2. Restoran Mama Naja

5.3K 437 34
                                    

PAGI Sabtu itu Naja sedang duduk dengan damai dikantin kampus.

Reja belum kelihatan, karena ini masih pukul 9 pagi. Satu jam sebelum jadwal masuk kelas.
Ntah mengapa hari ini Naja ingin datang lebih cepat.

By the way, sesuatu yang bisa dikatakan kedamaian bagi Naja jika itu ada makanan.
Nah, sekarang Naja sedang melahap batagor Mang Asep dengan damai.

"DORR!" suara sekaligus tepukan lumayan kencang di bahu Naja membuat Naja nyaris tersedak, dan refleks membuat ia menyemburkan batagor yang ia kunyah.

"Uhuk, uhuk." Naja menyedot teh botol miliknya. Sesaat kemudian terdengar tawa yang setara dengan tawa setan.

"HAHAHAHAHA." Reja.

"SUMPRET LO, JA! KALO GUE MATI GIMANA!?". Naja menjitak kepala Reja yang dengan tak berdosa duduk disebelahnya kini, tak lupa dengan cengiran jerapahnya yang seolah minta ditabok.

"Kalo lo mati, lo ga bakal kemana-mana, Na. Malaikat di surga takut kehabisan beras karna ada lo. Setan di neraka takut jatah makannya diserobot sama lo, jadi lo ga bakal diterima, Na. Lo bakal dibalikin ke dunia." Sambar Reja ngasal.

"Lo ngatain gue mulu, ga bosen apa?". Decih Naja. Kali ini ia tidak membalas ejekan Reja, lebih baik ia menghabiskan batagornya yang jauh lebih berarti daripada kekonyolan tak bermutu Reja.

"Gue mau ngajak lo jalan."

Sendok yang mau menyuapkan batagor ke mulut Naja berhenti di udara, "Kemana?"

"Kemana aja. Asalkan sama lo." jawab Reja sambil nyengir dan menaik-turunkan kedua alisnya.

Naja melengos. "Banyak banget tai minyak lo, biasanya juga ngajak jalan ga pake ngomong. Tiba-tiba aja udah nongol didepan rumah kayak setan. Ampe kadang gue ga sempat mandi."

"Sumpret lo!? Jadi lo pernah ga mandi pas jalan sama gue!? Kapan itu?". Reja bergidik ngeri.

"Kapan-kapan." jawab Naja dengan wajah songong.

"Ntar malam gue jemput. Lo pake baju yang cantik, oke?".

"Lo ngina apa gimana nih? Sejak dulu kan lo tau, pakaian gue cuma basic jeans sama sweater doang. " Naja menggelengkan kepalanya berulang kali.

"Iya, menurut gue dengan pakaian itu lo emang cantik. Hehehe."

Naja cuma melengos (lagi) karena kelakuan sahabatnya yang rada gesrek itu.

"Ntar malam gue ga bisa. Mau bantu nyokap. Kalo lo mau, lusa malam aja. Itu pun ada syaratnya. " Naja menampilkan senyum evil yang membuat Reja curiga.

"Apaan? Makanan? Ga bisa, gue lagi bokek. Uang bulanan belum masuk." Ucap Reja cepat, sebelum Naja mengungkapkannya.

"Bacot lo, bokek tapi  mau ngajak jalan. Yaudah, lusa ntar gausah jalan! Kan lo bokek!". Sergah Naja kesal. Hampir seperti ngambek.

Ia bangkit dari duduknya. Lalu pergi.

Reja melongo kayak orang bego. Bukan, bukan karena Naja meninggalkannya, tapi di piring Naja masih tersisa setengah porsi yang belum abis.

Itu jelas bukan Naja banget!

Belum selesai otak Reja loading, tiba-tiba Naja datang lagi dan berdiri disamping meja.

"Lo-"

"Gue baru inget, batagornya belum abis. Gue ngambek, tapi gue lebih sayang makanan. Diem lo."

Reja makin bengong melihat Naja yang menelan batagor bulat bulat tanpa dikunyah lebih lama.
Lalu meletakkan piring kosong yang hanya menyisakan remah-remah batagor dan kuah kacangnya.

Me & Fat BurnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang