Rendy : Surprise menanti lo hari ini (:
Setelah menerima dan membaca pesan itu Magika menjadi benar-benar waspada hari ini, ia tidak ingin kejadian kemarin terulang kembali.
Rendy tak mungkin akan memberinya surprise yang baik, tentu saja. Setelah apa yang terjadi Magika rasa cowok itu kemungkinan akan semakin nekat jika Magika tidak segera membuka kartunya.
Selepas bel istirahat berbunyi, Magika segera bergegas meninggalkan kelas. Ia harus segera menyerahkan bukti rekaman yang ia miliki ke pihak sekolah. Hal seperti ini tidak boleh terus berlanjut, mau jadi apa generasi bangsa ini jika murid murid nya se tipe dengan mereka mereka itu.
Magika melangkahkan kakinya melintasi koridor sekolah yang begitu ramai dipenuhi oleh siswa-siswa lain. Langkahnya tiba-tiba saja berhenti ketika telinganya menangkap suara sirine.
Suaranya dari arah halaman sekolah, Magika langsung menuju ke sumber suara. Ia cukup penasaran dengan sumber suara itu. Ketika ia sampai di sana sudah banyak siswa yang berkumpul. Mungkin mereka sama penasarannya dengan Magika.
Sebuah mobil polisi terparkir rapi di halaman sekolah. Dahi Magika mengerenyit, kenapa bisa sampai ada mobil polisi di sekolahnya?
"Ada apa sih?" tanya Magika pada salah satu siswi yang kebetulan berdiri tepat di sebelahnya.
Jawaban yang Magika terima hanya berupa gelengan kepala. Dan ketika Magika bertanya pada yang lainnya, jawaban mereka juga sama. Magika memutuskan untuk diam di sana lebih lama lagi untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.
Suasana bertambah ramai ketika tiba-tiba saja dua orang polisi keluar datang dari arah gedung IPA dengan seorang siswa. Magika tidak dapat melihat siswa itu, karena terlalu ramai. Ia mencoba berjinjit namun percuma. Ia tidak dapat melihat siapa siswa SMA Andalas yang diciduk oleh polisi.
Polisi tersebut semakin mendekat, dan Magika semakin tidak sabar melihat siapa orang itu. Mulutnya terbuka lebar ketika Magika melihat siapa yang ternyata dibawa oleh polisi tersebut.
Shock melihatnya tentu saja, kakinya seakan lemas dan tak bertenaga. Magika masih belum bisa mempercayai apa yang di lihatnya. Magika berlari membelah kerumunan, mendekat kearah polisi tersebut.
Air mata lolos begitu saja meluncur dari pelupuk matanya ketika melihat cowok itu dengan tangan terborgol. Mukanya terlihat seakan pasrah dengan keadaan, ia tidak melakukan perlawanan sedikitpun sepertinya.
"Pak, ini ada apa? Kenapa dia ditangkap?" tanya Magika sembari mencoba menghadang langkah polisi tersebut.
"Dia ditangkap atas tuduhan penganiayaan terhadap saudara Rendy," jawab salah satu polisi.
"Pak, dia gak salah. Magenta gak salah!" ucap Magika setengah berteriak. Ia tentu tidak bisa menerima begitu saja Magenta ditangkap karena alasan yang sebenarnya tidak benar.
"Genta! Kenapa lo diem aja sih? Lo bilang dong kalau Lo gak salah!" ucap Magika pada Magenta.
Magenta tidak menjawab ucapan dari Magika, bahkan cowok itu sama sekali tidak menatapnya. Detik selanjutnya, Magenta dibawa masuk ke dalam mobil polisi tersebut.
Magika memegang keningnya yang terasa berdenyut. Ia tidak mengerti kenapa Magenta diam saja padahal jelas dia tidak bersalah. Kenapa dia diam seakan akan dia tersangkanya?
"Ini surprise yang gue janjikan. Gimana? Indah bukan?"
Magika menyeka air matanya lalu ia menatap sinis kearah Rendy yang berdiri di sebelahnya dengan tangan yang terlipat di dada dan juga ekspresi wajah yang sangat menyebalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAGENTA
Ficção Adolescente#1 FiksiRemaja 16 Agustus 2019 Magenta Ardhiyasa. Pentolan Band The Rythm dengan suara dan tampang yang sama-sama mempesona. Siapa yang tidak mengenalnya? Seisi SMA Andalas mengenalnya, bahkan banyak yang menjadikannya sebagai ikon Pacar idaman. Dib...