27. Tentang Hati

2.3K 275 6
                                    

KLAKSON dan makian pengemudi kendaraan lain tak Lauren hiraukan.

Harusnya Lauren masih ada di area kampus, di acara perkemahan fakultas Perhotelan yang ia urus, selaku panitia perkemahan dan anggota BEM kampus.

Tapi Lauren sudah kebut-kebutan dijalan menuju kantor Papa.

Fani, selaku asisten Papa-dan orang kepercayaan Lauren untuk mengintip aktivitas Papa dikantor, menelponnya dan memberitahukan suatu hal yang sangat..... MENGEJUTKAN!

Papanya yang ia sesali akan sifat terlalu baik hatinya itu, melakukan suatu hal yang berbalik dengan keinginannya.

Alih-alih minta ganti rugi kerugian atas kekacauan yang dibuat Naja itu, Papa malah menawarkan job model pada Naja.

Solusi macam apa itu?

Lauren mencengkram setirnya erat-erat, jika bisa ia lepaskan, maka setir itu akan terlepas dari tempatnya.

Papa benar-benar keterlaluan!

Gue harus protes!

Lauren menginjak pedal gas dalam-dalam, seolah menumpahkan segala emosi pada mesin tak bersalah yang ada digenggamannya.

***

Lauren mendesah kecewa saat ia sampai dan mendapati Papa sudah pulang lebih dulu. Setelah puas memarahi Fani yang tidak menelponnya saat Papa sudah pulang, Lauren cepat-cepat memacu mobilnya menuju kerumah.

Semua orang dan pengemudi dijalanan yang menghambat laju mobilnya ia maki dan klakson tanpa perasaan. 

Sesampainya dirumah dan memarkir mobilnya sembarangan, Lauren menerjang pintu depan rumah, suaranya bergema memanggil nama Papa berulang kali,  mata coklat keemasan miliknya bergerak liar mencari keberadaan Papa.

"Lo kenapa ngamuk-ngamuk?". Tanya Andra yang muncul dari dapur tiba-tiba.

Lauren yang hendak menaiki tangga mendecak sinis, "Sejak kapan lo mau tau urusan gue?".

"Gue gamau tau urusan lo, Kak. Gue cuma ga suka lo banting barang seenaknya. Apalagi itu... barang Papa." Andra sengaja menekankan kata barang Papa, berharap kakaknya itu sadar bahwa semua itu bukan miliknya.

"LO!". Lauren mendekat kearah Andra dan menunjuk wajah Andra lurus-lurus.

"Apa?". Ujar Andra menantang.

"Kalo ini barang Papa, lo gak berhak komentar apapun! Ngerti?". Desis Lauren.

"Gue bukan komentar. Gue ngejagain barang Papa. Lo belum bisa beli, udah berani banting-banting." Kata Andra santai. 

"Gue juga ga butuh pendapat lo."Lauren menolak bahu Andra hingga gadis itu mental sedikit kebelakang.

Lauren beranjak dan menaiki tangga, langkahnya terhenti ketika mendengar suara Andra, "Sampai kapan Kakak tetap seperti ini? Mana Kak Lauren yang dulu?".

"Gue bakal berubah kalo Mama hidup kembali!".

Lauren berbalik badan dan menyeka air matanya yang ia tahan sejak tadi.

Sementara Andra membiarkan airmatanya jatuh menuruni pipi nya yang mulus.


***


Narya menatap untaian tumblr lamp yang barusan ia pasang.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Me & Fat BurnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang