[Last Night]

6.9K 550 104
                                    

Minho berbaring di lantai dengan keringat yang mengucur di seluruh tubuhnya.

Sudah lebih dari lima jam dia berada di practice room, mencari koreografi baru untuk comeback-nya beberapa waktu kedepan. Dia harus mencari gerakan yang sesuai dengan lagu, mempertahankan konsep awal grupnya dan yang pasti tidak menyusahkan member lainnya.

Dia tidak mau ada yang terberatkan dengan koreografi yang nanti dia ciptakannya. Itu sebabnya ia sangat detail di setiap pemilihan gerakan.

"Minho-ya!"

Namja itu tersentak ketika kau tiba-tiba muncul di hadapannya. Kau tertawa keras begitu melihat ekspresi Minho yang teramat lucu bagimu.

"Hya! Kau ingin membunuhku, eoh?! Kalau kau selalu melakukan hal seperti itu, kesehatan jantungku akan benar-benar terganggu. Aku masih terlalu tampan untuk mati diusia muda, tahu."

Tawamu berubah menjadi dengusan pelan, "Mian-mian, aku 'kan hanya bercanda."

Minho merespon ucapanmu dengan decakan kecil. Iapun berjalan menuju sudut ruangan dan meneguk air mineral yang sejak tadi bertengger di sana. Kau hanya memperhatikan gerak-geriknya sembari menyandarkan tubuhmu di dinding kaca.

Beberapa detik kemudian, kau mengedarkan pandanganmu keseluruh penjuru practice room. Seluruh dinding yang berlapis kaca tampak sangat berembun. Hal itu seolah-olah memberitahumu kalau Minho sudah berjuang keras untuk comeback-nya.

"(Y/n), kau mau apa sampai datang kesini?" tanya Minho yang masih berdiri di tempatnya.

Kau menegakkan tubuhmu dan menghampirinya, "Aku mau mie dingin. Itu pasti akan terasa sangat enak ketika dinikmati setelah seharian bekerja keras."

"Kau tidak bisa memakannya."

"Kalau begitu kau saja yang makan. Aku akan menemanimu makan. Lagipula yang seharian bekerja keras itukan kau, jadi kau harus memakannya. Kau boleh memakan bagianku, kok."

Minho menggeleng-gelengkan kepalanya tidak percaya, "Bagianmu darimana, aku juga tidak akan memesankannya untukmu." Ucapnya yang kemudian pergi meninggalkanmu.

Kau mengerucutkan bibirmu melihat tingkah Minho yang sangat ketus itu. Kaupun segera menyusul Minho yang sudah berada di dalam lift.

Selama dalam perjalan ke kedai mie, kau terus bercerita dan mengajak Minho bicara. Dia meresponmu, tapi entah kenapa responnya membuatmu sangat kesal. Dia benar-benar sangat ketus. Dia hanya membalas semua ucapanmu dengan kata-kata yang singkat.

Rasanya, kau ingin sekali meraup wajahnya itu.

Beberapa menit kemudian, kalian berdua sampai di sebuah kedai mie yang tidak terlalu ramai. Dan tak lama setelah Minho memesan, mie dingin itu sampai di meja. Mie itu tampak sangat menggoda di cuaca yang cukup terik ini.

Kau memangku dagumu dengan kedua tanganmu dan memperhatikan Minho yang menikmati mie dinginnya. Kau tidak melepaskan senyum tipismu barang sedetikpun. Sejak dulu kau sangat senang ketika melihat Minho makan.

"Minho-ya, apa setelah ini kau mau menemaniku ke taman bermain? Aku sudah lama sekali tidak pergi kesana."

Minho menatapmu sekilas sebelum akhirnya kembali fokus pada mie dihadapannya, "Untuk apa?"

"Kenapa kau bertanya, tentu saja untuk bermain. Jebal, Minho-ya."

"Iya-iya aku temani."

"Jinjja?"

"Hmm."

Kau hampir saja berjingkrak kegirangan ketika Minho meresponmu dengan baik. Sudah lama sekali kau dan Minho tidak pergi ke taman bermain bersama. Apalagi dia menjadi sangat sibuk setelah debutnya bersama Stray Kids Maret tahun ini.

[Stray Kids IMAGINE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang