🎐MAGENTA | 9🎐

60.9K 3.3K 32
                                    

Magenta berdiri bersandar di pintu mobil berwarna hitam yang ia bawa saat ini sambil sesekali melirik kearah jam tangan atau membetulkan dasi hitam yang melengkapi penampilannya malam ini.

Magenta berdiri bersandar di pintu mobil berwarna hitam yang ia bawa saat ini sambil sesekali melirik kearah jam tangan atau membetulkan dasi hitam yang melengkapi penampilannya malam ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Anggap aja bersandar di mobil gaess😅]

Cowok itu mendengus ketika Magika tak kunjung juga keluar dari rumahnya. Memang dasar perempuan, diajak janjian sam sekian baru datang berjam jam setelahnya. Entah kapan tabiat semacam itu akan hilang.

Pandangan Magenta seketika teralih ke pagar hitam yang ada di hadapannya. Pagar itu terbuka, dan langsung menampakkan sosok Magika di hadapannya. Magenta tertegun, ia tidak menyangka jika Magika bisa berubah secantik putri seperti ini.

 Magenta tertegun, ia tidak menyangka jika Magika bisa berubah secantik putri seperti ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Genta! Sorry gue buat lo nunggu lama."

Magenta hanya berdeham menanggapinya, pandangannya kemudian jatuh ke kaki Magika. Ia bukannya tengah memastikan gadis dihadapannya ini manusia atau bukan, tapi Magenta cukup di buat salfok oleh apa yang gadis itu kenakan sebagai alas kaki.

Dengan baju, riasan wajah, dan juga rambut yang se sempurna itu Magenta jadi heran kenapa pula Magika harus memilih sandal jepit berwarna pink dengan motif hello kity? Memangnya dia tidak punya alas kaki lain?

Oh ayolah, ini adalah pesta. Apakah Magika merasa bahwa sandal itu cukup pantas untuk di bawa ke dalam pesta? Jika melihat bagaimana kondisi ekonomi keluarga Magika, Magenta yakin Magika pasti memiliki yang jauh lebih baik daripada ini.

"Gen, Lo liatin apa sih?" tanya Magika dengan raut wajah bingung.

"Harus banget gitu pake sendal jepit?" Magenta mengangkat sebelah alisnya.

Magika menatap alas kakinya, lalu gadis itu tersenyum sambil menggaruk belakang kepalanya. "Nanti disana ganti kok, nih gue bawa sepatu." Magika mengangkat sebuah bungkusan berwarna merah yang ia genggam di tangan kanannya.

"Yaudah, buruan masuk. Kita udah telat."

Sepanjang perjalanan keadaan hening menyelimuti. Baik Magenta maupun Magika terdiam dan berkutat dengan pikirannya masing-masing. Mungkin Magenta sengaja tidak mengajak Magika berbicara dengan alasan ia ingin fokus menyetir.

MAGENTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang