[A Lie]

9.3K 708 244
                                    

Kau berjalan dengan cepat melewati ratusan orang yang ada di hadapanmu.

Sebisa mungkin kau menahan isakanmu agar tidak ada orang yang tahu kalau kau sedang menangis sekarang ini. Kau terus menyembunyikan wajahmu dibalik surai hitammu yang teruntai panjang, guna menyembunyikan airmatamu.

"(Y/n)!"

Kau semakin mempercepat langkahmu begitu suara namja yang sejak tadi mengejarmu terdengar semakin jelas.

"(Y/n), kumohon berhenti! Aku tahu pasti ada kesalahpahaman, dan kita harus membereskan semuanya. Kumohon beri aku waktu untuk meluruskan apa yang menjadi keputusanmu sekarang ini."

Namja itu sudah kehilangan akalnya. Berani sekali dia muncul di tempat umum tanpa menggunakan penutup wajah sedikitpun. Kalau ada orang yang mengenalinya, sudah pasti artikel besok pagi akan dipenuhi dengan namanya.

Set! Plak!

Kau menepis tangan namja yang berusaha untuk menghentikan langkahmu. Saat itu kau membalikkan tubuhmu dan menatapnya dengan penuh kebencian. Disaat yang bersamaan, kau melihat matanya yang sayu, yang menyiratkan kalau dirinya dipenuhi rasa ketidaktahuan dan rasa penyelesalan.

Di mata itu pula kau melihat hati yang begitu tersakiti.

"Tidak ada yang perlu dijelaskan lagi. Bagiku semua itu sudah lebih dari cukup. Jadi berhentilah mengikutiku. Urus urusanmu sendiri dan jangan ikut campur urusanku. Karena semuanya sudah berakhir."

Namja itu menggelengkan kepalanya kuat, "Tidak. Bagiku semuanya masih belum jelas, kau tidak boleh kabur begitu saja. Dan aku tidak mau semuanya berakhir. Kumohon kita luruskan semuanya."

"Terserah!"

Setelah mengucapkannya, kau langsung melanjutkan langkahmu. Kali ini langkahmu lebih cepat dari sebelumnya. Kau bahkan langsung berlari begitu mengetahui kalau namja itu terus menyamakan langkahmu.

Kau mengutuk dirimu sendiri atas apa yang menjadi pilihanmu saat ini. Tapi kau tidak bisa mengembalikannya seperti semula. Karena kalau kau melakukan hal itu, kau akan jauh lebih menyesalinya.

Tap... Tap... Tap!

"Hiks... Hiks..."

Langkahmu terhenti tepat dibawah lampu jalan yang memancarkan sinar kekuningan di jalanan yang sepi. Kakimu sudah tidak sanggup lagi untuk berlari. Dan kau juga sudah tidak sanggup lagi menahan isakan tangismu.

Namja yang sejak tadi mengikutimupun ikut menghentikan langkahnya. Dia merapatkan matanya menahan rasa sakit yang menghujam hatinya ketika isakan tangismu terdengar jelas masuk kedalam telinganya. Dia bahkan tidak sanggup lagi menahan airmatanya.

"(Y/n), kumohon hentikan semua ini. Kumohon jangan lari dariku lagi. Aku tidak ingin semuanya berakhir. Aku mau kita menjadi seperti dulu, menjalani semuanya dengan bahagia. Aku tidak sanggup jika harus berpisah denganmu. Aku tidak ingin hubungan kita menja-" "HAN JISUNG, GEUMANHAE!"

Teriakanmu benar-benar mampu menghentikan ucapan namja yang memiliki nama lengkap Han Jisung atau yang sudah di kena dunia dengan sebutan Han itu.

Kau berusaha menormalkan pernapasanmu yang sedikit tersendat karena menangis.

"Sudah kubilang berhentilah mengikutiku! Kita sudah tidak memiliki hubungan lagi, jadi urus saja urusan kita masing-masing. Aku sudah lelah dengan semuanya. Kumohon biarkan aku bahagia... Jangan muncul lagi dihadapanku... Jangan masuk ke kehidupanku lagi...Jebal, Jisung-ah..."

[Stray Kids IMAGINE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang