46. Sesuatu Yang Beda

1.6K 140 2
                                    

PERTANYAAN Stevan berlalu bagai angin ditelinga Narya. Seharian ini ia termenung, memikirkan  hal yang membingungkannya beberapa hari ini.

Yoli menjauhinya, atau lebih tepat menghindar. Dan dirinya yang beberapa waktu ini sering barengan sama Yoli tentu aja jadi kehilangan.

Bahkan dengan mellow nya ia beberapa kali melihat fotonya bersama Yoli bolak-balik.

Kenapa gadis itu seolah menjaga jarak darinya?

Apakah Yoli marah karena status hubungan mereka yang abu-abu? Tapi kan Narya udah jelasin juga kalau mereka temanan saja, dan Yoli nrimo aja dari kemarin-kemarin. Kalau memang gadis itu marah, seharusnya Yoli sudah marah dari pertama kali Narya menolak cintanya.

"Woi, bakso lo dingin ntar!" Tegur Stevan. Narya tak mengindahkan teguran Stevan, matanya menatap lurus keujung sana, tempat dimana sumber pikirannya berasal.

Tatapannya bertumbukan dengan mata Yoli, hanya sesaat, karena sedetik kemudian gadis itu cepat-cepat membuang pandangan kearah lain.

Lo kenapa sih, Yol? Gue kan kangen...

***

"Lo kenapa ga barengan sama Narya lagi? Kemarin aja kita-kita ampe dilupain." Celetukan Nema menyadarkan Yoli dari lamunannya.

Yoli cuma tersenyum kecut, "Bosen gue deket dia mulu."

"Tapi dia kayaknya mandangin lo mulu dari tadi! Hayo lo, curi, curi, curi pandang." Nema masih belum menyerah. Dinyanyikannya lagu itu dengan nada super fals.

Nema emang terkenal banget sama mulutnya yang terkadang kayak Limbad, rada bikin susah orang. Bedanya Limbad susah disuruh ngomong, nah, kalo Nema susah disuruh diem. Tapi bagus juga sih, kalo ada Nema dimana-mana jadi rame.

Pernah suatu ketika Nema ditawari kakak kelas mereka dulu yang sering mangkal di kafe sebagai Stand Up komedian, untuk ikut ngebanyol di kafe juga, Nema malah menolak. Katanya capek plus pegal kalo Stand Up. Kalo Sit Down sih dia mau.  Dasar!

"Dia mandangin Ciya, dia kan udah lama suka sama Ciya." Sahut Yoli asal. Cepat-cepat dilahapnya siomai dihadapannya, dan mengunyah dengan lambat, alasan untuk menghindari cercaan selanjutnya.

Ciya yang emang gampang baper dan gampang GR diantara mereka langsung sumringah, "Eh, masa?"

Nema menepuk jidatnya, "Lo gak kapok kemarin di PHP in sama Deka?"

Untuk selanjutnya Yoli tidak menyimak temannya yang sibuk dengan obrolan mereka.

Tapi ia bisa melihat, tubuh jangkung Narya yang berbahu tegap nampak merosot.

Masa sih lo galau gue cuekin?

***

Kecuekan Yoli bukan tidak ada alasan. Ia amat merasa bersalah pada cowok ganteng nan manis itu. 

Ada suatu hal besar yang Yoli ketahui tentang Naja dan Lauren,  namun Yoli tidak punya cara lain untuk menjaga rahasia itu dari Narya, kecuali dengan menjauhi Narya. Ia takut tidak tega untuk menutupi.

Lebih baik ia menjauh, jadi kedua belah pihak bakal selamat. Yoli takut, jika Narya tau, Narya akan membenci Lauren, dan pasti berimbas juga pada Yoli.

Biarlah ia menjauh untuk sementara, sampai semuanya memiliki jalan keluar yang tepat.

"Kalo lo jalan sama adiknya Naja, kakak gak masalah, itu hak lo. Tapi rencana kakak bakal tetep jalan. Jangan harap ada cerita gagal-gagal."

"Tapi bukannya rencana kakak itu bahaya banget ya? Bukan cuma untuk  Kak Naja, tapi untuk semua orang juga, Kak!"

"Gue gak bodoh, adik tersayang. Lo diem aja. Oh, lo mau bocorin ke adeknya juga boleh!"

Me & Fat BurnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang