalian kan gak papa, abisnya lo dikampus gamau ngobrol sama gue, mana tuh anak dua mepetin lo terus!"
"Siapa?" Naja kembali memandang Niko.
"Fiona sama Reja. Lo yang suruh ya?" Niko memicingkan matanya. Naja hanya mengangkat bahu, "That's not your bussiness."
Niko mendengus dan berbalik pergi, sempat membuat Naja menghela napas lega sesaat, karena beberapa saat kemudian Niko kembali dan menenteng timbangan.
"Mau ngapain?" Naja memandang timbangan digenggaman Niko dengan tatapan horor.
Niko menaikkan alis, "Gue pengen tahu perkembangannya udah sampe mana. Sini." Niko meletakkan timbangan itu dan menyetelnya.
Naja menggeleng sembari terus berlari, diatas treadmill.
"Yeee, kok ngeyel gitu sih?"
"Apa urusan lo emang? Gamau gue!"
"Lo lupa kalo tugas gue itu ngarahin lo?" Naja merengut, sebal karena Niko membalikkan kata-katanya beberapa saat yang lalu.
"Atau mau balikan sama Leo aja?" Goda Niko. Niko kedengeran seperti pacar baru yang ternyata memiliki pacar gagal move on. *paan*
Naja pura-pura tidak mendengar dan tidak melihat kearah Niko lagi. Niko yang sepertinya belum puas jika belum berhasil mengusili Naja, tetap belum bisa diam.
"Yakin? Sama gue enak loh, cuma ngobrol dan digodain dikit. Daripada sama Leo? Disiksa?" Goda Niko sambil menaikturunkan alisnya.
"Cepetan sini!" Paksa Niko lagi, Naja masih tetap pada posisinya sampai akhirnya, "Leooo, Naja nya ngelawaann nihhh!" Seru Niko seperti anak SD yang mengadu pada guru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me & Fat Burner
ChickLitIni kisah Naja yang berdiri diantara orang sempurna. Kakaknya yang perfect dan bekerja sebagai model, adik laki-lakinya yang tampan dan cool sebagai pemain basket kawakan. Masalah Naja hanya satu, ia gendut. Kelebihan berat badan. Dan membuatnya keb...