[Sacrifice]

6.3K 536 210
                                    

Kau membenarkan pita pada kotak biru tua yang ada di tanganmu.

Setelahnya, kau memunculkan kepalamu di sebuah dinding pembatas dan memperhatikan lorong yang ada di hadapanmu. Kau memincingkan matamu guna memperjelas penglihatanmu untuk mencari seseorang. Tapi hingga lorong itu kosong, orang yang sedaritadi kau tunggu tak kunjung terlihat.

Kau menghela napas berat dan duduk di lantai dengan punggungmu yang bersandar pada dinding. Kau sangat yakin jika orang itu masih ada di sana dan sebentar lagi ia akan datang.

Tap! Tap! Tap!

Kau mengangkat kepalamu kemudian kembali mengintip begitu suara derap langkah menggema di lorong tersebut. Benar saja, seorang namja bersurai hitam legam tengah berjalan di lorong itu dengan fokus yang mengarah pada ponselnya.

Kaupun segera berdiri dan merapikan seragam juga kotak yang kau bawa. Kau menarik napas dalam, mengumpulkan semua tekad dan kepercayadirianmu seperti biasanya.

'Kali ini aku pasti bisa!' batinmu sebelum melangkah maju ke lorong itu. Kau berjalan tak terlalu cepat dan berhenti begitu langkahmu sudah terhitung sembilan kali. Kau berdiam di tengah lorong yang secara ukuran tidak terlalu lebar.

Menyadari hal tersebut, namja itu segera menghentikan langkahnya. Ia mengalihkan pandangan dari ponselnya dan menatapmu yang tengah tersenyum lebar dengan wajah tanpa ekspresi, datar.

Kau menyodorkan kotak biru tua yang sedari tadi ada di pelukanmu padanya, "Cukhaeyo... Aku sangat senang begitu tahu tim sepakbolamu berhasil membawa kemenangan, Hyunjin-ah. Terimalah ini sebagai ucapan selamat dariku. Kuharap kau bisa melanjutkan prestasi tim sepakbola sekolah kita untuk kedepannya. Aku yakin kau bisa melakukannya!"

Namja bernama Hyunjin itu menatap benda yang kau bawa beberapa saat sebelum pada akhirnya kembali melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti dan berucap pelan tepat di telingamu, "Aku tidak membutuhkannya."

Lengannya yang besar menabrak lengan kananmu dengan kasar begitu ia melangkah lebih jauh. Disaat yang bersamaan, kotak yang kau pegang terjatuh ke lantai hingga semua barang yang ada di dalamnya berserakkan.

Hyunjin menoleh mendengar suara dentuman keras dari benda yang jatuh itu. Satu tarikan pada ujung bibir kanannya serta decihan yang meremehkan dengan jelas terdengar dari tempatmu. Saat itu Hyunjin benar-benar menunjukkan kesombongannya yang teramat besar.

"Tch, hanya barang-barang tidak berguna. Benar-benar sampah."

Kau hanya bisa menatap Hyunjin dalam diam ketika mendengar perkataannya yang lagi-lagi menyayat hatimu. Kau tidak melepaskan pandanganmu dari Hyunjin hingga ia menghilang di ujung lorong. Kau sesegera mungkin membuang napas setelah kepergiannya. Kau memejamkan matamu, berusaha untuk menjernihkan hati dan pikiranmu serta mendamaikannya.

Ini bukan kali pertama bagimu ditolak oleh Hyunjin seperti itu. Kau sudah sangat sering merasakannya. Bahkan ucapan-ucapan kasar dan kejam seperti tadi sudah tidak asing lagi di telingamu. Mungkin lebih tepatnya, kau selalu ditolak dan diperlakukan kasar oleh Hyunjin.

Entah apa alasannya, Hyunjin selalu bersikap seperti itu pada semua wanita yang berusaha mendekatinya. Hyunjin memiliki rahasia besar dalam hidupnya yang tidak diketahui oleh siapapun di dunia ini. Rahasia itulah yang membentuk sikap dan perilakunya.

Tapi kau percaya dan yakin, suatu saat nanti Hyunjin akan sadar dan melihat keberadaanmu. Itu sebabnya kau selalu berusaha dan tidak pernah menyerah untuk mendekati Hyunjin. Minimal sampai Hyunjin dapat mengingat namamu dan menyebutnya sekali saja.

Kau kembali membuka matamu dan melihat barang-barang yang berserakan di lantai. Kau segera berjongkok dan merapikan barang-barang yang beberapa bagiannya merupakan krim hangat juga plester yang sengaja kau siapkan. Tujuannya agar dapat menghindari Hyunjin dari cedera selama masa pelatihan untuk pertandingan musim depan.

[Stray Kids IMAGINE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang