38. Fakta Sebenarnya (Part 2)

1.9K 185 0
                                    

ANDRA, atau  Yolyandra, seketika lesu ketika mendapati Yosalex, ayahnya yang menyandar di sofa, dengan tatapan kosong kedepan.

"Udah tau dimana Kak Lauren, Pa?" tanya Andra pelan.

"Belum, Ra. Apa harus Papa lapor ke polisi untuk mencari kakakmu?"

Andra menggeleng, "Gak, Pa. Kalo aku pikir, mungkin Kak Lauren cuma butuh waktu untuk sendiri."

"Tapi, dia tidak bawa apapun, bahkan hpnya sekalipun! Papa bimbang, dia tidur dimana, makan apa."

"Apa ini ada hubungannya dengan Kak Naja?"

"Naja siapa?"

Andra berpikir sejenak, mengingat-ingat nama kakak Narya. Ia rasa Naja pasti ada urusan dengan agensi Papanya, hanya saja tadi ia kasihan pada Naja yang menahan sakit perut dan bolak balik kekamar mandi. Makanya ia tidak jadi bertanya lebih banyak, meski rasa penasarannya sudah ngumpul jadi satu.

"Pokoknya kakaknya juga kerja di agensi Papa."

"Ooohh, Nazalea?"

Andra mengangguk.

Papa memijit keningnya, dilema antara memberi tahu atau tidak.

"Ya, bisa dibilang begitu."

"Ada apa emangnya?"

Pak Yosa menatap anak keduanya itu, kemudian menepuk-nepuk sofa disisinya, menyuruh Andra mendekat untuk mendengarkan.

Andra duduk disampingnya, dan Pak Yosa menceritakan semuanya...


***


"Lo nyaman tinggal disini?" Tanya Seline yang kini memegang segelas teh hangat, dan sebuah remote TV ditangan yang lain.

"Lumayan, thanks." Sahut Lauren yang membolak-balik koleksi majalah Seline, dan kembali bertanya, "Boleh tau, kenapa lo sama Nasha mau nolongin gue?"

Seline mengalihkan pandangannya dari layar TV, "Karena...." Kemudian ia berpikir sejenak, "Karena kami manusia."

"Tapi lo kan pernah gue jahatin?"

Seline tertawa, "Terus? Emangnya kejahatan lo kemarin yang ngatain gue papan cucian itu bikin gue mati? Nope, i'm sehat walafiat sampai sekarang. Bahkan, hinaan lo itu yang bikin gue lebih semangat untuk maju."

"Yee, tapi masih inget juga." Cibir Lauren.

"Manusia bisa memaafkan, tapi tidak dengan melupakan."

Dan Lauren kini terdiam, bingung ingin membahas lebih lanjut. Ini pertama kalinya ia bicara banyak dengan Seline semenjak 2 hari lalu menginap disini. Agak canggung juga sih.

Seline lah yang berinisiatif untuk selalu memulai pembicaraan, meski berawal dari hal yang sepele. Seperti nanyain makan, nyuruh ngemas kamar tidur, atau hal-hal remeh lainnya.

Iya, remeh. Tapi, Lauren merasa Seline dan Nasha memang baik.

"Maafin gue juga deh, gue pernah naro obat pencahar di minuman lo." Cicit Lauren.

Seline menatapnya, "Kapan?" Dirinya dua kali terkejut karena perkataan Lauren. Pertama, seorang Laurenza Drizella-cewek-angkuh-gila-penghormatan itu mengucapkan kata maaf. Kedua...... Kampret bener dah!

"Pas show  yang di Tangerang, beberapa bulan lalu."

Seline menerawang, berpikir sejenak untuk mengingat.

Me & Fat BurnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang