[Everything, for You!]

8.3K 657 138
                                    

Setelah menghabiskan sarapan mu, kau bangkit dari kursi dan berjalan menuju dapur untuk mencuci piring.

"Mau berangkat bersama tidak?" tanya Mingyu, Oppa-mu yang mengekor di belakangmu dan menaruh piringnya di wastafel juga.

Kau mendengus melihat Mingyu beranjak begitu saja tanpa mencuci piringnya. Dengan terpaksa, kau mencucikan piring yang tadi dipakai oleh Oppa-mu itu. "Ish, bukannya cuci sendiri!"

"Tadi aku sudah memasak. Sekarang tugasmu yang mencuci." Mingyu menjulurkan lidahnya, membuat kau semakin kesal padanya.

"Aku tidak mau berangkat dengan mu. Kau menyebalkan!"

Kau berjalan melewatinya lalu mengambil tas mu yang ada di sofa. Namun belum sempat kau mengambilnya, Oppa-mu itu telah mengambilnya lebih dulu. Saat kau mau mengambil dari nya, dengan sengaja ia meninggikan tasmu agar kau tidak bisa menggapainya.

Kau menghela napas kasar, kau tau kau tidak akan bisa mengambilnya, karena dia sangat tinggi.

"Bilang saja kau mau berangkat bersama kekasih mu, si Changbin itu, ya 'kan?" Mingyu menaik turunkan alisnya, berusaha menggoda mu.

"Iya, memangnya kenapa? Kau tidak suka?" tanya mu dengan sinis, mengisyaratkan kau yang benar- benar kesal dengannya.

Mingyu terkekeh mendengar nada sinis mu. Ia mengelus pelan puncak rambut mu. Berusaha meredakan rasa kesal mu padanya. Karena biasanya, jika ia melakukan hal itu kau akan langsung manja dan menurut dengannya.

Tapi sayangnya, itu tidak berfungsi. Mood mu sedang tidak baik hari ini. Entah kenapa. Kau juga tidak tahu.

Mingyu melempar tasmu dan langsung ditangkap oleh mu dengan sigap. Ia melangkah masuk ke dalam mobilnya.

"Kalau begitu aku berangkat duluan. Jangan lupa kunci pintu nya. Kau 'kan pelupa dan juga ceroboh."

Kau hanya berdehem membalas ucapan Oppa-mu itu. Bahkan kau tidak melambaikan tangan saat ia mulai meninggalkan pekarangan rumah dengan mobilnya.

Didalam mobil, Mingyu hanya menggelengkan kepalanya. Ia mengecek tanggal yang ada di layar ponselnya, kemudian tertawa. Sepertinya, ia tahu kenapa kau bersikap judes kepadanya.

Beberapa menit kemudian setelah Mingyu-Oppa pergi, Changbin belum juga datang. Tidak biasanya ia terlambat. Karena ia pasti akan menjemputmu tepat pukul enam pagi dengan sepeda motornya.

Tapi sekarang jam sudah menunjukkan pukul enam lewat lima belas menit.

Tiba-tiba saja ponsel mu berdering. Sebuah panggilan masuk dari Changbin. Dengan cepat kau menggeser tombol hijau pada layar ponsel mu.

'Halo, (Y/n)'

"Changbin-ah, kau dimana? Aku sudah menunggu selama lima belas menit, tapi kau belum datang juga. Jam berapa kau akan datang? Kita akan terlambat kalau kau belum datang juga."

'M-mianhe, (Y/n)-ah. Kau berangkat duluan saja. Aku tidak bisa berangkat bersama mu, karena-"

"Kenapa kau tidak bilang dari tadi?! Aku kan bisa berangkat bersama Mingyu-Oppa kalau begitu!"

Kau langsung mematikan sambungan dengan sepihak tanpa mendengarkan penjelasan Changbin. Mata mu melirik jam yang ada di pergelangan tangan kiri mu.

'06:20'

"Aku akan terlambat. 10 menit lagi bel masuk akan berbunyi. Ah, dasar Changbin menyebalkan. Lihat saja, aku tidak mau berbicara dengan mu nanti!"

[Stray Kids IMAGINE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang