[STAY Don't Stray]

4.1K 386 79
                                    

STAY Version : 03

×××

Senyummu merekah begitu wanita paruh baya di depanmu nampak menikmati makanannya dengan lahap.

Wanita yang duduk di atas kursi roda itu menikmati sup panas yang kau siapkan pagi-pagi sekali dengan wajah bahagianya. Wajah wanita itu sudah jauh lebih segar dari hari sebelumnya, suhu tubuhnya pun sudah mendekati normal. Sebentar lagi beliau pasti akan sembuh. Dan hal itu membuatmu mendesah lega.

Sudah lebih dari tiga bulan kau merawat wanita itu dengan sepenuh hati. Kau selalu menemaninya, memasak untuknya, membersihkan rumahnya, dan melakukan apapun yang bisa membantunya. Karena kau sudah mengenalnya sejak lama dan jarak rumahnya dengan rumahmu yang tak terlalu jauh, kau merasa memiliki kewajiban untuk merawatnya ketika sakit.

"Bagaimana supnya, Ajhumma? Apa Ajhumma menyukainya?" Tanyamu yang sedari tadi hanya memandangi wanita itu dengan memangku kepalamu di atas tangan.

Wanita itu mengangkat kepalanya dan memberikan senyum lebarnya padamu, "Kau memang sangat pandai memasak. Semua makanan buatan mu sangatlah enak. Aku selalu menyukainya, (Y/n)."

"Syukurlah, aku sangat senang mendengarnya."

Tangan wanita itu bergerak mengusap pucuk kepalamu, "Gomapta, (Y/n)-ah. Terima kasih karena kau sudah mau merawatku selama ini. Aku berhutang banyak padamu."

"Ani, Ajhumma. Aku malah senang bisa merawatmu. Anggap saja ini adalah balas budiku karena Ajhumma sudah pernah membantu keluargaku dulu."

"Kau benar-benar anak yang baik."

"Eomma dan Appa yang merawatku hingga aku bisa tumbuh dengan begitu baik. Itu sebabnya aku sangat bersyukur bisa mendapatkan mereka." Ucapmu penuh dengan kebanggaan.

Berbeda denganmu, senyum wanita yang ada di atas kursi roda itu memudar. Pandangannya berubah ke lantai dan tangannya turun ke bawah dengan perasaan bersalah yang menyelimuti hatinya. Dia menyesali perbuatannya beberapa bulan yang lalu. Dia meruntuki dirinya sendiri atas keputusan yang pernah keluar dari mulutnya beberapa bulan yang lalu.

Dia sadar jika dia bersalah.

"A-ajhumma..." Panggilmu pelan begitu merasakan perubahan atmosfer di meja makan.

Wanita itu menarik ujung bibirnya, dia tersenyum. Namun bukan senyum sesungguhnya, dia terlihat begitu miris.

"Berarti aku bukanlah ibu yang baik," Ucapnya yang kemudian meneteskan airmata. "Anakku bahkan sudah enggan untuk sekedar melihat wajahku. Aku ibu yang jahat. Aku tidak bisa merawat anakku sendiri dengan baik. Aku terlalu bodoh! Aku terlalu egois."

Hatimu mencelos. Entah kenapa saat ini kau yang merasa bersalah. Apalagi Nyonya Seo sudah mulai terisak di tempatnya. Isakan yang terdengar begitu lirih dan menyayat hati. Luka yang selalu berusaha ia tutup kini terbuka kembali.

Kau pun segera beranjak dari dudukmu dan mendekati Nyonya Seo. Kau berlutut di hadapan wanita paruh baya itu dan memutar kursi rodanya untuk menghadapmu. Kau menarik beberapa lembar tisu di atas meja dan menghapus airmata Nyonya Seo, meski itu sia-sia karena Nyonya Seo terus menangis.

"Ani, Ajhumma. Kau ibu yang baik, sangat-sangat baik. Changbin hanya perlu waktu lebih lama untuk bisa menemui Ajhumma kembali. Ajhumma jangan khawatir, Changbin pasti akan pulang dalam waktu cepat."

Nyonya Seo menatapmu, masih dengan matanya yang terus mengeluarkan air asin yang membasahi pipinya. Dia memelukmu dengan erat, mengusap lembut rambutmu dan mencium pucuk kepalamu dengan penuh kasih sayang. Kau hanya bisa membalas pelukannya dan membiarkan Nyonya Seo melakukan apapun yang ia mau.

[Stray Kids IMAGINE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang