LAUREN membaca brosur digenggamannya dengan dahi mengernyit, kemudian ia berikan lagi kepada si pemberi, Papanya.
"Lauren gak mau ikutan, Pa." Tolaknya halus.
Pak Yosa mengerjap, mencoba percaya, benar atau tidak yang dihadapannya adalah Lauren?
"Kok gitu? Tumben. Kuota per agensi terbatas, lho. Cuma 5 orang."
Lauren menggeleng, "Sama aja itu namanya KKN, Pa. Yang lain aja mati-matian seleksi. Masa Lauren seenaknya langsung diikutin?"
Pak Yosa akhirnya tersenyum bijak. Sudah beberapa hari ini, sejak kepulangannya dari minggat kemarin, Lauren berubah, walau tidak sepenuhnya, namun sudah lumayan daripada yang sebelumnya.
Sekarang contohnya, Lauren datang kekantor dan membawa makan siang untuknya.
Meski Pak Yosa juga sedih, lantaran Lauren masih bersikap datar terhadap Andra, adiknya.
"Mending Papa tunjuk aja Naja yang ikut."
Pak Yosa mengangkat wajahnya, menatap Lauren yang menyandar santai di sofa sambil membaca majalah.
"Kenapa?" tanya Lauren.
Pak Yosa menggeleng, "Dia masih jauh, kemarin kata Joni dia baru aja turun satu kilo setengah, Nak."
"Siapa Joni?"
"Itu loh, pegawai baru Papa yang katanya emang khusus ngebantu Naja doang. Abis itu resign."
"Kok gitu?"
Pak Yosa mengangkat bahu, "Papa juga gak tau."
Lauren mengangguk sambil terkekeh, "Aku heran deh kenapa Papa bisa jadi CEO." Lauren mendekat dan menunjukkan brosur itu dihadapan Pak Yosa. "Baca nih, kali ini temanya."
Imperfect? I'm Perfect!
"Dan gaada syarat berat badan disini. Lagian menurut aku Naja ga gendut-gendut amat. Dia cuma agak...." Lauren berpikir sejenak, "Montok."
"Lagian nih ya, Pa. Lombanya 2 minggu lagi. Masih banyak kesempatan Naja buat ikut."
Pak Yosa manggut-manggut, "Oke lah. Nanti Papa pikirin."
Lauren tersenyum, dan beberapa detik senyum itu berubah menjadi seringai.
***
"Mungkin dalam waktu dekat ini kalian bakal ikut karantina. Kemudian kursus bahasa Jepang dan belajar tentang negara Jepang. Pengurusan VISA, izin tinggal dan lain-lainnya." Penjelasan Pak Helmi bikin seisi kelas terkejut sekaligus senang.
Tak terkecuali Fiona dan Naja. Mereka ber high-five ria dengan norak sambil teriak pelan(?), "Yeaayy, kita ke Jepang!"
Niko cuma cengar-cengir sendiri dan berdoa dirinya ditempatkan magang berdekatan dengan tempat Naja.
Tapi bukan berarti tidak ada yang heran dengan informasi terbaru ini, "Pak, kok kayaknya dipercepat ya? Bukannya nunggu kami semester 6, Pak? Sekitar setahun lagi?" tanya salah seorang mahasiswa lain, mewakili mahasiswa lain yang bingung juga.
"Ya benar. Dipercepat. Kalau nunggu semester 6, setelah 1 tahun kalian lulus baru boleh pulang kan? Disnaker menargetkan kalian lulus dan langsung pulang.Disnaker tidak mau mengambil risiko membiarkan tamatan Sarjana masih magang di negara orang. Tapi kalau setelah itu kalian mau kembali melanjutkan bekerja disana tidak masalah, Disnaker akan memberikan rekomendasi perusahaan yang cocok untuk kalian, per jurusannya." Jelas Pak Helmi panjang lebar.
![](https://img.wattpad.com/cover/142199969-288-k700014.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Me & Fat Burner
ChickLitIni kisah Naja yang berdiri diantara orang sempurna. Kakaknya yang perfect dan bekerja sebagai model, adik laki-lakinya yang tampan dan cool sebagai pemain basket kawakan. Masalah Naja hanya satu, ia gendut. Kelebihan berat badan. Dan membuatnya keb...