NAJA meremas seatbelt nya ketika mobil terasa makin laju, "Pa, jangan kenceng-kenceng. Naja takut."
Papa hanya mengangguk sambil menggenggam setir erat-erat. Hanya ia yang tahu kenapa mobil makin melaju sekarang. Sedari tadi ia menginjak rem, namun mobil makin melaju.
REM BLONG!
Dan Papa tahu arah mobil ini tidak akan bertahan lama. Kawasan yang mereka lalui sekarang masih lengang. Jika tidak dihentikan, dan masuk ke kawasan ramai, akan lebih membahayakan. Apalagi jalur ini terdapat 2 jalur berlawanan arah.
Semoga pilihannya tidak salah.
***
"Ma cuma sebentar aja?" Protes Lauren.
Mama menghela napas, "Adikmu sendirian dirumah. Kita beli donat J'Co dulu. Tadi Mama udah janji sama Andra."
"Tuh, kan! Kalo janji sama Andra inget, sama Lauren enggak!" Lauren merajuk.
"LAUREN! Udah cukup! Kamu udah keterlaluan! Bukannya tiap hari makin dewasa, malah makin gak jelas tingkahnya!" Bentak Mama akhirnya. Hampir saja setir tidak seimbang ketika ia memarahi Lauren.
Lauren menangis, "Oh, jadi gitu? Mama marah sama Lauren? Oke. Lauren lompat aja dari mobil!"
Lauren tidak menyangka niatnya yang hanya ingin menakuti Mama malah jadi benar-benar membahayakan nyawa mereka.
Karena Mama mencoba menahan Lauren yang memegang pintu, Mama kehilangan kontrol setir.
Tanpa mereka duga, dari arah sana mobil melaju muncul dan mengambil jalur mereka.
Tak terelakkan, dua mobil itu beradu kap depan dengan sangat kencang, dan menyebabkan dua mobil itu sama-sama tumbang.
Lauren menyadari Mama memanggil-manggil namanya, ketika semua perlahan gelap.
***
Lauren membuka mata dikala mereka sudah dikerubungi orang.
Mobilnya dan mobil yang bertabrakan dengannya hancur, dan nampak kobaran api.
Lauren ingin berteriak, namun lidahnya kelu. Lauren merasa seluruh tubuhnya mati rasa.
Mama mendekat dengan kerudung putihnya yang penuh darah, karena kepalanya yang terbentur kaca.
Mama memeluk Lauren yang menatap mobil lain itu dengan pandangan kosong.
Tampak orang-orang sibuk menyelamatkan seorang anak perempuan yang terjebak didalam mobil.
"Ayahnya sudah meninggal!" Teriak salah satu orang.
***
"Papa...." Naja hanya bisa mengerang saat ia melihat orang-orang mulai mengeluarkan Papa.
Naas baginya, ia berada disisi mobil yang terguling ke aspal. Naja hanya ingin menangis, menangis untuk Papa yang menutup matanya dengan sekujur darah dikepala. Menangis untuk dirinya yang berada di ambang kematian.
Namun harapan itu kembali ketika ia merasa tangannya digenggam seseorang.
***
Lauren menganga tak percaya ketika tiba-tiba ia merasakan pelukan Mama terlepas.
Mama berlari menghampiri mobil yang bertabrakan dengan mereka itu, mengulurkan tangan kedalamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me & Fat Burner
ChickLitIni kisah Naja yang berdiri diantara orang sempurna. Kakaknya yang perfect dan bekerja sebagai model, adik laki-lakinya yang tampan dan cool sebagai pemain basket kawakan. Masalah Naja hanya satu, ia gendut. Kelebihan berat badan. Dan membuatnya keb...