Magika bersandar di tembok sambil jongkok, ia kesal bukan main karena rencananya harus gagal seperti ini. Ketika ia mendongakan kepalanya, ia dibuat mendelik karena Magenta, Jo, dan Vino kompak memandangi nya dengan tatapan yang tidak bisa Magika pahami.
"Ngapain Lo lo semua ngeliatin gue gitu?!" sungut Magika dengan mata melotot.
"Gak usah alay deh, yang harusnya kaya gitu tuh kita. Bayangin ya, hilang duit berapa berapa banyak kita gara-gara camping sialan itu," ucap Vino dengan wajah kesal.
"Dia mah udah alay dari zigot, susah bahkan mustahil kalo disuruh buat gak alay," sahut Jo dengan tampang tengil menyebalkan nya.
Magika yang kesal saat itu juga langsung mensleding cowok sipit itu tanpa aba-aba, lalu setelahnya gadis brrambut panjang itu tertawa terpingkal pingkal melihat bagaimana wajah Jo memerah antara menahan malu dan menahan sakit.
"Wah, lo kok mainannya Fisik sih Gi sama gue!" Jo berdiri sambil menyingsingkan bajunya. Magika sudah melemparkan genderang perang kepadanya dengan tiba-tiba di sleding seperti tadi.
Jo maju mendekat ke arah Magika, cowok bermata minimalis tersebut meraih kerah baju Magika lalu ditariknya supaya gadis itu bisa.berdiri meski jelas tidak sejajar. Jo harus menunduk untuk menatap wajah gadis itu yang kelihatan begitu ketakutan saat ini.
"Lo...... Lo.... Mau ngapain?" Magika benar-benar ketakutan saat ini. Ia jadi menyesali tindakan spontanya barusan.
Jo mengangkat tangannya yang terkepal dengan senyuman jahat. "Lo mau di tonjok bagian mana? Tangan gue udah lama gak nonjok orang nih." Alis Jo sebelah terangkat.
"Lo seriusan mau nonjok gue?" tanya Magika dan jawaban yang didapatkan adalah berupa anggukan kepala dari cowok di hadapannya itu.
Pandangan Magika lantas tertuju pada Vino dan Magenta yang kompak bersender di tiang penyangga dengan tangan yang terlipat di dada. Diam dan tidak melakukan apa-apa.
"Eh, tolongin gue dong mas. Woy!" ucap Magika panik.
"Lanjutkan ma bro!" jawab Magenta dan Vino secara bersamaan. Semua adegan ini, semua kata-kata mereka seakan sudah terancang dengan baik sebelumnya.
Magika meneguk salivanya susah payah, gadis itu lantas memejamkan matanya ketika melihat tangan Jo yang terkepal sudah mendekati wajahnya. Ia sudah pasrah akan keadaan.
Bukannya sebuah tonjokkan yang Jo berikan melainkan sebuah sentilan di kening Magika yang cowok itu berikan. "Nakal sama gue sekali lagi, gue tonjok beneran lo!" ucap Jo lalu ia pergi beranjak dari sana bersama ke dua sahabatnya meninggalkan Magika yang meringis kesakitan.
[BEBERAPA BAB TELAH DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PROSES PENERBITAN, BUAT YANG MAU BACA LEBIH LENGKAP BISA IIKUTAN PRE ORDERNYA TANGGAL 24 SEPTEMBER, ATAU BELI NOVELNYA. TERIMAKASIH SUDAH MAU MEMBACA CERITA INI❤]
KAMU SEDANG MEMBACA
MAGENTA
Teen Fiction#1 FiksiRemaja 16 Agustus 2019 Magenta Ardhiyasa. Pentolan Band The Rythm dengan suara dan tampang yang sama-sama mempesona. Siapa yang tidak mengenalnya? Seisi SMA Andalas mengenalnya, bahkan banyak yang menjadikannya sebagai ikon Pacar idaman. Dib...