[Disappointed]

6.1K 493 91
                                    

Langit yang cerah menyambut pagi yang begitu ceria.

Masa liburan telah berakhir dan hari pertama untuk tahun ajaran baru sudah dimulai. Seluruh gedung sekolah yang ada di Korea Selatan sudah mulai di datangi puluhan siswa pagi ini. Mereka semua datang dengan penuh semangat. Mereka semua menyambut hari pertama dengan senyum yang merekah di wajah mereka. Hari pertama yang sangat indah.

Seperti biasanya, Jisung berjalan mengikuti irama yang terlantunkan melalui headset yang menyumpal telinganya. Sesekali ia nampak ikut bersenandung, wajahnya memancarkan aura yang positif. Senyum tipis juga bertengger di wajahnya. Ia terlihat sangat tampan dengan balutan seragam tahun kedua.

Jisung memperlambat langkahnya begitu melihat seorang namja yang berjalan pelan di depannya. Namja berambut pirang dengan sweater merah itu tampak sangat asing di mata Jisung. Ia seorang murid pindahan yang baru di tahun kedua ini.

"Felix!"

Namja berambut pirang itu membalikkan tubuhnya. Jisung ikut berbalik karena ia mengenali suara gadis lembut yang berteriak itu. Dan benar saja, gadis bersurai hitam panjang yang terkuncir itu adalah gadis yang sudah dikenali Jisung sejak ia kecil.

Gadis itu adalah gadis yang disukai oleh Jisung. Mungkin lebih tepat jika disebut dengan cinta pertamanya. Tapi ia tidak pernah bisa dekat dengan gadis yang memiliki nama lengkap Do (Y/n), karena Jisung tidak mempunyai keberanian lebih untuk mengenali gadis itu.

"Jadi kau benar-benar akan bersekolah disini?" tanya gadis itu dengan penuh semangat.

Namja pirang yang dipanggil dengan sebutan Felix itu mengangkat kedua bahunya, "Seperti yang terlihat."

"Jinjja? Aaaah, aku senang sekali bisa bersekolah denganmu."

"Seriously?"

"Setidaknya nilai Bahasa Inggrisku akan membaik jika kau disini."

"Kau ini..."

"Aw! Sakit, Felix!"

Jisung hanya memandangi (Y/n) yang meringis akibat Felix dalam diam. Detik selanjutnya, (Y/n) memeluk lengan kanan Felix dengan erat sembari menunjukkan senyum lebarnya. Mereka berdua terlihat sudah sangat dekat dan mengenal satu sama lain dengan sangat baik. Obrolan yang mengundang tawapun mengisi langkah keduanya ketika kembali melanjutkan perjalanan menuju kelas.

Hati Jisung mencelos. Entah kenapa ia merasakan sesuatu yang aneh dalam batinnya. Ia merasa kesal, kecewa dan beberapa perasaan lain yang membuat dadanya terasa sesak. Tapi semua perasaan itu berubah menjadi perasaan sedih. Ya, Jisung merasa sedih karena ia tidak pernah mempunyai keberanian untuk lebih dekat dengan gadis yang disukainya.

Padahal ia mempunyai peluang yang cukup banyak sejak kecil. Dia terlalu bodoh.

"Jisung!"

Namja itu sedikit tersentak ketika seseorang memanggil namanya dengan suara yang keras. Ia kembali menoleh ke belakang untuk melihat orang yang memanggilnya. Kali ini ia melihat dua temannya yang ada di sana. Satu dari mereka melambaikan tangan sembari berlari kecil mendekati Jisung. Sedangkan satu orang lagi hanya berjalan santai dengan satu buku catatan kesayangan yang tengah dibacanya.

Namja yang berlari kecil mendekati Jisung langsung merangkul pundak Jisung begitu cukup dekat. Hal itu membuat Jisung sedikit terhuyung.

"Hari pertama ini cukup cerah, ya? Sekolah kita terlihat sangat menyegarkan, apalagi banyak warna dan aroma baru, benarkan?"

"Majayo, tapi warna dan aroma baru itu masih terlalu polos. Jadi jangan menggoda mereka dengan wajahmu, ya?" balas Jisung sembari merangkul pundak temannya itu.

[Stray Kids IMAGINE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang