[Diary Art 2]

2.8K 266 63
                                    

Spin off Diary Art - Seo Changbin

Recommendation : 4 O'Clock - BTS RM & V

×××

"Usia Ahn (Y/n) sudah tidak lama lagi,"

Mendengar ucapan Dokter Kim, aku yang masih terbaring lemah di sebuah ranjangㅡyang kuyakini berada di salah satu bangsal rumah sakitㅡmemutuskan kembali memejamkan mataku. Aku membiarkan empat orang yang ada di ruangan sama denganku tetap menganggapku belum sadarkan diri.

Aku ingin mendengar kalimat Dokter Kim yang sempat menggantung di udara. Aku ingin tahu bagaimana nasib teman baik yang sudah sejak usia lima tahun menemaniku. Dan aku sudah siap dengan jawaban terburuk yang akan Dokter Kim katakan tentangnya.

"Sel kankernya sudah menyebar kesebagian besar jaringan otaknya. (Y/n) tidak mungkin bertahan lama dengan kanker ganas di kepalanya itu. Kemungkinan dia hanya akan bertahan sampai..." Kudengar Dokter Kim menghela napasnya berat. Jika perkiraanku tidak salah, maka beliau tengah memandangiku dengan tatapan menyedihkan. "... akhir musim semi ini."

"S-seolma..."

Kuremat selimut yang membalut tubuhku. Seharusnya aku sudah siap mendengar kalimat itu. Mengingat bahwa kematian memang begitu dekat denganku. Sangat dekat, seperti sel kanker yang sejak usia lima tahun menjadi satu-satunya teman yang tidak pernah meninggalkanku dan membunuhku secara perlahan tapi pasti.

Tapi ternyata aku masih merasa terpukul. Aku masih merasa sesak ketika mendengar kalimat yang selalu terdengar dalam tidurku kini menjadi nyata. Aku masih merasa sakit setelah kalimat itu seakan memberitahuku bahwa kematian sudah ada di depan pintu ruangan. Hanya tinggal menunggu kapan perintah Tuhan untuk mencabut nyawaku diturunkan.

"Katakan bahwa apa yang kau katakan bohong, Dokter Kim! Katakan bahwa anakku masih bisa bertahan lebih lama dari itu!"

Aku tidak bisa untuk tidak menangis mendengar teriakan Eomma-ku yang begitu putus asa dan tidak terima dengan semua kenyataan yang diucapkan Dokter Kim. Beliau menuntut Dokter Kim untuk mengatakan sesuatu yang lebih baik dari itu. Tapi nyatanya dokter yang sejak usia lima tahun merawatku tak bisa mengatakan apapun. Meski pahit, itulah kenyataan yang harus Dokter Kim sampaikan.

Eomma-ku kini hanya bisa menangis, sementara Appa-ku memohon pada Dokter Kim untuk menyelamatkanku bagaimanapun caranya. Kuketahui bahwa Appa-ku sampai berlutut dihadapan Dokter Kim, dia rela menyerahkan segalanya hanya agar aku bisa sembuh. Tapi lagi-lagi Dokter Kim tak dapat mengabulkannya. Karena tidak ada satupun cara agar akuㅡputri bungsu mereka bisa sembuh.

Sel kanker di kepalaku terlalu kuat. Kecuali jika Tuhan berbelas kasih dan memberiku satu dari banyak keajaiban-Nya, mungkin aku bisa bertahan lebih lama.

GREP! Dapat kurasakan tanganku tengah digenggam erat. Lalu tak lama tanganku ditarik dan kecup berkali-kali. Bulir air hangat yang jatuh ke tanganku serta isak tangis yang terdengar sangat jelas membuatku tahu bahwa itu semua ulah Hyejin-eonnie. Satu-satunya saudara tertua yang kumiliki.

Satu-satunya kakak perempuan yang selalu ada disampingku. Yang merawatku sepenuh hati. Yang memberiku banyak cinta dan kasih sayang. Yang mengajariku banyak hal yang tidak bisa kudapatkan seorang diri. Yang selalu ingin aku bahagia. Yang tidak pernah jijik jika aku harus muntah dihadapannya atau bahkan mengenai pakaiannya. Yang tahu bagaimana sakit dan menderitanya aku selama ini.

Dan satu-satunya orang yang tidak pernah lelah memohon pada Tuhan untuk menyelamatkanku setiap hela napasnya.

"Kumohon bertahan sebentar lagi, adikku... Aku berjanji akan mengabulkan semua keinginanmu dan membuatmu bahagia disisa-sisa waktumu asal kau bertahan sekarang. Kumohon... Kumohon jangan pergi terlalu cepat..."

[Stray Kids IMAGINE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang