[Fairy Dream]

5.4K 544 63
                                    

Kau membanting pintu kamarmu dengan kasar hingga semua orang yang ada di dalam rumah tersentak.

Suara keras dari pintu kamarmu bahkan sukses membuat pertengkaran yang terjadi di dalam rumah ikut terhenti. Kau melempar tasmu asal dan menjatuhkan tubuhmu ke atas ranjang. Kau sudah tidak bisa mengendalikan amarahmu kali ini.

Kau sudah muak dengan kehidupanmu yang akhir-akhir dihadapi berbagai masalah yang tiada habisnya. Di rumah, kedua orangtuamu terus bertengkar dan kakakmu sama sekali tidak melakukan apapun. Di sekolah kau terus menerus dimarahi oleh gurumu karena tidak pernah bisa konsentrasi ketika pembelajaran berlangsung. Pikiranmu sangat kacau, belum lagi tugas-tugas dengan deadline pendek yang membuatmu semakin tidak karuan.

Tidak hanya itu, kenyataan bahwa kekasihmu bermain hati dibelakang dengan sahabatmu sendiri membuat kepala dan pikiranmu semakin kacau. Kau benar-benar tidak pernah berpikir kekasih dan sahabatmu bisa setega itu. Terlebih ketika mereka berciuman di depan matamu.

Kau mengutuk kedua orang itu dari hati yang paling dalam.

Kau mendudukkan tubuhmu di atas ranjang kemudian memeluk lututmu sendiri dengan erat. Kau menyembunyikan wajahmu disana dan terus menangis. Isakan tangismu terdengar begitu lirih dan mengharukan. Tapi sayang, tidak ada satupun orang yang mendengar atau bahkan peduli padamu sekarang.

Baik kekasih, sahabat, orangtua, bahkan kakak yang pernah sangat dekat denganmu. Rasanya begitu menyakitkan.

"Uljima..."

Tangisanmu mereda begitu suara lembut menyapu telingamu. Beberapa saat setelahnya kau mempererat pelukan pada lututmu dan kembali menangis ketika sadar suara itu hanyalah ilusi yang muncul disaat-saat menyedihkan seperti ini.

Mengenaskan memang. Padahal kau tengah butuh seseorang yang bisa memberikan pelukan hangat yang menguatkanmu, tapi hanya sebuah ilusi yang bisa menemani ketika menghadapi titik-titik terendah dalam hidupmu.

Grep! "(Y/n)-ah, uljima..."

Tubuhmu membeku begitu merasakan kehangatan yang berasal dari sebuah pelukan. Pelukan yang diberikan oleh seseorang yang bertubuh lebih besar darimu. Orang itu memelukmu erat dan mengusap kepalamu dengan lembut hingga ketenangan langsung mengerubuni tubuhmu.

"Jangan lagi menangis, (Y/n). Aku ada disini sekarang."

Kau tidak mengetahui pemilik suara merdu itu, tapi entah kenapa kau merasa dekat dan telah mengenalnya lama. Kau bahkan membalas pelukannya dan menangis hingga airmatamu membasahi pundaknya tanpa sedikitpun merasa bersalah.

Orang yang memelukmu mengangkat satu tangannya kemudian diayunkan ke udara hingga serbuk-serbuk bercahaya keluar dan mengikuti pola yang dibuatnya.

Detik selanjutnya hatimu benar-benar menjadi begitu lega dan tenang. Tangismu bahkan ikut berhenti. Tidak ada lagi sebulir air asin yang lolos dari kelenjar airmatamu. Kesedihan dan kekacauan pada kepalamupun hilang begitu saja.

Kedua tangan orang itu berpindah ke pundakmu dan melepaskan pelukannya. Ia mensejajarkan wajahnya dengan wajahmu dan menyeka bekas aliran airmata yang sedari tadi membasahi wajahmu.

"Wajahmu tetap cantik meski kau menangis. Tapi ketahuilah, kau jauh lebih cantik ketika tersenyum. Jadi jangan pernah menangis lagi, (Y/n)."

"Siapa kau?" tanyamu dengan kedua alis yang saling bertautan. Kau benar-benar tidak mengenali namja berkulit putih dengan pakaian badut yang tidak membuatnya menjadi buruk. Pakaian dan topi yang didominasi warna merah, hitam, putih dan beberapa detail berwarna kuning dengan bola-bola ditiap ujung pakaian serta topi merah berukuran kecil justru membuat namja itu menjadi sangat tampan.

[Stray Kids IMAGINE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang