SORE itu Nasha memutuskan untuk kembali menjenguk Lauren di kediaman Seline. Ketika ia datang, dilihatnya Lauren sedang terduduk di sofa dan menerawang ke depan.
"Pak Yosa berantakan banget. Lo harus pulang." Kata Nasha pelan.
Lauren mendelik, "Apa urusan lo?"
"Apapun penyebab lo berantem sama bokap lo, emang bukan urusan gue." Lauren ingin menyela, sampai Nasha mengangkat tangannya, menyuruh diam. Tumben, gadis itu menurut dan kembali menutup mulutnya.
"Tapi gue gak suka cara memperlakukan orangtua kayak gitu." Diam-diam Nasha membatin, dia juga sering begitu sama Mama, tapi dia ga mau ada orang lain yang juga durhaka sama orangtua.
"Apalagi dia orangtua satu-satunya, Ren. Masa lo tega?" Kali ini nada bicara Nasha terdengar lembut.
Lauren mendesah pelan, "Terkadang Papa tuh ga ngerti, gue kangen Mama. Gue pengen dia seperti Mama. Selalu ngertiin gue."
"Dia Papa lo, selama ini dia udah berusaha jadi ibu sekaligus ayah buat lo. Gaada yang sempurna, Ren. Karena bagaimanapun posisi dia seorang ayah."
"Lo masih mending, kami? Kami kehilangan kepala keluarga kami, Ren. Saat itu gue bener-bener kehilangan arah. Ngebayangin gue dan Naja bakal nikah dengan wali hakim aja bikin gue masih nyesek ampe hari ini."
Nasha tercekat, apa-apaan dirinya? Kenapa malah acara curhat-curhatan gini?
Namun Lauren terdiam juga, mau tidak mau kata-kata Nasha masuk ke telinga dan hatinya. Jadi ini yang keluarga Naja alami?
Lauren kira mudah, karena menurut Lauren semua orang cenderung dekat dengan ibu ketimbang ayah. Bahkan dulu Lauren sempat meminta ke Tuhan, kalau mau ngambil, ambil aja Papa duluan.
Bodoh memang.
Dia kira kayak beli cappucino cincau gitu? Dan akhirnya Tuhan memberi jawaban dengan kejutan ala-Nya, diambilnya Mama duluan. Lauren lupa, dunia ini milik-Nya. Apapun yang kita doakan, semua terpulang kepada-Nya kembali.
Dendam bertahun-tahun yang Lauren pendam perlahan terkikis, mendengar pernyataan dari Nasha, bahwa mereka tidak bahagia sepenuhnya. Sama seperti dirinya.
Begitulah kehidupan jika hanya memiliki sebelah orangtua, ibarat bertumpang pada satu tiang. Tidak akan sempurna. Namun itu ujian Tuhan, diberinya kita kisah yang berbeda dengan yang lain. Ntah karena dipisahkan keegoisan, lalu mereka berpisah atas kemauan mereka sendiri, atau dipisahkan sebuah kisah bernama maut.
Untuk kamu diluar sana yang hanya punya satu orangtua, bersyukurlah. Dan berusahalah melengkapi apa yang terlihat tidak sempurna. #authorcurhat
Balik lagi ke laptop.
"Dan apapun masalah lo sama Naja, atau apapun kesalahan Naja sama lo, tolong maafkan. Jangan ganggu dia lagi, Ren." Kali ini Lauren bisa merasakan aura kemarahan dari nada bicara Nasha.
Percakapan sore itu lah yang merubah pikiran Lauren, ia memutuskan pulang. Mencoba berganti tempat dengan Papa, untuk menyempurnakan kehidupan mereka yang sebelah jiwanya telah pergi.
***
Tapi jangan sebut nama Lauren kalau hatinya bisa cair begitu saja.
Ia tetap akan melaksanakan janjinya untuk membuat Naja menderita, setidaknya untuk terakhir kali, sebelum ia melanjutkan hidup dengan tenang.
Lauren sudah menyiapkan rencana buruk sedemikian rupa. Setidaknya, ia bisa mengganti tangisan dihari kematian Mama.
Kalau hari itu Mama tidak menolong Naja, mungkin Mama masih hidup, masih disampingnya, masih mendampingi Papa dan tua bersama.
Masih sulit untuk menerima keputusan Tuhan. Karena perbuatan tak semudah perkataan. Karena hati tak semudah putaran lidah.
***
Pak Yosa langsung deja vu, ketika melihat wajah Nasha masuk keruang audisi.
Nasha.... rautnya mirip anak itu!
Tepat sekali, ketika ia melihat biodata Nasha, terletak di nama orangtua, Alm. Novrian Pratamas.
Korban kecelakaan yang bertabrakan dengan mobil istrinya.
Sejak hari itu, Pak Yosa membantu Nasha mengangkat karirnya. Apalagi saat ia mendengar pernyataan Nasha saat interview, bahwa gadis itu ingin membantu keluarganya yang tidak lagi mempunyai ayah.
Terlepas dari itu, Nasha memang berbakat dan pekerja keras. Disaat musim liburan, ia malah meminta jam pemotretan ditambah.
Meski ia mencari, dimana adiknya yang kecelakaan bersama ayahnya?
Lagi-lagi, kisah Tuhan memang harus kita akui keajaibannya.
Jadi ini semua tidak mungkin tidak beralasan.
***
"Harusnya gue pikir balik soal kepergian Mama."
Andra membalikkan badannya, dan mendapati Lauren berdiri dibelakangnya.
Tadinya ia berniat ingin menghirup angin malam, mencoba mencari ketenangan. Melepaskan sesak yang ia tahan bertahun-tahun.
"Maksud Kak Lauren?" tanyanya takut-takut.
Lauren tertawa pelan, "Don't treat me like i'm a stranger."
"But you act like stranger."Sahut Andra pelan.
"Gue kangen."
Andra menatap kakaknya sendu, "Ya, gue juga kangen Mama."
"Gue kangen adek gue. Gue kangen main boneka bareng."
Kali ini Andra terkejut, "Sejak kapan lo berubah?"
"Gue ga berubah. Gue cuma mau balik ke asal. "
"Maksud lo?"
"I'll be a good sister for you, and good daughter for Papa."
Andra tersenyum ketika Lauren memeluknya.
Namun Andra juga bingung ketika mendengar cerita Lauren untuk pertama kalinya hari ini, saat mereka sudah kembali akrab seperti dulu.
Cerita itu mengejutkan, juga berbahaya.
Namun, Andra tak bisa menolak atau membantah, mereka baru saja baikan hari ini.
***
-VHANIA-
Published on October 5th, 2018Pendek yaa? Iya emang udah segitu aja wkwk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me & Fat Burner
ChickLitIni kisah Naja yang berdiri diantara orang sempurna. Kakaknya yang perfect dan bekerja sebagai model, adik laki-lakinya yang tampan dan cool sebagai pemain basket kawakan. Masalah Naja hanya satu, ia gendut. Kelebihan berat badan. Dan membuatnya keb...