Now Playing
Shawn Mendes-Lost In Japan
Semesta seakan tidak bersahabat dengannya hari ini.
Di saat seharusnya ia cepat sampai rumah untuk menghindari kemarahan papanya. Magika justru kini terjebak di jalan sepi yang gelap bersama Magenta dengan motor yang mogok.
Entah apa dosa yang diperbuatnya hingga ia ditimpa musibah seperti ini.
Sejauh mata memandang, tidak ada sama sekali bengkel yang tertangkap indera penglihatannya. Jangankan bengkel, rumah warga pun tidak ada, hanya lampu temaram yang menghiasi jalanan sepi ini.
"Lagian kenapa lo harus ambil jalan ini sih Gen? Kaya gak ada jalan lain aja."
"Lo itu gak pake helm, emang lo mau bayarin gue kalau sampe ditilang polisi?" ucap Magenta sambil terus mendorong motornya.
"Tadi kata lo polisi udah gak ada yang kerja jam segini."
"Emang. Kecuali polisi yang emang lagi butuh duit dan nyari sasaran pengendara buat ditilang."
"Terus gue harus gimana sekarang? Bisa kena amuk bokap gue kalo begini caranya."
Entah apa yang terjadi saat ia pulang ke rumah nanti. Papanya kalau sudah marah tidak pernah tanggung-tanggung. Magika ingat dulu ia juga pernah pulang larut malam sewaktu SMP, lalu saat pulang ia dimarahi habis habisan dan keesokan harinya ia dikurung di kamar seharian.
Magika tentu tidak ingin kejadian serupa kembali terjadi. Sudah cukup sekali saja ia merasakannya.
"Pesen ojek online aja sana," saran Magenta.
"Kalau aja ada sinyal, gue udah pesen dari tadi kali," jawab Magika. Sinyal di sini begitu buruk, pesan yang ia kirim ke mamanya saja sedari tadi masih jamkot. Alias pending. Lagi pula nih ya, Magika juga gak yakin driver ojol bakalan nerima orderan dari tempat antah berantah seperti ini.
"Yaudah sih nikmatin aja Gi, kapanlagi lo bakalan jalan berduaan sama gue nempuh berkilo-kilo meter."
Magika mendelik kesal kearah Magenta. "Satu hal yang gak akan pernah mau gue nikmatin adalah ocehan bokap gue. Ah bisa kaya pagelaran wayang ini. Semalem suntuk gak bakal kelar," ucap Magika sambil mengacak kesal rambutnya.
Kasihan juga Magika, ia kelihatannya begitu tekanan batin memikirkan Papanya yang mungkin saja jauh lebih killer dari apa yang Magenta bayangkan.
Namun apa boleh buat, ia tidak bisa melakukan apapun untuk membantu. Ponselnya yang lowbet membuat ia tidak bisa memesankan ojol untuk Magika atau bahkan mencari bala bantuan.
Magika yang mulai frustasi akibat memikirkan Papanya sekaligus akibat kakinya yang sudah terasa tak bertenaga lagi untuk dipakai berjalan sampai menemukan bengkel terdekat akhirnya memilih untuk duduk di jalanan sepi tersebut sambil menangkup wajahnya sendiri. Ia benar-benar setres saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAGENTA
Подростковая литература#1 FiksiRemaja 16 Agustus 2019 Magenta Ardhiyasa. Pentolan Band The Rythm dengan suara dan tampang yang sama-sama mempesona. Siapa yang tidak mengenalnya? Seisi SMA Andalas mengenalnya, bahkan banyak yang menjadikannya sebagai ikon Pacar idaman. Dib...