HARI INI, Naja tidak dapat menahan senyum sejak bangun pagi, mandi, pakai baju, pakai bedak, hingga sarapan.
Biasanya Naja makan dengan tampang cemberut, tapi kali ini ia menelan menu barunya sambil tersenyum juga, sesekali bersenandung riang.
Dia sudah dapat ide dalam mimpi.
"Kenapa kamu happy gitu?" Tanya Mama.
"Oh, enggaaakk. Naja emang lagi good mood aja."
"Hari ini ke gym?" Sambar Narya yang sudah siap dengan ransel sekolahnya. Sampai-sampai tempat duduknya sempit gara-gara harus berbagi tempat dengan ransel dipunggungnya.
Narya bukan seperti anak teladan yang tidak sabar hendak sampai ke sekolah, tapi lebih mirip orang oon yang suka berbagi tempat di sikon yang tidak tepat.
"Yoi, tapi sebelum itu gue ikut pelatihan buat magang gue dulu."
Narya manggut-manggut.
"Eh lo kenal banget ya sama kakaknya Yoli? Kayaknya nama dia ga asing deh.."
"Iya, dia alumni SMA kita juga, sama kayak gue. Dia dulu kan Ketua Cheers." Tiba-tiba pikiran Naja kembali berkecamuk saat mengingat tentang Lauren.
Dimana cewek itu berada? Bagaimana kabarnya? Bersama siapa ia tinggal? Dan...
"Oooh, pantes banget nama dia sering gue denger. Tapi kenapa Yoli ga nerusin juga ya?"
Naja memandang Narya, "Nerusin apa?"
"Yaaah, pokoknya dia tuh orangnya kalem, ga centil. Dia atlet voli, lari, terus ketua klub Bahasa Inggris. Lebih ke akademik kayaknya. Pokoknya cool deh." Kata Narya lalu menyendokkan nasi goreng.
Mama dan Naja saling berpandangan dan melemparkan senyum penuh arti ke Narya.
"Apaan?" Tanya Narya risi.
"Kamu suka dia ya?" Mama menaik turunkan alisnya.
Narya menggeleng, "Eh, engga! Engga kok! Kan cuma cerita doang." Namun tak dapat dipungkiri wajah Narya memerah.
Dilampiaskannya rasa malu dengan menyendokkan nasi gorengnya cepat-cepat tanpa mengunyah lebih lama.
"Daaah, Narya caw dulu ya, Ma!" Direnggutnya tangan Mama, "Assalamu'alaikum!"
Mama bengong sebentar, tersenyum dan kemudian tertawa bersama Naja yang sudah tertawa duluan.
***
"Tumben semangat?"
Naja menanggapi sindiran Noni dengan kekehan. Kepalanya melongok kedalam, dan Noni masih duduk manis di setir mobil.
"Turun lo!"
Noni menaikkan alisnya, "Ngapain?"
"Udaaah turun aja."
Naja tidak tahu, Noni bergetar sekarang. Turun didepan rumah ini?
Memang, ia pernah turun dan bertemu mama Naja, tapi itu saat si.... itu tidak berada dirumah. Ia sudah tahu jadwal si 'itu' yang hari ini kosong.
Bagaimana kalau kesempuk? Berabe...
"Hey! Kok malah bengong?"
"Ngapain sih?" Noni mengeluarkan suara jutek andalannya. Berharap Naja gentar. Yah, bukannya gentar, Naja malah gencar. Iya, gencar maksain Noni turun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me & Fat Burner
Literatura FemininaIni kisah Naja yang berdiri diantara orang sempurna. Kakaknya yang perfect dan bekerja sebagai model, adik laki-lakinya yang tampan dan cool sebagai pemain basket kawakan. Masalah Naja hanya satu, ia gendut. Kelebihan berat badan. Dan membuatnya keb...