[Second Sacrifice]

4.2K 483 58
                                    

Udara segar menyambutmu begitu roda pada kursi hitam yang tengah kau duduki tiba di halaman rumah sakit.

Matamu berbinar saking senangnya bersamaan dengan lengkungan manis pada bibirmu. Di depanmu, rerumputan hijau dengan bunga warna-warni tampak melambai-lambai mengikuti hembusan angin. Pemandangan sederhana itu begitu luar biasa bagimu.

Tentu saja, tiga minggu setelah bencana yang tiba-tiba terjadi itu kau mengalami koma dan hari-hari berat di ambang kematian. Beruntungnya, kau masih diijinkan untuk hidup meski kau mengalami kelumpuhan sementara pada kakimu. Dan sudah lebih dari dua bulan kau terkurung di ruangan putih dengan aroma obat-obatan yang menyengat.

Ini adalah hari pertamamu keluar dari kamar inap dan menikmati udara segar. Udara yang sejak lama tidak pernah kau rasakan belakangan ini.

"Apa yang kau inginkan sekarang, (Y/n)?"

Kau terhenyak begitu suara Chan menggetarkan telingamu. Kau menoleh ke arah Chan dan menunjuk benda putih yang ada di belakangnya. "Mendengarkan suara Oppa." Pintamu.

Chan menghela napas kemudian menggeleng pelan dengan senyum tipis yang terulas di wajahnya. Ia sudah menduga hal ini beberapa waktu lalu. Ia tahu kau akan memintanya untuk bernyanyi sejak kau memohon untuk membawa gitar kesayanganmu itu.

"Untung saja aku sudah menyiapkan satu lagu untukmu."

Kau mengangkat kedua alismu tidak percaya begitu Chan duduk di salah satu kursi yang ada di sana dan mulai memainkan gitar.

"Lagu apa?" tanyamu penasaran.

Chan memperjelas lengkungan pada bibirnya mendengar pertanyaanmu. Dia menatapmu sembari berkata, "You're the reasons. Aku mendengarkannya akhir-akhir ini, kuharap kau juga akan menyukainya."

Kau terdiam beberapa saat mendengar penuturan Chan. Pikiranmu terbelah selama beberapoa waktu. Kau tahu jika Chan bukanlah orang yang mempunyai banyak waktu, dia orang yang sangat sibuk. Sangat sulit mendapatkan waktu luang darinya. Tapi entah kenapa dia selalu mempunyai waktu untuk menemanimu.

Bahkan Chan adalah orang yang selama ini setia menemanimu. Sepanjang hari kau mengalami koma, Chan seoranglah yang setiap malamnya tidak tidur dan terus mengajakmu bicara. Banyak hal yang ia ceritakan ketika kau tertidur. Dia terus menggenggam tanganmu dan memohon pada Tuhan agar kau segera bangun.

Maka bukan hal yang aneh jika orang yang pertama kali kau lihat setelah tidur panjangmu adalah Bang Chan. Karena hanya ia yang selalu ada di dekatmu selama ini.

Hal itu pun kembali menyadarkanmu tentang satu hal. Kau ingat jika Chan memiliki perasaan lebih padamu. Dan perasaan itu menjadi lebih besar seiring berjalannya waktu.

'Sadarlah (Y/n)! Chan-oppa ada di depanmu sekarang!' batinmu yang membuyarkan semua lamunanmu. Kau pun kembali memfokuskan dirimu kepada Chan yang mulai mengeluarkan suara merdunya.

Satu demi satu kata yang indah mulai terucap dari mulutnya. Begitu tenang dan mendamaikan. Chan menyanyikannya dengan hati yang tulus hingga lagu tersebut juga sampai ke dalam hatimu. Kau bahkan bisa tahu pesan apa yang ingin Chan sampaikan padamu.

Kau benar-benar mengerti begitu Chan sampai pada lirik yang membuatmu tidak bisa berkutik sama sekali, bahkan untuk sekedar mengedipkan matamu.

[If I could turn back the clock

I'd make sure the light defeated the dark

I'd spend every hour, of every day

[Stray Kids IMAGINE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang