NAJA menutup hidungnya rapat-rapat. Pusing dan mual yang ia rasakan karena belum makan, bertambah parah dengan bau-bau yang telah bercampur didalam angkot. Ntah kenapa, hari ini angkot terasa lebih sesak dari biasanya.
Namun apa boleh buat, ini resiko yang dihadapi Naja. Kalo naik taksi, rugi besar dia. Ongkos taksi itu bisa dipake naik angkot 3 hari pulang pergi. Menghemat lebih baik kan?
Ntah dorongan apa yang tiba-tiba muncul, sejak tadi Naja selalu ingin menatap ke luar jendela belakang angkot. Naja merasa ada seseorang yang mengikutinya.
Apa iya Reja ngikutin gue?
Naja menggelengkan kepalanya. Reja bukanlah orang yang terlalu kurang kerjaan kayak gitu. Terlebih lagi ia tidak melihat motor Reja yang sangat ia kenal. Jadi impossible, impossible sekali.
***
Reja berulang kali mengucap nama Tuhan, dan berulang kali pula memaki setiap kendaraan yang menyalipnya. Jika biasanya Reja adalah pembalap bersama FU kesayangannya, maka kini ia seperti anak TK yang baru belajar naik sepeda.
Bukan lebay, bukan bohong. Tapi motor matic bukanlah satu dari banyak keahliannya. Bahkan jika ia sesekali nebeng motor Naja, ia bakal digoncengin Naja. Ntah karena apa, dirinya yang dulu diajari oleh Abinya memakai motor kopling model lama, terbiasa membawa motor jenis itu saja sampai sekarang.
Tapi hari ini, Reja nekat dan memberanikan diri hanya untuk memastikan sahabatnya selamat sampai tujuan.
Reja menarik remnya hingga berbunyi mendecit dan membuatnya nyaris saja terpelanting jika kakinya tidak lincah untuk menahan.
Angkot yang Naja tumpangi berhenti, di sebuah pasaraya.
Ngapain Naja kemari?
***
Reja mencari celah untuk menempatkan motornya pada tempat yang tempat untuk mengintip. Dilihatnya wajah pucat Naja saat gadis itu berjalan perlahan memasuki pasaraya tersebut. Reja berpikir akan kemungkinan bahwa Naja sedang membeli belanjaan titipan Mamanya.
Reja buru-buru memarkirkan motor. Dan mengikuti langkah Naja, dari jarak yang lumayan jauh dibelakang, tak lupa dengan helm yang masih melekat dikepalanya. Sebodo amat dikatain aneh, mah.
Naja berbelok ketempat khusus lapak sayuran, dan Naja berhenti tepat di tumpukan kentang.
Reja melihat Naja mulai memilih kentang, dan.. memasukkannya kedalam sebuah kantong kapasitas 5kg!
Buat apa Naja borongin kentang? Masa iya Naja mau jualan kentang goreng di warung padang Mama?
Naja mengisi kantong itu hingga nampak sarat dan tidak tersisa ruang lagi.
Setelah membayar Naja dengan susah payah mencoba mengangkat kentang itu sendirian.
Baiklah, Reja sudah tidak tahan melihat Naja yang kepayahan. Tanpa bisa ia tahan, langkah kakinya menuju ketempat Naja berada, spontan tanpa banyak pikir.
"Biar gue bantu!". Reja mengambil kantong kentang itu dengan paksa.
Naja belum selesai dengan keterkejutannya akan kemunculan Reja yang tiba-tiba, kala ia lihat Reja sudah berjalan didepannya dengan kantong kentang yang tadinya ia bawa.
"Lo tau darimana gue kesini? Terus ni helm siapa?". Naja memepeti Reja. Sambil menggetok-getok helm yang dipakai Reja.
"Gausah nanya! Pokoknya gue antar lo pulang!". Jawab Reja tegas. Naja akhirnya diam dan mengikuti Reja dengan patuh.
***
"Lo gak mau jelasin sesuatu gitu sama gue? Ga capek diem mulu?". Tanya Reja saat ia melihat Naja asyik mengaduk es kelapanya, tidak berniat berbicara sama sekali.
![](https://img.wattpad.com/cover/142199969-288-k700014.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Me & Fat Burner
Romanzi rosa / ChickLitIni kisah Naja yang berdiri diantara orang sempurna. Kakaknya yang perfect dan bekerja sebagai model, adik laki-lakinya yang tampan dan cool sebagai pemain basket kawakan. Masalah Naja hanya satu, ia gendut. Kelebihan berat badan. Dan membuatnya keb...