🎐MAGENTA | 62🎐

52.4K 3K 280
                                    

Sumpah bab ini panjang banget!!

2087 kata, rekor bab terpanjang sejauh ini!!
.
.
.
H-1 ENDING!!
.
.
.

Bab ending bakal segitu panjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab ending bakal segitu panjang.

Ramein, kalo mau update cepet. Kalau gak rame, yaudah harus rela aja update nya sabtu depan wkwkw

🎐🎐🎐

"Lo ke mana kemarin hah?" tanya Olla tiba-tiba penuh selidik, Magika yang tengah mengunyah kerupuk mendadak memperlambat kunyahannya. Dia menelannya lalu meminum segelas air putih yang tersedia di meja.

"Gue sakit kan," jawab Magika.

"Halah bohong," tukas olla cepat.

Magika mengerenyitkan dahinya, dalam benaknya ia bertanya dari mana Olla bisa tahu dirinya berbohong? Apa jangan-jangan Olla melihatnya bersama Magenta kemarin.

"Enggak kok beneran, gue emang sakit kema--" ucapan Magika terpotong kala Olla menyodorkan ponselnya yang menampakan room chat milik Olla.

"--kalau gitu, ini apa? Hm?" Olla mengangkat dagunya.

Tante Mala

Olla, tante minta tolong
pinjemin Gika uang ya,
dia lupa bawa uang jajan
tadi buru-buru soalnya.

Oke siap tante.

Magika menggaruk-garuk belakang kepalanya sambil nyengir, memamerkan sederet giginya. Skak mat, kebohongannya terbongkar sudah. Untung saja Olla tidak berbicara macam-macam, kalau sampai itu terjadi bisa panjang kan urusannya.

"Lo bolos ya kemarin? Ngaku deh," ucap Olla, dan Magika masih setia nyengir kuda sebagai respon. Tanpa berbicarapun Olla sudah tahu apa jawabannya hanya dari melihat gestur yang ditunjukkan oleh Magika.

"Lo bolos Gi?" tanya Dani yang baru saja tiba dengan semangkuk bubur ayam di tangannya, dia duduk di sebelah Olla, tepat di hadapan Magika.

"Iya..... Gue bolos," jawab Magika, "tapi please jangan diaduin ke mama ya, nanti ribet urusannya," pinta Magika lengkap disertai dengan puppy eyes-nya. Berharap Dani dan Olla bersedia untuk menuruti permintaannya.

"Cabut ke mana lo?" Dani bertanya sambil mengaduk buburnya.

"Ke daerah Bogor, latihan gitar gue di sana," jawab Magika.

Dani dan Olla sama-sama mengerutkan dahinya, mereka sama-sama heran kenapa juga Magika harus rela-rela bolos hanya untuk latihan gitar, apalagi ini sampai jauh-jauh ke Bogor.

"Siapa yang ngelatih lo, dan kenapa sampai harus ke bogor segala?" tanya Dani penuh selidik.

"Magenta," jawab Magika.

Satu nama yang membuat baik Dani terkejut dibuatnya. Rasanya baru seminggu yang lalu Magika berkata sudah enggan bersama cowok itu lagi, lantas kenapa sekarang dia justru sudah kembali bersama Magenta?

"Udah baikan sama dia nih ceritanya?" Olla tersenyum menggoda sambil menarik turunkan alisnya.

Magika tersenyum tipis, dia mengendikan bahunya. "Ya gitu."

"Gue bener-bener gak ngerti ya sama lo Gi. Apa sih yang lo liat dari Magenta sebenernya? Kalau lo memandang dia cuma karena ganteng aja, masih banyak cowok di luaran sana yang lebih ganteng dari dia." Dani menjeda ucapannya dengan helaan napas. "Lo lupa seberapa besar rasa sakit yang dia beri untuk lo? Dan lo semudah ini maafin dia?" Dani menggelengkan kepalanya sambil tersenyum miring. "Jalan pikiran lo aneh tahu nggak!"

"Udah selesai nge-djuge gue nya?" tanya Magika dengan wajah datar. "Gue tahu, dia pernah nyakitin gue. Tapi bukan berarti dia gak berhak untuk dapat kesempatan ke dua."

"Gue gak peduli. Intinya gue gak suka sama sekali lo deket sama Magenta lagi." Dani berujar tegas.

"Lo suka sama Magika Dan?" tanya Olla. Melihat reaksi Dani, melihat bagaimana Dani begitu tidak suka dengan kedekatan Magenta dan Magika kembali membuat Olla berpikir bahwa besar kemungkinan Dani menyukai Magika.

"Gue hanya menganggap Magika sahabat," balas Dani.

Dani berdecak, selalu saja begini. Apa di mata orang lain kepeduliannya terhadap Magika begitu berlebihan, sehingga selalu saja disalah artikan. Selalu saja orang mengira bahwa ia menyukai Magika lebih dari sahabat.

Padahal semua perhatiannya semua kepeduliannya pada Magika memang benar-benar murni sebagai sahabat. Dia sudah terlalu lama bersahabat dengan Magika, dia sudah menganggap Magika sebagai saudaranya sendiri. Jadi apakah salah jika Dani menginginkan Magika mendapatkan yang terbaik? Apakah salah jika Dani menginginkan Magika menjauh dari orang-orang yang berpotensi menyakitinya?

"Gue cuma mau kalian sebagai sahabat gue bahagia. Gue seperti ini karena gue mengharapkan sahabat gue mendapatkan yang terbaik," ucap Dani kembali.

"Tapi terbaik versi lo belum tentu terbaik bagi gue Dan," sanggah Magika.

[BEBERAPA BAB TELAH DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PROSES PENERBITAN, BUAT YANG MAU BACA LEBIH LENGKAP BISA IIKUTAN PRE ORDERNYA TANGGAL 24 SEPTEMBER, ATAU BELI NOVELNYA. TERIMAKASIH SUDAH MAU MEMBACA CERITA INI❤]



🎐

Bisa cari di youtube dengan keyword GentaGika untuk video tentang cerita ini. :)

Jadi bagaimana perasaannya setelah baca cerita ini??

Habis ini ending, ekspektasinya untuk ending apa??

Cuma mau ngingetin, hari ini feelnya manis, belum tentu setelah ini manis juga, tapi bisa jadi manis atau justru nangis :) ah tungguin aja okeee...

Follow IG
Nrftriana59

30 Maret 2019

Nana

MAGENTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang